Ahli Virus China Melarikan diri ke AS, Klaim Beijing Menutup-nutupi Corona

Minggu, 12 Juli 2020 - 20:03 WIB
Kemudian jumlah penularan dari manusia ke manusia mulai tumbuh secara eksponensial, menurut sumbernya, dan Yan mulai menggali jawaban.

"Ada banyak, banyak pasien yang tidak mendapatkan perawatan tepat waktu dan diagnosis tepat waktu," kata Yan. "Dokter rumah sakit takut, tetapi mereka tidak bisa bicara. Staf CDC takut."

Dia mengatakan bahwa dia melaporkan temuannya kepada atasannya lagi pada 16 Januari tetapi saat itulah dia diduga mengatakan kepadanya "tetap diam, dan berhati-hatilah."

"Ketika dia memperingatkan saya sebelumnya, 'Jangan menyentuh garis merah'," kata Yan mengacu pada pemerintah. "Kami akan mendapat masalah dan kami akan menghilang."

Dia juga mengklaim co-director laboratorium yang berafiliasi dengan WHO, Profesor Malik Peiris, tahu tetapi tidak melakukan apa-apa.

Peiris juga tidak menanggapi permintaan komentar. Situs web WHO mencantumkan Peiris sebagai "penasihat" pada WHO International Health Regulations Emergency Committee for Pneumonia due to the Novel Coronavirus 2019-nCoV.

Yan frustrasi, tetapi tidak terkejut.

"Saya sudah tahu itu akan terjadi karena saya tahu korupsi di antara organisasi internasional seperti WHO kepada pemerintah China, dan Partai Komunis China," katanya. "Jadi pada dasarnya...saya menerimanya tetapi saya tidak ingin informasi yang menyesatkan ini menyebar ke dunia."

WHO dan China selama inni membantah keras klaim telah menutup-nutupi virus corona.

WHO juga membantah bahwa Yan, Poon atau Peiris pernah bekerja secara langsung untuk organisasi tersebut.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More