Rusia Kembangkan Railgun Elektromagnetik, Bisa Jatuhkan Pesawat Sejauh 10 Km
Sabtu, 11 Juli 2020 - 14:35 WIB
MOSKOW - Rusia dilaporkan telah mengembangkan railgun atau meriam elektromagnetik yang dapat menembak jatuh pesawat sejauh 10 kilometer (km). Proyektil yang ditembakkan oleh senjata ini diklaim bisa melesat dengan kecepatan yang mendekati kecepatan suara.
Kantor berita pemerintah, TASS, melaporkan railgun elektromagnetik ini memiliki jangkauan efektif rata-rata delapan kilometer (5 mil) dan jangkauan maksimum 10 kilometer (6,2 mil).
Dalam uji coba beberapa tahun yang lalu, jangkauan optimal dilaporkan mencapai dua hingga tiga kilometer (1,2 hingga 1,9 mil).
Laporan TASS mengatakan bahwa tes pada railgun, senjata yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk meluncurkan proyektil berkecepatan tinggi, dimulai pada 2015 dan tes putaran terakhir berlangsung musim semi ini.
Meriam electromagnetic pulse (EMP) ini diklaim dapat menghancurkan pesawat dari jarak 10 kilometer dengan mengacaukan komponen listrik dari peralatan di dalam pesawat tersebut.
Selama pengujian, railgun menghancurkan beberapa target darat serta kendaraan udara tak berawak (UAV). (Baca: Railgun Elektromagnetik China Diklaim Siap Dipakai Perang )
Masih menurut laporan TASS, senjata seperti ini akan sulit untuk dikembangkan di masa depan karena pasokan listrik yang besar diperlukan untuk menghasilkan sejumlah besar daya yang terlibat dalam menembakkan proyektilnya.
Tidak disebutkan di mana di Rusia menguji coba meriam elektromagnetik ini. Namun, awal bulan ini para warga sebuah desa di dekat situs uji coba rudal hipersonik di Nyonoksa dievakuasi dengan alasan akan ada "pekerjaan militer".
Sekitar 500 penduduk setempat di Nyonoksa diberi tahu bahwa mereka tinggal di "zona bahaya" dan disarankan untuk meninggalkan rumah mereka selama 36 jam.
Tahun lalu, tujuh orang termasuk lima karyawan perusahaan nuklir Rosatom dan dua staf Kementerian Pertahanan tewas dalam ledakan mesin bertenaga nuklir. Insiden nuklir ini terkait dengan rudal hipersonik yang dilaporkan diuji coba di situs militer di dekat Nyonoksa.
”Evakuasi, mungkin, dikaitkan dengan tes akhir rudal hipersonik Zircon yang baru,” tulis surat kabar pro-Kremlin, Tsargrad, mengutip seorang sumber, sebagaiman dilansirMirror, Sabtu (11/7/2020).
Kantor berita pemerintah, TASS, melaporkan railgun elektromagnetik ini memiliki jangkauan efektif rata-rata delapan kilometer (5 mil) dan jangkauan maksimum 10 kilometer (6,2 mil).
Dalam uji coba beberapa tahun yang lalu, jangkauan optimal dilaporkan mencapai dua hingga tiga kilometer (1,2 hingga 1,9 mil).
Laporan TASS mengatakan bahwa tes pada railgun, senjata yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk meluncurkan proyektil berkecepatan tinggi, dimulai pada 2015 dan tes putaran terakhir berlangsung musim semi ini.
Meriam electromagnetic pulse (EMP) ini diklaim dapat menghancurkan pesawat dari jarak 10 kilometer dengan mengacaukan komponen listrik dari peralatan di dalam pesawat tersebut.
Selama pengujian, railgun menghancurkan beberapa target darat serta kendaraan udara tak berawak (UAV). (Baca: Railgun Elektromagnetik China Diklaim Siap Dipakai Perang )
Masih menurut laporan TASS, senjata seperti ini akan sulit untuk dikembangkan di masa depan karena pasokan listrik yang besar diperlukan untuk menghasilkan sejumlah besar daya yang terlibat dalam menembakkan proyektilnya.
Tidak disebutkan di mana di Rusia menguji coba meriam elektromagnetik ini. Namun, awal bulan ini para warga sebuah desa di dekat situs uji coba rudal hipersonik di Nyonoksa dievakuasi dengan alasan akan ada "pekerjaan militer".
Sekitar 500 penduduk setempat di Nyonoksa diberi tahu bahwa mereka tinggal di "zona bahaya" dan disarankan untuk meninggalkan rumah mereka selama 36 jam.
Tahun lalu, tujuh orang termasuk lima karyawan perusahaan nuklir Rosatom dan dua staf Kementerian Pertahanan tewas dalam ledakan mesin bertenaga nuklir. Insiden nuklir ini terkait dengan rudal hipersonik yang dilaporkan diuji coba di situs militer di dekat Nyonoksa.
”Evakuasi, mungkin, dikaitkan dengan tes akhir rudal hipersonik Zircon yang baru,” tulis surat kabar pro-Kremlin, Tsargrad, mengutip seorang sumber, sebagaiman dilansirMirror, Sabtu (11/7/2020).
(min)
tulis komentar anda