Kaleidoskop 2022: Tepi Barat dan Yerusalem Membara, Israel Ingin Habisi Perlawanan
Selasa, 27 Desember 2022 - 17:41 WIB
Penindasan saat ini, dan perlawanan terhadapnya, adalah bagian dari kampanye berbulan-bulan yang lebih besar untuk memadamkan perlawanan Palestina yang tumbuh, terutama perlawanan bersenjata yang telah bangkit kembali di wilayah Tepi Barat.
Bangkitnya Perlawanan Palestina Hadapi Penumpasan Brutal
Sejak awal Oktober, pasukan Israel telah membunuh 15 warga Palestina, empat di antaranya remaja dan anak-anak, terutama dalam serangan malam dan operasi penangkapan.
Selama sepekan terakhir Oktober saja, empat warga Palestina tewas: Mujahed Daoud (31) dari Salfit meninggal pada hari Minggu (16/10/2022) akibat luka yang dideritanya selama konfrontasi dengan pasukan Israel seminggu sebelumnya.
Mateen Dabaya (20) dan Abdullah Abu al-Teen (43) seorang dokter dan ayah dari tiga anak, keduanya tewas dalam penggerebekan di kamp pengungsi Jenin Jumat pagi (14/10/2022).
Jumat malam (14/10/2022) pasukan Israel menembak dan membunuh Qais Imad Shujaiya (23) setelah dia melakukan operasi penembakan di dekat pemukiman ilegal Beit El yang melukai seorang pemukim Israel.
Pada Rabu 12 Oktober 2022, Osama Mahmoud Adawi yang berusia 17 tahun tewas ketika pasukan Israel menembaknya di perut di luar kamp pengungsi Arroub, selatan Bethlehem di Tepi Barat.
Ketika militer, polisi, dan intelijen Israel, atas perintah Perdana Menteri (PM) Israel Yair Lapid, mengintensifkan kampanye terbaru mereka, perlawanan Palestina terhadap taktik pendudukan telah meningkat, bersamaan dengan ketakutan Palestina terhadap kekerasan Israel.
Selama dua pekan terakhir Oktober, dua tentara Israel tewas dalam operasi penembakan terpisah: satu di pos pemeriksaan militer di luar kamp pengungsi Shu'fat di Yerusalem, dan satu lagi di pos militer di daerah Nablus di Tepi Barat utara.
Bangkitnya Perlawanan Palestina Hadapi Penumpasan Brutal
Sejak awal Oktober, pasukan Israel telah membunuh 15 warga Palestina, empat di antaranya remaja dan anak-anak, terutama dalam serangan malam dan operasi penangkapan.
Selama sepekan terakhir Oktober saja, empat warga Palestina tewas: Mujahed Daoud (31) dari Salfit meninggal pada hari Minggu (16/10/2022) akibat luka yang dideritanya selama konfrontasi dengan pasukan Israel seminggu sebelumnya.
Mateen Dabaya (20) dan Abdullah Abu al-Teen (43) seorang dokter dan ayah dari tiga anak, keduanya tewas dalam penggerebekan di kamp pengungsi Jenin Jumat pagi (14/10/2022).
Jumat malam (14/10/2022) pasukan Israel menembak dan membunuh Qais Imad Shujaiya (23) setelah dia melakukan operasi penembakan di dekat pemukiman ilegal Beit El yang melukai seorang pemukim Israel.
Pada Rabu 12 Oktober 2022, Osama Mahmoud Adawi yang berusia 17 tahun tewas ketika pasukan Israel menembaknya di perut di luar kamp pengungsi Arroub, selatan Bethlehem di Tepi Barat.
Ketika militer, polisi, dan intelijen Israel, atas perintah Perdana Menteri (PM) Israel Yair Lapid, mengintensifkan kampanye terbaru mereka, perlawanan Palestina terhadap taktik pendudukan telah meningkat, bersamaan dengan ketakutan Palestina terhadap kekerasan Israel.
Selama dua pekan terakhir Oktober, dua tentara Israel tewas dalam operasi penembakan terpisah: satu di pos pemeriksaan militer di luar kamp pengungsi Shu'fat di Yerusalem, dan satu lagi di pos militer di daerah Nablus di Tepi Barat utara.
tulis komentar anda