Putin Telepon Raisi, Bahas Penyelesaian Konflik di Suriah
loading...
A
A
A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan panggilan telepon dengan rekannya dari Iran Ebrahim Raisi pada Kamis (19/1/2023). Ini merupakan percakapan kedua mereka dalam sembilan hari terakhir.
Dalam pembacaan singkat panggilan tersebut, dikatakan bahwa kedua presiden membahas situasi di Suriah – di mana keduanya telah mendukung Presiden Bashar Assad dalam perang saudara yang telah berlangsung lama – dan kerja sama dalam transportasi dan energi. Pernyataan itu tidak merujuk pada perang di Ukraina.
Mereka berdua menunjukkan pentingnya implementasi proses Astana yang digunakan sebagai mekanisme untuk menyelesaikan situasi di republik Arab Suriah, layanan pers Kremlin mengatakan dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari TASS.
"Situasi di Suriah telah dibahas. (Presiden) juga menunjukkan pentingnya menjaga koordinasi yang erat dalam kerangka proses Astana, yang merupakan mekanisme kunci yang ditujukan untuk ketentuan penyelesaian konflik Suriah," tambah pernyataan itu.
Proses perdamaian Suriah Astana diprakarsai oleh Rusia, Turki dan Iran. Ketiga negara tersebut adalah penjamin penyelesaian damai konflik Suriah antara Damaskus dan oposisi Suriah. Pembicaraan dalam format ini dimulai pada Januari 2017 di ibu kota Kazakhstan, Astana.
Iran menjadi semakin penting sebagai mitra bagi Rusia sejak invasi Putin ke Ukraina Februari lalu yang memicu gelombang sanksi Barat terhadap Moskow. Teheran telah mengakui memasok Rusia dengan drone militer, meskipun dikatakan dikirim sebelum perang dimulai.
Pekan lalu, Amerika Serikat mengatakan, bahwa Iran dapat berkontribusi terhadap kejahatan perang di Ukraina dengan menyediakan drone ke Rusia.
Dalam pembacaan singkat panggilan tersebut, dikatakan bahwa kedua presiden membahas situasi di Suriah – di mana keduanya telah mendukung Presiden Bashar Assad dalam perang saudara yang telah berlangsung lama – dan kerja sama dalam transportasi dan energi. Pernyataan itu tidak merujuk pada perang di Ukraina.
Mereka berdua menunjukkan pentingnya implementasi proses Astana yang digunakan sebagai mekanisme untuk menyelesaikan situasi di republik Arab Suriah, layanan pers Kremlin mengatakan dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari TASS.
"Situasi di Suriah telah dibahas. (Presiden) juga menunjukkan pentingnya menjaga koordinasi yang erat dalam kerangka proses Astana, yang merupakan mekanisme kunci yang ditujukan untuk ketentuan penyelesaian konflik Suriah," tambah pernyataan itu.
Proses perdamaian Suriah Astana diprakarsai oleh Rusia, Turki dan Iran. Ketiga negara tersebut adalah penjamin penyelesaian damai konflik Suriah antara Damaskus dan oposisi Suriah. Pembicaraan dalam format ini dimulai pada Januari 2017 di ibu kota Kazakhstan, Astana.
Iran menjadi semakin penting sebagai mitra bagi Rusia sejak invasi Putin ke Ukraina Februari lalu yang memicu gelombang sanksi Barat terhadap Moskow. Teheran telah mengakui memasok Rusia dengan drone militer, meskipun dikatakan dikirim sebelum perang dimulai.
Pekan lalu, Amerika Serikat mengatakan, bahwa Iran dapat berkontribusi terhadap kejahatan perang di Ukraina dengan menyediakan drone ke Rusia.
(esn)