3 Hari Berturut-turut, Rusia Kerahkan Rudal Nuklir Yars yang Mampu Serang AS
Sabtu, 17 Desember 2022 - 00:39 WIB
MOSKOW - Rusia selama tiga hari berturut-turut telah mengerahkan rudal nuklir raksasa Yars, senjata yang mampu menjangkau Amerika Serikat (AS) sang pemimpin NATO.
Manuver tidak biasa dari Moskow ini dimulai sejak Rabu dan berlanjut pada Kamis dan Jumat (16/12/2022).
Pada hari Rabu, Rusia menunjukkan pengerahan rudal Yars yang berbasis silo di pangkalan Kozelsky, 160 mil selatan Moskow. Pada hari Kamis, pengerahan kembali terjadi di pangkalan yang sama.
Sedangkan pada hari Jumat, pengerahan rudal nuklir Yars berlangsung di sebuah pangkalan militer di Tver.
Ketika pengerahan rudal nuklir raksasa itu disiarkan televisi pemerintah, pensiunan jenderal Rusia; Andrey Gurulev, mengatakan bahwa Moskow harus memprioritaskan menyerang London daripada Washington DC.
Gurulev mengatakan bahwa Barat sangat ingin melihat Ukraina menyerang Rusia.
"Jadi mengapa kita malu mengatakan bahwa kita harus menyerang London?" tanya dia.
"Saya tidak mengatakan bahwa kita harus menghancurkan semua orang. Kita harus menghancurkan fasilitas penting-–pusat kendali, pangkalan militer, dan lapangan terbang."
"Saya yakin kita harus memiliki katalog di Staf Umum dan diperbarui setiap saat...Apakah itu nuklir...[atau tidak]," ujarnya.
"Jika itu bukan nuklir, Anda harus menghitung berapa banyak pembawa rudal, kapal, pesawat terbang, konstelasi satelit...dan [drone] jarak jauh yang dibutuhkan," paparnya.
"Dan serangan di London, aneh kedengarannya, akan menjadi peringatan pertama dan terakhir bagi [pengambil keputusan nyata] Washington."
Rusia diperkirakan memiliki rudal nuklir 173 Yars yang beroperasi, yang mampu menjangkau seluruh Eropa atau AS dengan masing-masing enam hulu ledak nuklir.
Rudal Yars adalah modifikasi dari sistem rudal Topol-M, dan pertama kali dikerahkan pada tahun 2009. Dalam latihan tempur Oktober lalu, Rusia mempraktikkan responsnya terhadap serangan nuklir Barat.
Namun, Yars bukan rudal nuklir paling modern Rusia. Senjata nuklir paling modern Rusia adalah rudal Sarmat 2, yang uji cobanya diawasi oleh Putin pada bulan April lalu.
Moskow mengeklaim bahwa Sarmat 2 dapat membawa hingga 15 hulu ledak nuklir yang dipasang pada kendaraan re-entry hipersonik Avangard yang baru, yang membawa mereka ke targetnya.
Pengerahan terbaru dari rudal strategis Yars di wilayah Tver, yang lebih dekat ke perbatasan NATO daripada pangkalan Kozelsky, terjadi ketika Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan bahwa Moskow bisa menggunakan senjata nuklir untuk merespons serangan terhadap Rusia.
Pengerahan rudal Yars selama tiga hari berturut-turut dilakukan menjelang Hari Pasukan Rudal Strategis Rusia pada hari Sabtu (17/12/2022).
Komandan Pasukan Rudal Strategis Rusia Kolonel Jenderal Sergei Karakayev mengatakan kepada Zvezda TV: "Sebuah resimen rudal di wilayah Tver telah memasuki tugas tempur dengan sistem road-mobile Yars."
Pengerahan ini, ditandai dengan upacara militer di kompleks Pasukan Rudal Strategis Bologovsky, dilakukan saat pasukan Moskow secara terpisah meluncurkan puluhan rudal yang menghujani Ukraina.
Terakhir kali Rusia memamerkan rudal Yars adalah pada bulan Oktober ketika Putin mengawasi latihan nuklir Grom tahunan.
Kapal selam, pesawat pengebom berkemampuan nuklir, dan pasukan rudal nuklir Rusia semuanya ikut serta dalam latihan tersebut-–diawasi oleh Putin di pusat komando nuklirnya.
Kolonel Igor Korotchenko, pemimpin redaksi majalah National Defence Rusia, mengatakan latihan tersebut merupakan latihan untuk menghancurkan Inggris dan AS.
Manuver tidak biasa dari Moskow ini dimulai sejak Rabu dan berlanjut pada Kamis dan Jumat (16/12/2022).
Pada hari Rabu, Rusia menunjukkan pengerahan rudal Yars yang berbasis silo di pangkalan Kozelsky, 160 mil selatan Moskow. Pada hari Kamis, pengerahan kembali terjadi di pangkalan yang sama.
Sedangkan pada hari Jumat, pengerahan rudal nuklir Yars berlangsung di sebuah pangkalan militer di Tver.
Ketika pengerahan rudal nuklir raksasa itu disiarkan televisi pemerintah, pensiunan jenderal Rusia; Andrey Gurulev, mengatakan bahwa Moskow harus memprioritaskan menyerang London daripada Washington DC.
Gurulev mengatakan bahwa Barat sangat ingin melihat Ukraina menyerang Rusia.
"Jadi mengapa kita malu mengatakan bahwa kita harus menyerang London?" tanya dia.
"Saya tidak mengatakan bahwa kita harus menghancurkan semua orang. Kita harus menghancurkan fasilitas penting-–pusat kendali, pangkalan militer, dan lapangan terbang."
"Saya yakin kita harus memiliki katalog di Staf Umum dan diperbarui setiap saat...Apakah itu nuklir...[atau tidak]," ujarnya.
"Jika itu bukan nuklir, Anda harus menghitung berapa banyak pembawa rudal, kapal, pesawat terbang, konstelasi satelit...dan [drone] jarak jauh yang dibutuhkan," paparnya.
"Dan serangan di London, aneh kedengarannya, akan menjadi peringatan pertama dan terakhir bagi [pengambil keputusan nyata] Washington."
Rusia diperkirakan memiliki rudal nuklir 173 Yars yang beroperasi, yang mampu menjangkau seluruh Eropa atau AS dengan masing-masing enam hulu ledak nuklir.
Rudal Yars adalah modifikasi dari sistem rudal Topol-M, dan pertama kali dikerahkan pada tahun 2009. Dalam latihan tempur Oktober lalu, Rusia mempraktikkan responsnya terhadap serangan nuklir Barat.
Namun, Yars bukan rudal nuklir paling modern Rusia. Senjata nuklir paling modern Rusia adalah rudal Sarmat 2, yang uji cobanya diawasi oleh Putin pada bulan April lalu.
Moskow mengeklaim bahwa Sarmat 2 dapat membawa hingga 15 hulu ledak nuklir yang dipasang pada kendaraan re-entry hipersonik Avangard yang baru, yang membawa mereka ke targetnya.
Pengerahan terbaru dari rudal strategis Yars di wilayah Tver, yang lebih dekat ke perbatasan NATO daripada pangkalan Kozelsky, terjadi ketika Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan bahwa Moskow bisa menggunakan senjata nuklir untuk merespons serangan terhadap Rusia.
Pengerahan rudal Yars selama tiga hari berturut-turut dilakukan menjelang Hari Pasukan Rudal Strategis Rusia pada hari Sabtu (17/12/2022).
Komandan Pasukan Rudal Strategis Rusia Kolonel Jenderal Sergei Karakayev mengatakan kepada Zvezda TV: "Sebuah resimen rudal di wilayah Tver telah memasuki tugas tempur dengan sistem road-mobile Yars."
Pengerahan ini, ditandai dengan upacara militer di kompleks Pasukan Rudal Strategis Bologovsky, dilakukan saat pasukan Moskow secara terpisah meluncurkan puluhan rudal yang menghujani Ukraina.
Terakhir kali Rusia memamerkan rudal Yars adalah pada bulan Oktober ketika Putin mengawasi latihan nuklir Grom tahunan.
Kapal selam, pesawat pengebom berkemampuan nuklir, dan pasukan rudal nuklir Rusia semuanya ikut serta dalam latihan tersebut-–diawasi oleh Putin di pusat komando nuklirnya.
Kolonel Igor Korotchenko, pemimpin redaksi majalah National Defence Rusia, mengatakan latihan tersebut merupakan latihan untuk menghancurkan Inggris dan AS.
(min)
tulis komentar anda