Erdogan Jadikan Hagia Sophia Masjid demi Popularitas Dinilai Tak Akan Berhasil

Senin, 13 Juli 2020 - 16:19 WIB
”Erdogan ingin menggunakan konversi Hagia Sophia menjadi masjid untuk menggalang basis sayap kanannya," kata Cagaptay, penulis buku "Erdogan Empire”. "Tapi saya tidak berpikir strategi ini akan berhasil. Saya pikir bahwa pertumbuhan ekonomi yang rendah, tidak akan mengembalikan popularitas Erdogan.”

Isu konversi status Hagia Sophia sebenarnya bukan hal yang baru. Presiden Erdogan sebelumnya telah berulangkali menyerukan agar bangunan bersejarah itu diganti statusnya kembali menjadi masjid. Hal ini kemudian terlaksana ketika dia menandatangani dekrit presiden pada Jumat pekan lalu, yang menyerahkan penanganan Hagia Sophia ke Direktorat Urusan Agama Turki untuk dibuka kembali menjadi masjid.

Selain dari kelompok-kelompok nasionalis dan konservatif, banyak orang lain di Turki yang menginginkan Hagia Sophia tetap menjadi museum, sebagai simbol solidaritas Kristen dan Muslim. "Itu adalah struktur yang menyatukan sejarah Bizantium dan Utsmaniyah," kata Zeynep Kizildag, pekerja sosial berusia 27 tahun, yang tidak mendukung konversi bangunan kuno tersebut.

"Keputusan untuk mengubahnya menjadi masjid seperti menghapus sejarah 1.000 tahun, menurut saya,” ujarnya.

Hal yang sama disesalkan oleh Kepala Kebijakan Uni Eropa. "Keputusan Dewan Negara Turki untuk membatalkan salah satu keputusan penting Turki modern dan keputusan Presiden Erdogan untuk menempatkan monumen di bawah pengelolaan Menteri Urusan Agama sangat disesalkan", kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell.

Amerika Serikat juga mengkritik keputusan tersebut. "Kami kecewa dengan keputusan pemerintah Turki untuk mengubah status Hagia Sophia," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Morgan Ortagus. (Baca juga: Sejarah Hagia Sophia, antara Katedral Kristen Ortodoks dan Masjid )

Dia mengatakan AS berharap untuk memastikan monumen itu tetap dapat diakses tanpa hambatan untuk semua pihak.

Sedangkan calon presiden AS dari Partai Demokrat Joe Biden juga mengatakan pada hari Jumat bahwa dia sangat menyesalkan keputusan Turki. Biden meminta Erdogan untuk membatalkan keputusan tersebut.

Sementara itu, surat kabar Neue Presse menyatakan jika Presiden Erdogan menggunakan perubahan status Hagia Sophia menjadi alat politik, hal ini dinilai tidak akan efektif menarik pemilih. Meskipun konversi Hagia Sophia menjadi masjid di Istanbul membuat pemilih Islamis dan nasionalisnya bahagia, namun popularitas Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) dan Erdogan akan terus tergerus dengan isu-isu penting yang kini tengah dihadapi Turki.

Beberapa isu penting yang menarik pemilih muda adalah soal ekonomi dan ketersediaan lapangan kerja. Juga penanganan pandemi virus corona baru (Covid-19) serta langkah pemerintah yang membungkam suara kritis di dalam negeri.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More