Rusia Tuding AS Tinggalkan Afghanistan untuk Fokus pada Ukraina
Rabu, 11 Januari 2023 - 08:20 WIB
MOSKOW - Amerika Serikat (AS) meninggalkan Afghanistan untuk fokus pada pelatihan tentara Ukraina untuk serangan terhadap Rusia. Hal itu diungkapkan Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Rusia, Nikolay Patrushev, Selasa (10/1/2023).
Berbicara dalam sebuah wawancara dengan harian Rusia AiF, Patrushev mengatakan, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken membenarkan hal itu ketika dia mengatakan jika militer AS tidak meninggalkan Afghanistan, Washington tidak akan mampu mengalokasikan begitu banyak dana ke Ukraina.
"Kepergian tiba-tiba orang Amerika dari negara ini (Afghanistan), ternyata, sebagian besar disebabkan oleh fokus pada Ukraina. Di mana menurut perkiraan mereka, persiapan rezim boneka Kiev untuk serangan anti-Rusia berjalan dengan baik,” kata Patrushev.
"Ngomong-ngomong, ini dikonfirmasi oleh Menteri Luar Negeri AS Blinken, yang mengatakan bahwa jika militer AS tidak meninggalkan Afghanistan, Washington tidak akan dapat mengalokasikan begitu banyak uang ke Ukraina. Selain itu, beberapa peralatan disingkirkan dari Tanah Afghanistan dipindahkan ke Eropa, terutama ke Polandia, memungkinkan orang Eropa untuk memiliterisasi rezim Kiev," lanjutnya.
Patrushev menambahkan, bahwa peristiwa saat ini di Ukraina bukanlah bentrokan antara Moskow dan Kiev, tetapi konfrontasi militer antara NATO, dan terutama AS dan (Inggris Raya), dengan Rusia."
Dia mengatakan situasi di dunia pada umumnya sangat rumit dan bergejolak karena banyak negara dari berbagai kawasan secara bersamaan terlibat dalam krisis militer-politik, ekonomi, sosial dan spiritual. “Mari berharap akan ada perubahan positif tahun ini,” kata Patrushev.
Hengkangnya pasukan AS dari tanah Afghanistan membuat negara itu kembali berada dalam cengkeraman Taliban, kelompok Islam garis keras yang tersingkir dari pusat kekuasaan ketika AS menginvasi Afghanistan. Kini, Taliban kembali berkuasa dan menerapkan sejumlah aturan yang membuat rakyat Afghanistan kesulitan dalam menjalani aktivitas keseharian.
Berbicara dalam sebuah wawancara dengan harian Rusia AiF, Patrushev mengatakan, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken membenarkan hal itu ketika dia mengatakan jika militer AS tidak meninggalkan Afghanistan, Washington tidak akan mampu mengalokasikan begitu banyak dana ke Ukraina.
"Kepergian tiba-tiba orang Amerika dari negara ini (Afghanistan), ternyata, sebagian besar disebabkan oleh fokus pada Ukraina. Di mana menurut perkiraan mereka, persiapan rezim boneka Kiev untuk serangan anti-Rusia berjalan dengan baik,” kata Patrushev.
"Ngomong-ngomong, ini dikonfirmasi oleh Menteri Luar Negeri AS Blinken, yang mengatakan bahwa jika militer AS tidak meninggalkan Afghanistan, Washington tidak akan dapat mengalokasikan begitu banyak uang ke Ukraina. Selain itu, beberapa peralatan disingkirkan dari Tanah Afghanistan dipindahkan ke Eropa, terutama ke Polandia, memungkinkan orang Eropa untuk memiliterisasi rezim Kiev," lanjutnya.
Patrushev menambahkan, bahwa peristiwa saat ini di Ukraina bukanlah bentrokan antara Moskow dan Kiev, tetapi konfrontasi militer antara NATO, dan terutama AS dan (Inggris Raya), dengan Rusia."
Baca Juga
Dia mengatakan situasi di dunia pada umumnya sangat rumit dan bergejolak karena banyak negara dari berbagai kawasan secara bersamaan terlibat dalam krisis militer-politik, ekonomi, sosial dan spiritual. “Mari berharap akan ada perubahan positif tahun ini,” kata Patrushev.
Hengkangnya pasukan AS dari tanah Afghanistan membuat negara itu kembali berada dalam cengkeraman Taliban, kelompok Islam garis keras yang tersingkir dari pusat kekuasaan ketika AS menginvasi Afghanistan. Kini, Taliban kembali berkuasa dan menerapkan sejumlah aturan yang membuat rakyat Afghanistan kesulitan dalam menjalani aktivitas keseharian.
(esn)
tulis komentar anda