Teori Konspirasi Hilangnya Pesawat MH370 yang Misterius, Benarkah Pilot Bunuh Diri?
Jum'at, 16 Desember 2022 - 17:30 WIB
KUALA LUMPUR - Hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370, yang terjadi pada Maret 2014 lalu, baru baru ini kembali jadi bahan perbincangan setelah puing baru dari pesawat Malaysia tersebut ditemukan.
Melansir dari news.sky.com, laporan baru diterbitkan insinyur Inggris Richard Godfrey menunjukkan pintu roda pesawat yang rusak ditemukan di pantai selatan Semenanjung Antsiraka Madagaskar.
Analisis yang dikemukakan Godfrey dan Gibson mengungkapkan pesawat MH370 jatuh dengan cepat dan disengaja.
Pendapat ini dikemukakan karena terdapat fakta berupa kerusakan yang terjadi dari sisi interior dan eksterior, serta roda pendaratan yang diperpanjang.
Sehingga ditarik kesimpulan sang pilot masih secara aktif mengendalikan pesawat hingga akhir penerbangan.
"Tingkat kerusakan dengan retakan di semua sisi dan kekuatan penetrasi yang ekstrem menembus puing-puing mengarah pada kesimpulan bahwa akhir penerbangan adalah penyelaman berkecepatan tinggi yang dirancang untuk memastikan pesawat pecah menjadi potongan sebanyak mungkin," ungkap laporan Godfrey dan Gibson.
Laporan tersebut mengklaim kombinasi dari dampak berkecepatan tinggi yang telah direncanakan untuk memecahkan pesawat, hal ini lantas menunjukkan niat tindak kriminal dari sang pilot.
Seorang pilot profesional biasanya tidak menurunkan undercarriage (roda pendaratan) ketika hendak melakukan pendaratan darurat di permukaan air.
Lihat Juga: Penerbangan Spirit Airlines Ditembaki saat Coba Mendarat di Haiti, Pramugari Terkena Peluru
Melansir dari news.sky.com, laporan baru diterbitkan insinyur Inggris Richard Godfrey menunjukkan pintu roda pesawat yang rusak ditemukan di pantai selatan Semenanjung Antsiraka Madagaskar.
Analisis yang dikemukakan Godfrey dan Gibson mengungkapkan pesawat MH370 jatuh dengan cepat dan disengaja.
Pendapat ini dikemukakan karena terdapat fakta berupa kerusakan yang terjadi dari sisi interior dan eksterior, serta roda pendaratan yang diperpanjang.
Sehingga ditarik kesimpulan sang pilot masih secara aktif mengendalikan pesawat hingga akhir penerbangan.
"Tingkat kerusakan dengan retakan di semua sisi dan kekuatan penetrasi yang ekstrem menembus puing-puing mengarah pada kesimpulan bahwa akhir penerbangan adalah penyelaman berkecepatan tinggi yang dirancang untuk memastikan pesawat pecah menjadi potongan sebanyak mungkin," ungkap laporan Godfrey dan Gibson.
Laporan tersebut mengklaim kombinasi dari dampak berkecepatan tinggi yang telah direncanakan untuk memecahkan pesawat, hal ini lantas menunjukkan niat tindak kriminal dari sang pilot.
Seorang pilot profesional biasanya tidak menurunkan undercarriage (roda pendaratan) ketika hendak melakukan pendaratan darurat di permukaan air.
Lihat Juga: Penerbangan Spirit Airlines Ditembaki saat Coba Mendarat di Haiti, Pramugari Terkena Peluru
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
tulis komentar anda