Senator AS soal Balon Mata-mata: China Dipermalukan, Mereka Ketahuan Bohong
loading...
A
A
A
Menurut Gedung Putih, keputusan untuk menembak jatuh objek tersebut diambil setelah ada panggilan telepon antara Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Kanada Trudeau.
Dalam wawancara lain CNN, Anggota Kongres dari Partai Republik Mike Turner—yang menjabat Ketua Komite Intelijen Parlemen—mengatakan episode baru-baru ini telah menggarisbawahi kebutuhan Washington untuk memiliki sistem radar yang memadai.
“Kami tentu tidak memiliki sistem pertahanan rudal terintegrasi. Kami harus mulai melihat wilayah udara Amerika Serikat sebagai salah satu yang perlu kami pertahankan dan kami perlu memiliki sensor yang tepat untuk melakukannya,” katanya.
"Ini menunjukkan beberapa masalah dan celah yang kami miliki. Kami perlu mengisinya sesegera mungkin karena kami yakin sekarang ada ancaman," kata Turner.
Menurut pengamatannya, AS sekarang perlu menyatakan akan mempertahankan wilayah udaranya, yang tentu saja akan sulit bagi pemerintahan yang kesulitan mengendalikan kedaulatan darat untuk mendeklarasikan kedaulatan udara.
"Tapi kita perlu melakukannya," katanya.
Turner mengatakan itu tentu perkembangan baru, di mana baru-baru ini China begitu agresif melanggar wilayah udara negara lain, dan melakukannya untuk niat yang jelas untuk memata-matai dengan peralatan canggih.
"Skala balon ini dan teknologi yang digunakan China untuk memata-matai AS belum pernah terjadi sebelumnya. Tidak ada negara lain yang memiliki hal seperti ini dan tidak ada negara lain yang mencobanya," kata Turner.
“Tapi yang pasti, ada hal-hal yang datang dan pergi dari wilayah udara kami yang kami lacak, yang kami coba tentukan apakah itu akan menjadi ancaman yang tidak naik ke tingkat balon mata-mata China yang sangat besar dan canggih," imbuh Turner.
China membantah balon itu—yang pertama kali memasuki wilayah udara AS pada 28 Januari—digunakan untuk tujuan mata-mata, dengan mengatakan itu adalah perangkat cuaca yang kesasar ke wilayah AS.
Dalam wawancara lain CNN, Anggota Kongres dari Partai Republik Mike Turner—yang menjabat Ketua Komite Intelijen Parlemen—mengatakan episode baru-baru ini telah menggarisbawahi kebutuhan Washington untuk memiliki sistem radar yang memadai.
“Kami tentu tidak memiliki sistem pertahanan rudal terintegrasi. Kami harus mulai melihat wilayah udara Amerika Serikat sebagai salah satu yang perlu kami pertahankan dan kami perlu memiliki sensor yang tepat untuk melakukannya,” katanya.
"Ini menunjukkan beberapa masalah dan celah yang kami miliki. Kami perlu mengisinya sesegera mungkin karena kami yakin sekarang ada ancaman," kata Turner.
Menurut pengamatannya, AS sekarang perlu menyatakan akan mempertahankan wilayah udaranya, yang tentu saja akan sulit bagi pemerintahan yang kesulitan mengendalikan kedaulatan darat untuk mendeklarasikan kedaulatan udara.
"Tapi kita perlu melakukannya," katanya.
Turner mengatakan itu tentu perkembangan baru, di mana baru-baru ini China begitu agresif melanggar wilayah udara negara lain, dan melakukannya untuk niat yang jelas untuk memata-matai dengan peralatan canggih.
"Skala balon ini dan teknologi yang digunakan China untuk memata-matai AS belum pernah terjadi sebelumnya. Tidak ada negara lain yang memiliki hal seperti ini dan tidak ada negara lain yang mencobanya," kata Turner.
“Tapi yang pasti, ada hal-hal yang datang dan pergi dari wilayah udara kami yang kami lacak, yang kami coba tentukan apakah itu akan menjadi ancaman yang tidak naik ke tingkat balon mata-mata China yang sangat besar dan canggih," imbuh Turner.
China membantah balon itu—yang pertama kali memasuki wilayah udara AS pada 28 Januari—digunakan untuk tujuan mata-mata, dengan mengatakan itu adalah perangkat cuaca yang kesasar ke wilayah AS.