Dipersulit Gabung NATO, Swedia Sebut Permintaan Turki Terlalu Banyak

Senin, 09 Januari 2023 - 12:16 WIB
Swedia sebut permintaan Turki sebagai syarat gabung NATO terlalu banyak dan mustahil menuruti semuanya. Foto/Anadolu Agency
STOCKHOLM - Pemerintah Swedia merasa dipersulit Turki dalam upayanya untuk bergabung dengan aliansi militer NATO .

Perdana Menteri (PM) Swedia Ulf Kristersson mengatakan permintaan dari Ankara terlalu banyak dan mustahil untuk memenuhi semua syarat tersebut.

Sekadar diketahui, Swedia dan Finlandia telah mengajukan permohonan untuk menjadi anggota NATO setelah Rusia menginvasi Ukraina.





Keanggotaan baru aliansi itu bisa diterima jika disetujui oleh seluruh anggotanya, yang saat ini mencapai 30 negara termasuk Turki.

"Turki sama-sama menegaskan bahwa kami telah melakukan apa yang kami katakan akan kami lakukan, tetapi mereka juga mengatakan bahwa mereka menginginkan hal-hal yang tidak dapat atau tidak ingin kami berikan kepada mereka," kata PM Kristersson pada hari Minggu selama konferensi keamanan.

Finlandia dan Swedia telah menandatangani perjanjian tiga arah dengan Turki pada tahun 2022 yang bertujuan untuk mengatasi keberatan Ankara terhadap keanggotaan mereka di NATO [Organisasi Perjanjian Atlantik Utara].

Turki pernah menyampaikan keberatannya atas keanggotaan dua negara Nordik itu dan menuduh mereka menyembunyikan para pemberontak Kurdi.

Ankara menolak untuk menyetujui keanggotaan Swedia dan Finlandia di NATO sampai kedua negara mengambil langkah-langkah yang diminta, termasuk bergabung dengan Turki untuk melawan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang, yang ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Swedia memiliki hubungan yang kuat dengan diaspora Kurdi, yang telah menjadi titik bentrok antar-negara. Turki juga meminta ekstradisi orang-orang yang dianggap Turki sebagai “teroris”.

Pada bulan Desember, Mahkamah Agung Swedia memblokir ekstradisi jurnalis Turki yang diasingkan, Bulent Kenes, yang merupakan permintaan utama Ankara untuk meratifikasi keanggotaan NATO di Stockholm. Turki menuduh Kenes terlibat dalam upaya kudeta 2016 untuk menggulingkan Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Turki juga berusaha mengekstradisi 33 tersangka milisi Kurdi dan tersangka upaya kudeta dari Swedia dan Finlandia.

Pada akhir Desember, Turki memuji Swedia karena menanggapi masalah keamanannya tetapi menekankan lebih banyak diperlukan untuk memenangkan dukungan penuh Ankara untuk tawaran keanggotaan NATO yang terhenti di Stockholm.

Saat ini, hanya Hungaria dan Turki di antara 30 negara anggota NATO yang belum menyetujui aplikasi kedua negara tersebut.

Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban mengatakan Parlemen akan segera menyetujui tawaran aksesi Finlandia dan Swedia, meninggalkan Turki sebagai satu-satunya rintangan yang harus diatasi.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan dia mengharapkan Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan aliansi itu paling cepat tahun ini, mengakui bahwa keputusan itu bergantung pada Parlemen Turki dan Hungaria.

“Saya berharap [aksesi itu akan dilakukan pada tahun 2023], tetapi saya tidak akan menjamin tanggal pastinya, karena tentu saja itu adalah keputusan berdaulat Parlemen Turki dan Hongaria, [yang] belum meratifikasi perjanjian tersebut,” kata Stoltenberg, seperti dikutip Al Jazeera, Senin (9/1/2023).
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More