Terungkap, Iran Pasok Rusia dengan Drone Canggih Jarak Jauh
loading...
A
A
A
Para pejabat AS telah mengindikasikan bahwa mereka yakin Israel termotivasi oleh masalah keamanan nasionalnya sendiri, dan tidak berusaha ikut campur dalam perang Ukraina.
Pengiriman drone terbaru Iran diyakini telah dioperasikan di Ukraina pada 20 November. Lebih banyak pesanan kemungkinan diajukan sebelum dugaan serangan Israel, yang dipahami telah menyebabkan kerusakan signifikan pada pembuatan sistem senjata paling canggih Iran, termasuk rudal dan drone yang dipandu dengan presisi.
Korps Garda Revolusi (IRGC) Iran telah berada di garis depan dari ikatan yang berkembang, dengan para pemimpin senior, Khalil Mohammadzadeh, Suleiman Hamidi dan Ali Shamkhani, memainkan peran sentral dalam ekspor drone ke Rusia.
Sumber-sumber Iran yang dikutip The Guardian, termasuk mereka yang memiliki pengetahuan langsung tentang penjualan drone, kemampuan mereka, dan spesifikasi pembuatannya.
Drone Mohajer-6 yang diterima Rusia pada November dapat tetap mengudara selama enam jam dan beroperasi dengan tenaga listrik. Mereka dapat membawa bom 40kg dan berisi sistem pencitraan dan penargetan presisi tinggi.
Sedangkan drone Shahed-129 membawa muatan 60kg lebih berat, tetapi dapat tetap mengudara hanya selama empat jam, sedangkan Shahed-191 dapat terbang selama lima jam, membawa bom 70kg. Keduanya dilaporkan terbang menggunakan mesin yang dimodifikasi, aslinya dibuat di Jerman.
Sumber-sumber tersebut mengatakan kemampuan drone Iran untuk mengalahkan sistem jamming sangat dihargai oleh Rusia.
Pengiriman drone terbaru Iran diyakini telah dioperasikan di Ukraina pada 20 November. Lebih banyak pesanan kemungkinan diajukan sebelum dugaan serangan Israel, yang dipahami telah menyebabkan kerusakan signifikan pada pembuatan sistem senjata paling canggih Iran, termasuk rudal dan drone yang dipandu dengan presisi.
Korps Garda Revolusi (IRGC) Iran telah berada di garis depan dari ikatan yang berkembang, dengan para pemimpin senior, Khalil Mohammadzadeh, Suleiman Hamidi dan Ali Shamkhani, memainkan peran sentral dalam ekspor drone ke Rusia.
Sumber-sumber Iran yang dikutip The Guardian, termasuk mereka yang memiliki pengetahuan langsung tentang penjualan drone, kemampuan mereka, dan spesifikasi pembuatannya.
Drone Mohajer-6 yang diterima Rusia pada November dapat tetap mengudara selama enam jam dan beroperasi dengan tenaga listrik. Mereka dapat membawa bom 40kg dan berisi sistem pencitraan dan penargetan presisi tinggi.
Sedangkan drone Shahed-129 membawa muatan 60kg lebih berat, tetapi dapat tetap mengudara hanya selama empat jam, sedangkan Shahed-191 dapat terbang selama lima jam, membawa bom 70kg. Keduanya dilaporkan terbang menggunakan mesin yang dimodifikasi, aslinya dibuat di Jerman.
Sumber-sumber tersebut mengatakan kemampuan drone Iran untuk mengalahkan sistem jamming sangat dihargai oleh Rusia.
(min)