Kaleidoskop 2022: Tepi Barat dan Yerusalem Membara, Israel Ingin Habisi Perlawanan
Selasa, 27 Desember 2022 - 17:41 WIB
Dipelopori kepala staf militer Israel Aviv Kochavi bersama-sama dengan PM Israel, kampanye Break the Wave selama berbulan-bulan terletak pada inti dari apa yang kita saksikan di Palestina yang diduduki saat ini.
Kochavi telah mengerahkan tentara Israel tidak hanya di Tepi Barat, tetapi juga memperluas yurisdiksi militer di luar Garis Hijau, ke kota-kota di bawah yurisdiksi polisi Israel.
Warga Palestina dengan kewarganegaraan Israel berada di bawah kekuasaan militer de facto hingga tahun 1970-an.
Implikasi dari eskalasi saat ini oleh Israel adalah bagian dari proyek kolonial pemukim Israel yang lebih luas, didorong ideologi Zionis sayap kanan.
Dalam penggerebekan harian di kota-kota Palestina, pasukan Israel menangkap lebih dari 1.500 warga Palestina, menurut kepala militer Israel.
“Kami akan menjangkau setiap kota, lingkungan, gang, rumah, atau ruang bawah tanah untuk tujuan itu,” ujar Kochavi pada bulan September.
Namun, jumlahnya jauh lebih tinggi daripada yang dilaporkan Kochavi, yang telah menyebabkan serangan sistematis terhadap rasa stabilitas dan keamanan warga Palestina.
Tindakan brutal ini menyiratkan pasukan Israel tidak terbatas pada satu ruang geografis, dan malah menargetkan semua orang, tidak hanya mereka yang menolak, tetapi mereka yang menunjukkan tanda-tanda potensi penolakan.
“Orang-orang (di Kota Tua) waspada sepanjang malam,” papar Kittaneh menjelaskan kepada Mondoweiss.
Dia menjelaskan, “Secara keseluruhan, ada perlawanan, tetapi hukuman kolektif diberlakukan di seluruh Nablus.”
Kochavi telah mengerahkan tentara Israel tidak hanya di Tepi Barat, tetapi juga memperluas yurisdiksi militer di luar Garis Hijau, ke kota-kota di bawah yurisdiksi polisi Israel.
Warga Palestina dengan kewarganegaraan Israel berada di bawah kekuasaan militer de facto hingga tahun 1970-an.
Implikasi dari eskalasi saat ini oleh Israel adalah bagian dari proyek kolonial pemukim Israel yang lebih luas, didorong ideologi Zionis sayap kanan.
Dalam penggerebekan harian di kota-kota Palestina, pasukan Israel menangkap lebih dari 1.500 warga Palestina, menurut kepala militer Israel.
“Kami akan menjangkau setiap kota, lingkungan, gang, rumah, atau ruang bawah tanah untuk tujuan itu,” ujar Kochavi pada bulan September.
Namun, jumlahnya jauh lebih tinggi daripada yang dilaporkan Kochavi, yang telah menyebabkan serangan sistematis terhadap rasa stabilitas dan keamanan warga Palestina.
Tindakan brutal ini menyiratkan pasukan Israel tidak terbatas pada satu ruang geografis, dan malah menargetkan semua orang, tidak hanya mereka yang menolak, tetapi mereka yang menunjukkan tanda-tanda potensi penolakan.
“Orang-orang (di Kota Tua) waspada sepanjang malam,” papar Kittaneh menjelaskan kepada Mondoweiss.
Dia menjelaskan, “Secara keseluruhan, ada perlawanan, tetapi hukuman kolektif diberlakukan di seluruh Nablus.”
tulis komentar anda