AS Kirim Kapal Perang Bersenjata Rudal ke Selat Taiwan, China Marah
Jum'at, 06 Januari 2023 - 09:54 WIB
TAIPEI - Sebuah kapal perang Amerika Serikat (AS) bersenjata peluru kendali (rudal) berlayar melintasi Selat Taiwan yang sensitif pada hari Kamis. Kehadirannya telah membuat China marah.
Militer Washington menggambarkan pelayaran kapal perang Chung-Hoon itu sebagai aktivitas rutin. Chung-Hoon merupakan kapal perusak kelas Arleigh Burke.
Dalam beberapa tahun terakhir, kapal perang AS, dan kadang-kadang dari negara-negara sekutu seperti Inggris dan Kanada, telah berlayar melintas selat itu—memicu kemarahan China, yang mengeklaim kepemilikan Taiwan.
Dalam sebuah pernyataan, militer AS mengatakan kapal perusa Chung-Hoon melakukan transit.
Menurut pernyataan tersebut, transit Chung-Hoon melintasi Selat Taiwan menunjukkan komitmen Amerika Serikat terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Kedutaan China di Washington; Liu Pengyu, mengatakan China dengan tegas menentang langkah tersebut dan mendesak Amerika Serikat untuk segera berhenti memprovokasi masalah, berhenti meningkatkan ketegangan dan berhenti merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.
“Kapal perang AS sering melenturkan otot atas nama kebebasan navigasi. Ini bukan tentang menjaga wilayah bebas dan terbuka,” bunyi pernyataan Liu, seperti dikutip Reuters, Jumat (6/1/2023).
"China akan terus waspada dan siap menanggapi semua ancaman dan provokasi kapan saja, dan akan dengan tegas menjaga kedaulatan nasional dan integritas wilayahnya."
Seorang juru bicara Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China mengatakan pihaknya mengorganisir pasukan untuk memantau dan menjaga transit kapal, dan semua gerakan berada di bawah kendali.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan kapal perang Amerika itu berlayar ke arah utara melalui Selat Taiwan, bahwa pasukannya telah memantau jalurnya dan tidak mengamati sesuatu yang luar biasa.
Selat Taiwan yang sempit sering menjadi sumber ketegangan militer sejak pemerintah Republik China yang kalah melarikan diri ke Taiwan pada tahun 1949 setelah kalah dalam perang saudara dengan komunis, yang mendirikan Republik Rakyat China.
Amerika Serikat tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan, tetapi terikat oleh undang-undang untuk menyediakan pulau itu sarana untuk mempertahankan diri.
China tidak pernah mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya. Namun Taiwan bersumpah untuk membela diri jika diserang, mengatakan klaim kedaulatan Beijing tidak berlaku karena Republik Rakyat China tidak pernah memerintah pulau itu.
Militer Washington menggambarkan pelayaran kapal perang Chung-Hoon itu sebagai aktivitas rutin. Chung-Hoon merupakan kapal perusak kelas Arleigh Burke.
Dalam beberapa tahun terakhir, kapal perang AS, dan kadang-kadang dari negara-negara sekutu seperti Inggris dan Kanada, telah berlayar melintas selat itu—memicu kemarahan China, yang mengeklaim kepemilikan Taiwan.
Dalam sebuah pernyataan, militer AS mengatakan kapal perusa Chung-Hoon melakukan transit.
Menurut pernyataan tersebut, transit Chung-Hoon melintasi Selat Taiwan menunjukkan komitmen Amerika Serikat terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Kedutaan China di Washington; Liu Pengyu, mengatakan China dengan tegas menentang langkah tersebut dan mendesak Amerika Serikat untuk segera berhenti memprovokasi masalah, berhenti meningkatkan ketegangan dan berhenti merusak perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.
“Kapal perang AS sering melenturkan otot atas nama kebebasan navigasi. Ini bukan tentang menjaga wilayah bebas dan terbuka,” bunyi pernyataan Liu, seperti dikutip Reuters, Jumat (6/1/2023).
"China akan terus waspada dan siap menanggapi semua ancaman dan provokasi kapan saja, dan akan dengan tegas menjaga kedaulatan nasional dan integritas wilayahnya."
Seorang juru bicara Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China mengatakan pihaknya mengorganisir pasukan untuk memantau dan menjaga transit kapal, dan semua gerakan berada di bawah kendali.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan kapal perang Amerika itu berlayar ke arah utara melalui Selat Taiwan, bahwa pasukannya telah memantau jalurnya dan tidak mengamati sesuatu yang luar biasa.
Selat Taiwan yang sempit sering menjadi sumber ketegangan militer sejak pemerintah Republik China yang kalah melarikan diri ke Taiwan pada tahun 1949 setelah kalah dalam perang saudara dengan komunis, yang mendirikan Republik Rakyat China.
Amerika Serikat tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan, tetapi terikat oleh undang-undang untuk menyediakan pulau itu sarana untuk mempertahankan diri.
China tidak pernah mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya. Namun Taiwan bersumpah untuk membela diri jika diserang, mengatakan klaim kedaulatan Beijing tidak berlaku karena Republik Rakyat China tidak pernah memerintah pulau itu.
(min)
tulis komentar anda