Kisah Pria dengan 102 Anak: Tak Sanggup Lagi Tambah Keturunan, 12 Istrinya KB
loading...
A
A
A
BUTALEJA - Pria Uganda bernama Musa Hasahya Kasera (68) telah menjadi ayah dari 102 anak, yang semuanya lahir dari 12 istrinya . Dia juga menjadi kakek dari 578 cucu.
Sekarang, Musa merasa sudah tidak sanggup lagi untuk menambah keturunan karena faktor ekonomi.
Ke-12 istrinya juga menjalankan program KB (keluarga berencana) dengan menggunakan alat kontrasepsi untuk mengontrol kelahiran.
Musa mengaku tidak hafal nama anak-anaknya karena terlalu banyak. Begitu juga dengan nama cucu-cucunya yang jumlahnya mencengangkan.
Bahkan, nama dari 12 istrinya pun juga tidak hafal secara sempurna.
Memiliki keluarga yang begitu besar, Musa akhirnya mengatakan "cukup sudah" saat dia menyebut waktu dalam perjalanan reproduksinya—di mana anak-anak yang kini berusia antara 10 hingga 50 tahun, sedangkan istri bungsunya berusia sekitar 35 tahun.
Berbicara dari desanya di Bugisa di distrik Butaleja Uganda, Musa berkata: "Awalnya itu adalah lelucon, tapi sekarang ada masalah".
"Dengan kesehatan saya yang menurun dan hanya dua hektare tanah untuk keluarga sebesar ini, dua istri saya pergi karena saya tidak mampu membeli kebutuhan dasar seperti makanan, pendidikan, pakaian," paparnya, seperti dikutip dari The Mirror, Jumat (3/2/2023).
Musa kini juga menjadi objek wisata kecil, dengan orang-orang bepergian untuk menemuinya dan anggota keluarga besarnya.
Banyak keluarga sekarang tinggal di rumah bobrok yang terbuat dari seng—sementara banyak lainnya tinggal di sekitar dua lusin gubuk lumpur jerami di dekatnya.
Musa menikahi istri pertamanya pada tahun 1972 dalam sebuah upacara adat ketika mereka berdua berusia 17 tahun dan anak pertamanya Sandra Nabwire lahir setahun kemudian.
"Karena hanya kami berdua, saya disarankan oleh saudara laki-laki, kerabat dan teman saya untuk menikahi banyak istri untuk menghasilkan banyak anak untuk memperluas warisan keluarga kami," ujarnya.
Musa juga mengatakan dia menjadi populer di kalangan keluarga yang ingin menikahkan putri mereka karena statusnya sebagai pedagang ternak yang sukses.
Menurutnya, dia secara teratur memiliki keluarga yang menawarkan putri mereka untuk dinikahi—beberapa bahkan di bawah usia 18 tahun.
Sekadar diketahui, pernikahan anak dilarang di Uganda pada tahun 1995, sementara poligami diperbolehkan di negara Afrika Timur itu—menurut tradisi agama tertentu.
Musa mengatakan dia sekarang harus berkonsultasi dengan salah satu putranya, Shaban Magino, seorang guru sekolah dasar (SD) berusia 30 tahun yang membantu menjalankan urusan keluarga dan merupakan salah satu dari sedikit yang mengenyam pendidikan.
Untuk menjaga keharmonisan di antara anak-anak sebanyak itu dan menyelesaikan perselisihan, Musa mengatakan mereka mengadakan pertemuan keluarga setiap bulan.
Lihat Juga: Wanita Ini Tak Sengaja Buang Harta Karun Bitcoin Rp11,4 Triliun Milik Mantan Pacarnya ke Tempat Sampah
Sekarang, Musa merasa sudah tidak sanggup lagi untuk menambah keturunan karena faktor ekonomi.
Ke-12 istrinya juga menjalankan program KB (keluarga berencana) dengan menggunakan alat kontrasepsi untuk mengontrol kelahiran.
Musa mengaku tidak hafal nama anak-anaknya karena terlalu banyak. Begitu juga dengan nama cucu-cucunya yang jumlahnya mencengangkan.
Bahkan, nama dari 12 istrinya pun juga tidak hafal secara sempurna.
Memiliki keluarga yang begitu besar, Musa akhirnya mengatakan "cukup sudah" saat dia menyebut waktu dalam perjalanan reproduksinya—di mana anak-anak yang kini berusia antara 10 hingga 50 tahun, sedangkan istri bungsunya berusia sekitar 35 tahun.
Berbicara dari desanya di Bugisa di distrik Butaleja Uganda, Musa berkata: "Awalnya itu adalah lelucon, tapi sekarang ada masalah".
"Dengan kesehatan saya yang menurun dan hanya dua hektare tanah untuk keluarga sebesar ini, dua istri saya pergi karena saya tidak mampu membeli kebutuhan dasar seperti makanan, pendidikan, pakaian," paparnya, seperti dikutip dari The Mirror, Jumat (3/2/2023).
Musa kini juga menjadi objek wisata kecil, dengan orang-orang bepergian untuk menemuinya dan anggota keluarga besarnya.
Banyak keluarga sekarang tinggal di rumah bobrok yang terbuat dari seng—sementara banyak lainnya tinggal di sekitar dua lusin gubuk lumpur jerami di dekatnya.
Musa menikahi istri pertamanya pada tahun 1972 dalam sebuah upacara adat ketika mereka berdua berusia 17 tahun dan anak pertamanya Sandra Nabwire lahir setahun kemudian.
"Karena hanya kami berdua, saya disarankan oleh saudara laki-laki, kerabat dan teman saya untuk menikahi banyak istri untuk menghasilkan banyak anak untuk memperluas warisan keluarga kami," ujarnya.
Musa juga mengatakan dia menjadi populer di kalangan keluarga yang ingin menikahkan putri mereka karena statusnya sebagai pedagang ternak yang sukses.
Menurutnya, dia secara teratur memiliki keluarga yang menawarkan putri mereka untuk dinikahi—beberapa bahkan di bawah usia 18 tahun.
Sekadar diketahui, pernikahan anak dilarang di Uganda pada tahun 1995, sementara poligami diperbolehkan di negara Afrika Timur itu—menurut tradisi agama tertentu.
Musa mengatakan dia sekarang harus berkonsultasi dengan salah satu putranya, Shaban Magino, seorang guru sekolah dasar (SD) berusia 30 tahun yang membantu menjalankan urusan keluarga dan merupakan salah satu dari sedikit yang mengenyam pendidikan.
Untuk menjaga keharmonisan di antara anak-anak sebanyak itu dan menyelesaikan perselisihan, Musa mengatakan mereka mengadakan pertemuan keluarga setiap bulan.
Lihat Juga: Wanita Ini Tak Sengaja Buang Harta Karun Bitcoin Rp11,4 Triliun Milik Mantan Pacarnya ke Tempat Sampah
(min)