Rudal Patriot Bakal Jadi Target Serangan Rusia
Kamis, 15 Desember 2022 - 01:31 WIB
MOSKOW - Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia pasti akan menargetkan sistem rudal Patriot MIM-104 Amerika Serikat (AS) di Ukraina jika senjata tersebut dikerahkan dalam konflik yang sedang berlangsung.
Pernyataan ini merespons laporan media di AS yang telah mengindikasikan bahwa rencana untuk mengirimkan sistem pertahanan udara itu sedang dalam tahap akhir.
Pernyataan Peskov datang sebagai jawaban atas pertanyaan tentang bagaimana Rusia akan bereaksi terhadap kemungkinan pengiriman sistem buatan AS itu yang saat ini tidak dimiliki Kiev.
Meski begitu, Peskov menyarankan agar tidak terburu-buru mengambil kesimpulan.
“Di zaman kita, laporan media tidak dapat diandalkan. Kita tunggu saja informasi resminya,” jelasnya seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (15/12/2022).
CNN minggu ini mengklaim bahwa Pentagon sedang menyelesaikan proposal untuk mempersenjatai Ukraina dengan rudal Patriot. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin harus menyetujui rencana itu sebelum dikirim ke presiden untuk persetujuan, kata jaringan itu. Sumber yang dikutip oleh outlet berita besar lainnya mengkonfirmasi pelaporan tersebut.
"Jika dikirim, setiap baterai rudal akan membutuhkan lusinan Pembela Udara yang terlatih untuk beroperasi,” kata pensiunan Jenderal Angkatan Darat AS Mark Hertling di Twitter.
Mempersiapkan kru akan membutuhkan waktu berbulan-bulan, jadi kecuali ada pelatihan rahasia yang berlangsung selama berbulan-bulan, 'persetujuan' tidak berarti sistem itu akan segera berada di medan perang.
AS dan sekutunya telah berjanji untuk mendukung Ukraina dengan senjata, pelatihan, dan pendanaan "selama diperlukan" untuk mengalahkan Rusia. Moskow mengatakan negara-negara Barat hanya memperpanjang konflik dalam upaya untuk menyakiti Rusia dan menekan pemerintah Ukraina untuk tidak melakukan negosiasi damai.
Sebelumnya mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev, yang sekarang menjadi wakil ketua Dewan Keamanan Nasional, menyatakan pada akhir November lalu bahwa senjata semacam itu dan awaknya akan menjadi target yang sah jika anggota NATO mengirimkannya.
Pernyataan Medvedev muncul setelah Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg memuji keputusan Jerman untuk mengerahkan rudal Patriotnya ke Polandia.
Dia memuji dukungan Berlin terhadap Kiev dan mengatakan bahwa keputusan tentang kemampuan khusus yang dikirim ke Ukraina bergantung pada pemerintah nasional. Beberapa pengamat, termasuk Medvedev, menganggap ini sebagai petunjuk penyebaran senjata yang akan datang.
Pernyataan ini merespons laporan media di AS yang telah mengindikasikan bahwa rencana untuk mengirimkan sistem pertahanan udara itu sedang dalam tahap akhir.
Pernyataan Peskov datang sebagai jawaban atas pertanyaan tentang bagaimana Rusia akan bereaksi terhadap kemungkinan pengiriman sistem buatan AS itu yang saat ini tidak dimiliki Kiev.
Meski begitu, Peskov menyarankan agar tidak terburu-buru mengambil kesimpulan.
“Di zaman kita, laporan media tidak dapat diandalkan. Kita tunggu saja informasi resminya,” jelasnya seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (15/12/2022).
CNN minggu ini mengklaim bahwa Pentagon sedang menyelesaikan proposal untuk mempersenjatai Ukraina dengan rudal Patriot. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin harus menyetujui rencana itu sebelum dikirim ke presiden untuk persetujuan, kata jaringan itu. Sumber yang dikutip oleh outlet berita besar lainnya mengkonfirmasi pelaporan tersebut.
"Jika dikirim, setiap baterai rudal akan membutuhkan lusinan Pembela Udara yang terlatih untuk beroperasi,” kata pensiunan Jenderal Angkatan Darat AS Mark Hertling di Twitter.
Mempersiapkan kru akan membutuhkan waktu berbulan-bulan, jadi kecuali ada pelatihan rahasia yang berlangsung selama berbulan-bulan, 'persetujuan' tidak berarti sistem itu akan segera berada di medan perang.
AS dan sekutunya telah berjanji untuk mendukung Ukraina dengan senjata, pelatihan, dan pendanaan "selama diperlukan" untuk mengalahkan Rusia. Moskow mengatakan negara-negara Barat hanya memperpanjang konflik dalam upaya untuk menyakiti Rusia dan menekan pemerintah Ukraina untuk tidak melakukan negosiasi damai.
Sebelumnya mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev, yang sekarang menjadi wakil ketua Dewan Keamanan Nasional, menyatakan pada akhir November lalu bahwa senjata semacam itu dan awaknya akan menjadi target yang sah jika anggota NATO mengirimkannya.
Pernyataan Medvedev muncul setelah Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg memuji keputusan Jerman untuk mengerahkan rudal Patriotnya ke Polandia.
Dia memuji dukungan Berlin terhadap Kiev dan mengatakan bahwa keputusan tentang kemampuan khusus yang dikirim ke Ukraina bergantung pada pemerintah nasional. Beberapa pengamat, termasuk Medvedev, menganggap ini sebagai petunjuk penyebaran senjata yang akan datang.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda