Rakyat Rusia Berduka atas Tewasnya Puluhan Tentara Akibat Rudal Ukraina
Rabu, 04 Januari 2023 - 09:15 WIB
SAMARA - Para pelayat menyuarakan kesedihan dan kemarahan pada Selasa (3/1/2023), pada peringatan publik yang langka di Rusia . Mereka berduka untuk sejumlah tentara yang terbunuh oleh serangan Ukraina pada malam tahun baru.
Mengakui kerugian militer terburuknya dari satu serangan Ukraina, Rusia pada Senin mengatakan, 63 prajurit tewas ketika titik penempatan sementara mereka diserang di Makiivka, sebuah kota di wilayah timur Donetsk yang sebagian dikuasai oleh separatis sejak 2014.
Ukraina telah mengaku bertanggung jawab atas serangan itu dan mengatakan jumlah korban bisa jauh lebih tinggi. Blogger Rusia mengatakan, banyak dari korban adalah tentara cadangan yang baru-baru ini dimobilisasi menjadi tentara.
Sebagian besar kritik difokuskan pada ketidakmampuan petinggi Rusia dan bukan Presiden Vladimir Putin yang mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari tahun lalu.
Sekitar 200 orang meletakkan mawar dan karangan bunga di alun-alun di kota Samara - tempat asal beberapa prajurit - saat seorang pendeta Ortodoks membacakan doa.
Tentara juga melepaskan tembakan penghormatan pada peringatan tersebut, di mana beberapa pelayat terlihat memegang bendera untuk partai Rusia Bersatu yang berkuasa.
"Ini sangat sulit, menakutkan. Tapi kita tidak bisa dihancurkan. Kesedihan bersatu," kata Ekaterina Kolotovkina, kepala kelompok pasangan tentara, pada upacara tersebut.
Mengakui kerugian militer terburuknya dari satu serangan Ukraina, Rusia pada Senin mengatakan, 63 prajurit tewas ketika titik penempatan sementara mereka diserang di Makiivka, sebuah kota di wilayah timur Donetsk yang sebagian dikuasai oleh separatis sejak 2014.
Ukraina telah mengaku bertanggung jawab atas serangan itu dan mengatakan jumlah korban bisa jauh lebih tinggi. Blogger Rusia mengatakan, banyak dari korban adalah tentara cadangan yang baru-baru ini dimobilisasi menjadi tentara.
Sebagian besar kritik difokuskan pada ketidakmampuan petinggi Rusia dan bukan Presiden Vladimir Putin yang mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari tahun lalu.
Sekitar 200 orang meletakkan mawar dan karangan bunga di alun-alun di kota Samara - tempat asal beberapa prajurit - saat seorang pendeta Ortodoks membacakan doa.
Tentara juga melepaskan tembakan penghormatan pada peringatan tersebut, di mana beberapa pelayat terlihat memegang bendera untuk partai Rusia Bersatu yang berkuasa.
"Ini sangat sulit, menakutkan. Tapi kita tidak bisa dihancurkan. Kesedihan bersatu," kata Ekaterina Kolotovkina, kepala kelompok pasangan tentara, pada upacara tersebut.
tulis komentar anda