AS Tembak Jatuh Balon Mata-mata China: Diperkirakan Seukuran 3 Bus, Bisa untuk Serangan Nuklir
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) , dengan jet tempur siluman F-22 Raptor, telah menembak jatuh balon mata-mata China yang sempat melayang di situs senjata nuklir Amerika di Montana. Analis memperkirakan balon itu seukuran tiga bus dan dilengkapi teknologi canggih sebagai platform untuk serangan nuklir rahasia.
Penggunaan balon untuk melakukan misi mata-mata sudah ada sejak Perang Dingin tetapi sistem modern dapat memanfaatkan perkembangan terbaru dalam teknologi pengawasan.
Pentagon mengatakan balon China itu melayang sekitar 60.000 kaki di atas pusat benua Amerika Serikat pada tengah hari ET [Waktu Timur] pada hari Jumat.
Rutenya telah melewati Montana, memicu kekhawatiran bahwa balon itu mengumpulkan informasi intelijen di situs rudal nuklir di sana.
China mengeklaim pada Jumat bahwa itu adalah balon sipil yang digunakan untuk penelitian meteorologi dan cuaca.
Namun dalam sebuah pengarahan beberapa jam kemudian, juru bicara Pentagon Brigadir Jenderal Patrick Ryder berkata: "Kami tahu itu balon pengintai."
Yang mengkhawatirkan, analis pertahanan menduga bahwa balon dapat digunakan sebagai platform pengiriman senjata nuklir.
Sebuah laporan tahun 2015 untuk American Leadership & Policy Foundation mengatakan balon yang diluncurkan oleh negara nakal dapat membawa muatan nuklir ke Amerika Serikat, menggunakan untuk serangan, atau pun mengganggu jaringan listrik.
Penulis laporan Mayor Angkatan Udara David Stuckenberg menulis: "Menggunakan balon sebagai platform [senjata pemusnah massal] dapat memberi musuh palet ketinggian dan opsi muatan yang dapat digunakan untuk memaksimalkan efek ofensif terhadap AS."
Penggunaan balon untuk melakukan misi mata-mata sudah ada sejak Perang Dingin tetapi sistem modern dapat memanfaatkan perkembangan terbaru dalam teknologi pengawasan.
Pentagon mengatakan balon China itu melayang sekitar 60.000 kaki di atas pusat benua Amerika Serikat pada tengah hari ET [Waktu Timur] pada hari Jumat.
Rutenya telah melewati Montana, memicu kekhawatiran bahwa balon itu mengumpulkan informasi intelijen di situs rudal nuklir di sana.
China mengeklaim pada Jumat bahwa itu adalah balon sipil yang digunakan untuk penelitian meteorologi dan cuaca.
Namun dalam sebuah pengarahan beberapa jam kemudian, juru bicara Pentagon Brigadir Jenderal Patrick Ryder berkata: "Kami tahu itu balon pengintai."
Yang mengkhawatirkan, analis pertahanan menduga bahwa balon dapat digunakan sebagai platform pengiriman senjata nuklir.
Sebuah laporan tahun 2015 untuk American Leadership & Policy Foundation mengatakan balon yang diluncurkan oleh negara nakal dapat membawa muatan nuklir ke Amerika Serikat, menggunakan untuk serangan, atau pun mengganggu jaringan listrik.
Penulis laporan Mayor Angkatan Udara David Stuckenberg menulis: "Menggunakan balon sebagai platform [senjata pemusnah massal] dapat memberi musuh palet ketinggian dan opsi muatan yang dapat digunakan untuk memaksimalkan efek ofensif terhadap AS."