Biden Banjir Teriakan Anggota Kongres Saat Pidato Kenegaraan, Ini Daftarnya

Rabu, 08 Februari 2023 - 16:27 WIB
loading...
Biden Banjir Teriakan Anggota Kongres Saat Pidato Kenegaraan, Ini Daftarnya
Anggota DPR Republik Marjorie Taylor Greene meneriaki pidato Presiden AS Joe Biden di Kongres. Foto/twitter
A A A
WASHINGTON - Pidato kenegaraan tahunan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Selasa malam (7/2/2023) memicu teriakan dan cemoohan dari sejumlah anggota parlemen Partai Republik.

Anggota Kongres Republik marah meskipun Ketua DPR Kevin McCarthy sebelumnya memperingatkan agar tidak mengganggu presiden AS.



Pidato Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dilakukan selama 72 menit di gedung Kongres. Dia berfokus pada kebijakan dalam dan luar negeri AS. Pidato itu disampaikan ketika peringkat persetujuan publik terhadap Biden berada di dekat level terendah kepresidenannya.

Berikut ini teriakan-teriakan yang dilontarkan anggota parlemen Republik.

1. Pembohong

Anggota DPR Republik Marjorie Taylor Greene tampaknya memimpin orang-orang yang berteriak selama pidato Presiden AS (POTUS).

Dia berdiri untuk berteriak "pembohong" ketika sesama anggota parlemen menyindir Biden atas pernyataannya bahwa beberapa orang di Republik ingin memotong Jaminan Sosial dan Perawatan Kesehatan.

“Alih-alih membuat orang kaya membayar bagian mereka yang adil, beberapa Republikan, beberapa Republikan menginginkan Jaminan Sosial dan Medicare dihentikan. Saya tidak mengatakan itu mayoritas,” ujar Biden.

Ini diikuti ejekan dan cemoohan dari anggota Partai Republik yang hadir, dengan banyak yang berteriak "tidak" dan beberapa berteriak "pembohong".

Greene, pada bagiannya, men-tweet, "Joe Biden berbohong kepada Rakyat Amerika," saat POTUS terus menyampaikan pidatonya.

2. Tutup Perbatasan

Greene juga menyela ketika presiden menekankan perlunya mengekang kematian akibat opioid dan fentanil di AS.

Dia kemudian berteriak, “Tutup perbatasan. Itu datang dari China,” sesuatu yang dengan cepat digaungkan anggota parlemen Republik lainnya yang berteriak, “Itu salahmu,” dengan anggukan kepada Biden.

Pada tahun 2021, sekitar 90% dari 80.000 kematian terkait opioid di AS melibatkan fentanil, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.

Sebagian besar fentanil ilegal diselundupkan ke AS melintasi perbatasan selatan, dengan rekor 14.000 pon obat yang disita pada tahun fiskal 2022.

3. China Memata-matai Kita

Dan Greene-lah yang berteriak saat Biden menyebut balon China yang ditembak jatuh AS Sabtu lalu. Ketika Biden menyebut Beijing, Greene berteriak, "China memata-matai kita."

Meskipun Washington mengklaim balon tak berawak itu digunakan untuk tujuan spionase, China bersikeras benda itu adalah pesawat sipil yang terlibat dalam penelitian ilmiah yang tertiup angin kencang.

4. Anda Masukkan Mereka

Anggota DPR dari Partai Republik Lauren Boebert menolak keras Biden ketika dia sedang mendiskusikan berapa banyak pasukan Amerika yang ditempatkan di Irak dan Afghanistan yang menderita kanker akibat paparan asap beracun dari lubang bakar besar.

“Kanker yang akan menempatkan mereka di peti mati terbungkus bendera. Saya tahu …,” ujar Biden, yang diikuti dengan teriakan Boebert, “Anda memasukkannya, 13 di antaranya!”

Dia tampaknya merujuk pada 13 tentara Amerika yang tewas dalam serangan bom di Kabul ketika AS menarik pasukan dari Afghanistan pada Agustus 2021.

Biden tidak menyebutkan keluarnya militer AS dari negara itu secara kacau selama pidatonya.

Pidato kenegaraan kedua presiden ke-46, yang secara khusus berpusat pada masalah-masalah domestik yang mendesak, disampaikan di tengah anjloknya peringkat persetujuan Biden.

Jajak pendapat Gallup baru-baru ini mengungkapkan hanya sepertiga orang Amerika yang puas dengan kebijakan yang dibuat Biden dan terkait dengan banyak masalah sensitif, termasuk keadaan ekonomi, undang-undang senjata, dan kebijakan tentang aborsi.

Orang Amerika juga tidak puas dengan kualitas pendidikan publik serta upaya pemerintah mengendalikan kejahatan dan memerangi kemiskinan dan tunawisma.

Format Pidato Baru?

Sementara itu, outlet media AS melaporkan selama bertahun-tahun, pembantu presiden telah berusaha "mengguncang" format pidato kenegaraan.

"Mereka telah mempertimbangkan menariknya keluar dari Capitol dan memindahkannya ke negara bagian penting, mempersingkatnya menjadi dua pertiga atau hanya berpegang pada satu tema," ungkap media AS tersebut mengklaim, menambahkan, "Kelembaman akan selalu bertahan."
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1208 seconds (0.1#10.140)