AS Tembak Jatuh Balon China dengan Jet Siluman F-22 Itu Konyol, Beijing Mungkin Tertawa

Senin, 06 Februari 2023 - 07:24 WIB
loading...
AS Tembak Jatuh Balon China dengan Jet Siluman F-22 Itu Konyol, Beijing Mungkin Tertawa
Aksi Amerika Serikat menembak jatuh balon mata-mata China dengan jet tempur siluman F-22 Raptor dianggap konyol dan mungkin membuat Beijing tertawa. Foto/Aviation Geek Club
A A A
WASHINGTON - Aksi Amerika Serikat (AS) menembak jatuh balon udara China di atas South Carolina dengan jet tempur siluman F-22 Raptor menuai kritik. Respons seperti itu dianggap konyol dan mungkin membuat Beijing tertawa.

Pentagon menyimpulkan balon udara raksasa China yang ditembak jatuh pada hari Sabtu pekan lalu adalah balon mata-mata. Namun Beijing menegaskan perangkat itu hanyalah balon penelitian meteorologi yang melayang keluar jalur atau kesasar.

Mantan analis Departemen Pertahanan AS yang berubah menjadi whistleblower anti-perang dan aktivis, Karen Kwiatkowski, mengatakan belum jelas klaim Washington atau Beijing yang benar, namun insiden itu jelas memberi Washington dalih yang diperlukan untuk menyulut histeria anti-China di tengah "pergeseran tektonik" yang disaksikan dalam tatanan geopolitik dan ekonomi global.



“Satu-satunya alasan untuk menembak jatuh balon setelah benar-benar melintasi benua AS adalah untuk memastikan dengan tepat apa yang dibawa balon tersebut sebelum keluar dari zona eksklusi 200 mil laut. Jika kami mendengar tentang analisis apa pun dari Pentagon nanti, ini dapat digunakan untuk menginformasikan atau mempropagandakan tindakan atau kelambanan pemerintahan Joe Biden," kata Kwiatkowski kepada Sputnik, Senin (6/2/2023).

“Jika balon tersebut merupakan ancaman yang sah, dan tampaknya ini bukan pertama kalinya balon semacam itu melayang ke sini, maka pemerintahan Biden jelas gagal bereaksi untuk membela AS," ujarnya.

"Lebih mungkin mereka tahu itu bukan ancaman tetapi seperti yang diamati oleh warga sipil Amerika di lapangan, secara teknis menjadi UFO [objek terbang tak dikenal], mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan, dan akhirnya bertindak dengan cara yang dapat dijelaskan, meskipun lemah," lanjut pensiunan Letnan Kolonel Angkatan Udara AS ini.

Dia menyayangkan respons militer Amerika yang repot-repot mengerahkan jet tempur siluman generasi kelima.

“Respons China mungkin terkekeh [tertawa kecil], atau membantu memberi tahu pemerintah China tentang kemampuan pertahanan udara AS, atau keduanya," paparnya.

"Jelas, jika ditentukan bahwa [AS] terlambat menembak jatuh balon cuaca dengan jet tempur generasi kelima, dengan rudal udara-ke-udara Sidewinder, itu memberi makan narasi global militer AS sebagai penghasut perang yang berorientasi ofensif, dan agak konyol," imbuh Kwiatkowski.



Apa pun itu, lanjut pensiunan perwira AS tersebut, reaksi berlebihan Washington pasti akan menginformasikan persepsi Beijing tentang kemampuan pertahanan udara AS, serta persepsi tentang kepemimpinan AS secara umum.

“Dari sudut pandang China, seluruh peristiwa ditangani dengan lemah, dan menurut saya mengungkapkan kekosongan kepemimpinan dan kebingungan AS, dan kondisi ini akan menginformasikan hubungan China dengan AS, dan strategi jangka panjang mereka dalam berurusan dengan Washington. Saya tidak melihat bagaimana [Washington] DC dapat diperlakukan secara serius oleh pemerintah China, terlepas dari militer AS yang besar dan berorientasi ofensif dan kebijakan AS untuk serangan nuklir pertama," papar Kwiatkowski.

Para pejabat Pentagon sebelumnya mengungkap bahwa balon udara raksasa China itu sempat terbang di atas situs senjata nuklir Amerika di Montana.

Rebecca Grant, presiden dari IRIS Independent Research, juga mengkritik respons lamban Pentagon dan Presiden Biden terhadap balon raksasa China yang terbang di atas daratan Amerika Serikat.

"Bagi saya, sepertinya China mengejek pemerintahan Biden dengan penerbangan balon mata-mata yang konyol ini," tulis Grant dalam artikel opini di Fox News.

"Atau, mungkin militer China baru saja mengacau dengan mengirimkan balon mata-mata marshmallow raksasa yang berkeliaran beberapa hari sebelum kunjungan Menteri Luar Negeri Antony Blinken yang telah lama dinantikan ke Beijing," lanjut Grant.

Menurutnya, kedua alternatif itu menakutkan. "Dan bagaimanapun, balon mata-mata China adalah tamparan nyata," imbuh Grant.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1441 seconds (0.1#10.140)