Geger Korupsi Ukraina, Zelensky Larang Pejabat Keluar Negeri

Selasa, 24 Januari 2023 - 23:08 WIB
loading...
Geger Korupsi Ukraina, Zelensky Larang Pejabat Keluar Negeri
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melarang pejabat negara itu keluar negeri dan berjanji melakukan reshufle setelah diguncang skandal korupsi di tengah perang. Foto/CNN
A A A
KIEV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melarang para pejabat Ukraina untuk bepergian keluar negeri untuk urusan apa pun kecuali urusan resmi. Ia juga berjanji akan mengatakan perubahan personel dalam beberapa hari mendatang.

Pengumuman itu datang setelah skandal korupsi mengguncang Ukraina di tengah perang. Sejumlah pejabat senior mengundurkan diri atau dipecat oleh Zelensky.

Dalam pengumumannya, Zelensky mengatakan keputusan yang diambil oleh Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional berlaku untuk semua pejabat pemerintah pusat dan berbagai tingkat pemerintah daerah lainnya.

“Pejabat tidak lagi dapat bepergian ke luar negeri untuk liburan atau tujuan non-pemerintah lainnya,” kata Zelensky dalam pengumumannya pada Senin malam.

"Ini juga termasuk aparat penegak hukum, pembuat undang-undang, jaksa, dan semua orang yang seharusnya bekerja untuk negara dan negara bagian,” tambahnya seperti dikutip dari Anadolu, Selasa (24/1/2023).

Zelenskyy juga mengumumkan akan ada perombakan jabatan pemerintahan.

“Kami telah membuat keputusan-keputusan kepegawaian tentang pejabat berbagai tingkatan di kementerian dan lembaga pemerintah pusat lainnya, di daerah, dan dalam sistem penegakan hukum,” tukasnya.

Perombakan yang dijanjikan oleh Zelensky pun mulai dilakukan pada hari ini.

Wakil kepala staf Zelensky, Kyrylo Tymoshenko, mengumumkan pengunduran dirinya di akun Telegramnya pada Selasa pagi. Itu terjadi setelah media Ukraina melaporkan dia menggunakan kendaraan yang dimaksudkan untuk tujuan kemanusiaan dan evakuasi buat melakukan perjalanan bisnis.



“Saya ingin meminta Anda untuk memberhentikan saya dari jabatan Wakil Kepala Kantor Presiden Ukraina atas permintaan saya sendiri,” tulis Tymoshenko dalam surat pengunduran dirinya kepada Zelensky, tanpa memberikan alasan apa pun atas keputusannya.

Dalam sebuah pernyataan yang membahas tuduhan tersebut, Tymoshenko mengatakan mobil tersebut - Chevrolet Tahoe - digunakan untuk tujuan resmi dan dia tidak pernah menyembunyikan fakta bahwa dia menggunakannya.

“Dalam beberapa bulan terakhir, saya telah mengendarai mobil ini sekitar 40.000 kilometer dalam perjalanan bisnis ke seluruh Ukraina. Saya tidak akan menggunakan mobil ini di masa mendatang,” katanya, seraya menambahkan bahwa kendaraan tersebut akan dipindahkan ke salah satu daerah garis depan, di mana akan digunakan untuk tujuan kemanusiaan dalam beberapa hari mendatang seperti dilansir dari CNN.

Dalam beberapa jam setelah pengumuman Tymochenko, lebih banyak lagi pejabat yang mengikuti jejaknya.

Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Viacheslav Shapovalov, Wakil Jaksa Agung Oleksii Symonenko, Wakil Menteri Pembangunan Regional Ivan Lukerya dan Viacheslav Nehoda serta Wakil Menteri Kebijakan Sosial Vitalii Muzychenko semuanya diminta untuk mengundurkan diri atau berhenti seperti beberapa pejabat regional.

Sebuah pernyataan yang diposting di situs web kementerian pertahanan mengatakan bahwa Shapovalov, sosok yang bertanggung jawab atas logistik Angkatan Bersenjata Ukraina, telah mengajukan pengunduran dirinya setelah “kampanye tuduhan” yang menurut kementerian itu tidak berdasar.

Kementerian memposting surat pengunduran diri Shapovalov secara online.

“Karena protes publik yang besar, yang sebagian besar dipicu oleh manipulasi yang tidak berdasar seputar masalah pasokan Angkatan Bersenjata Ukraina, ada risiko destabilisasi proses pasokan tentara,” bunyi surat itu.

“Ini tidak dapat diterima selama perang dengan Rusia. Dalam situasi ini, prioritasnya adalah memastikan pekerjaan yang stabil dari Kementerian Pertahanan Ukraina dan menciptakan kondisi untuk inspeksi yang transparan dan tidak memihak oleh penegak hukum dan badan berwenang lainnya,” sambungnya.



Sedangkan Lukerya mengatakan bahwa dia membuat keputusan untuk meninggalkan jabatannya awal tahun ini.

“Tetapi sayangnya, karena keadaan politik dan birokrasi, formalisasi hukum bertepatan dengan minggu ini,” akunya.

Menurut laporan Transparency International tahun 2021, Ukraina adalah negara terkorup kedua di Eropa setelah Rusia. Secara global, peringkat 122 dari 180 negara.

Janji Zelensky untuk membersihkan pemerintahan dari korupsi adalah salah satu alasan di balik cepatnya dia naik ke tampuk kekuasaan pada 2019.

Seorang mantan komedian yang berperan sebagai presiden Ukraina di acara TV terkenal, Zelensky tidak memiliki pengalaman politik pada saat ia terpilih – tetapi berhasil memanfaatkan kekecewaan dan rasa jijik yang mengakar di negara itu atas korupsi yang merajalela.

Penasihat Presiden, Mykhailo Podolyak, di Twitter mengatakan bahwa perubahan dalam pemerintahan menunjukkan Zelensky berkomitmen untuk memerangi korupsi.

“Keputusan personel Zelensky bersaksi tentang prioritas utama negara… Tidak ada 'mata buta',” tulisnya.

“Selama perang, setiap orang harus memahami tanggung jawab mereka. Presiden melihat dan mendengar masyarakat. Dan dia secara langsung menanggapi permintaan publik utama – keadilan untuk semua,” tukasnya.

Namun Transparency International mengatakan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Sementara memuji beberapa langkah yang telah diambil pemerintah Zelensky dalam beberapa tahun terakhir, dikatakan tahun lalu bahwa perjuangan Ukraina melawan korupsi terhenti dan terjebak dalam "kebuntuan".

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1794 seconds (0.1#10.140)