Irak Musnahkan 6 Ton Narkoba, Penghancuran Terbesar Sejak 2009

Selasa, 20 Desember 2022 - 03:30 WIB
Irak Musnahkan 6 Ton Narkoba, Penghancuran Terbesar Sejak 2009.
BAGHDAD - Otoritas Irak pada Minggu (18/12/2022), membakar sekitar 6 ton obat-obatan terlarang , termasuk tumpukan besar ganja, Captagon dan kokain. Menurut para pejabat, ini adalah penghancuran terbesar selama lebih dari satu dekade.

Pejabat pemerintah, mengenakan baju putih dan masker wajah. Obat-obatan terlarang ditumpuk di lubang yang digali ke dalam pasir. Petugas lalu menyiramnya dengan bahan bakar dan membakarnya.



Menteri Kesehatan Saleh Al-Hasnawi, berbicara pada acara di luar pangkalan militer dekat Baghdad, mengatakan itu adalah "operasi penghancuran sebesar ini" pertama sejak 2009.

“Narkoba itu telah disita oleh pasukan di perbatasan dan tempat-tempat lain di Irak,” kata Al-Hasnawi, seperti dikutip dari AFP. Menurutnya, beberapa di antaranya disimpan selama beberapa tahun.

Pasukan keamanan telah mengintensifkan operasi narkotika dalam beberapa tahun terakhir dengan pengumuman penyitaan dan penangkapan pengedar narkoba hampir setiap hari.



Daerah yang berbatasan dengan Iran telah menjadi jalur perdagangan narkoba utama, termasuk sabu-sabu. Gumpalan besar asap hitam naik ke langit saat stok dibakar, termasuk 350 kg kokain dan 54 juta pil - termasuk 5 juta pil Captagon stimulan jenis amfetamin, kata seorang pejabat pemerintah.

Sejumlah sabu dan ganja juga dimusnahkan. Sebagian besar obat yang dimusnahkan berasal dari Iran, tetapi Lebanon dan Suriah juga menjadi sumber, kata pejabat pemerintah.

Sementara beberapa pengedar narkoba menggunakan Irak sebagai titik transit, negara itu juga mengalami ledakan penjualan dan konsumsi domestik dalam beberapa tahun terakhir.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(esn)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Terpopuler
Berita Terkini More