Barak Tentara Rusia di Crimea Ludes Dilahap Si Jago Merah
Minggu, 11 Desember 2022 - 08:16 WIB
SEVASTOPOL - Sebuah barak tentara Rusia yang menampung pasukan yang dimobilisasi di Crimea telah terbakar habis, setelah dilalap api. Barak tersebut terletak di pangkalan militer di Sovetskoye dan dikatakan sebagai rumah bagi beberapa ratus wajib militer.
Insiden tersebut merupakan kemunduran terbaru bagi Vladimir Putin dan para komandannya di semenanjung itu.
Laporan lokal mengatakan kebakaran dimulai pada Sabtu pagi sekitar pukul 6 pagi waktu setempat. Gambar video dari kobaran api menunjukkan barak dilalap api, dengan beberapa mencapai ketinggian beberapa meter.
"Entah ada sesuatu yang masuk, atau para prajurit mabuk, sial," kata seorang saksi mata seperti dikutip dari Daily Express, Minggu (11/12/2022).
Berbagai saluran media sosial mengklaim ada korban tewas dan luka-luka, meski belum ada konfirmasi resmi mengenai korban jiwa oleh militer Rusia.
Crimea dianeksasi secara ilegal oleh Vladimir Putin pada tahun 2014, setelah direbut oleh pasukan Rusia.
Semenanjung itu telah berfungsi sebagai pos persiapan untuk mengangkut amunisi dan pasukan ke Ukraina Selatan, tempat pertempuran sengit terus berkecamuk.
Tentara Ukraina telah melancarkan sejumlah serangan berani terhadap infrastruktur dan pangkalan militer Rusia di Crimea dalam beberapa bulan terakhir.
Pada bulan Agustus, pangkalan udara Saky diserang, mengakibatkan kerugian yang signifikan bagi angkatan udara Rusia.
Analis independen di Oryx Research mengatakan setidaknya 11 jet tempur – empat Su-30SM dan tujuh Su-24 – hancur dalam serangan itu.
Kemudian pada bulan Oktober, sebuah ledakan besar menghancurkan sebagian Jembatan Kerch yang merupakan pukulan telak bagi tentara Rusia.
Jembatan itu menyediakan hubungan langsung antara Rusia dan semenanjung dan sebagai penghubung logistik penting bagi militer Rusia.
Itu terjadi ketika pasukan Rusia melanjutkan serangan mereka di kota timur Bakhmut.
Sumber Rusia melaporkan bahwa militer mereka terus melakukan operasi ofensif di utara dan selatan Bakhmut. Mereka mengatakan Ukraina menderita kerugian besar dalam pertempuran yang sedang berlangsung.
Seorang blogger militer Rusia mengklaim bahwa Batalyon Senapan Bermotor ke-3 Republik Rakyat Donetsk (DNR) telah menguasai Mayorsk, yang terletak 20 km selatan kota yang diperebutkan.
Sementara itu, Staf Umum Ukraina mengatakan pasukan mereka berhasil menghalau serangan Rusia di dekat Klishchiivka, sekitar 7 km barat daya Bakhmut.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Rusia "menghancurkan" Bakhmut dalam pidato malamnya kepada negara pada hari Jumat.
"Bakhmut, Soledar, Maryinka, Kreminna. Sudah lama tidak ada tempat tinggal yang tersisa di tanah daerah ini yang tidak rusak oleh peluru dan api," katanya.
"Para penjajah benar-benar menghancurkan Bakhmut, kota Donbas lain yang diubah oleh tentara Rusia menjadi reruntuhan yang terbakar," ia menambahkan.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan dukungan Iran untuk militer Rusia kemungkinan akan tumbuh dalam beberapa bulan mendatang dan Moskow mungkin akan menawarkan kepada Teheran tingkat dukungan militer yang “belum pernah terjadi sebelumnya” sebagai balasannya.
"Iran telah menjadi salah satu pendukung militer utama Rusia sejak Rusia menginvasi Ukraina," kata Kementerian Pertahanan Inggris dalam dalam buletin harian mereka.
“Dukungan Iran kepada militer Rusia kemungkinan besar akan tumbuh dalam beberapa bulan mendatang: Rusia berusaha mendapatkan lebih banyak senjata, termasuk ratusan rudal balistik," sambungnya.
"Sebagai imbalannya, Rusia sangat mungkin menawarkan Iran tingkat dukungan militer dan teknis yang belum pernah terjadi sebelumnya yang mengubah hubungan pertahanan mereka," demikian laporan Kementerian Pertahanan Inggris.
Insiden tersebut merupakan kemunduran terbaru bagi Vladimir Putin dan para komandannya di semenanjung itu.
Laporan lokal mengatakan kebakaran dimulai pada Sabtu pagi sekitar pukul 6 pagi waktu setempat. Gambar video dari kobaran api menunjukkan barak dilalap api, dengan beberapa mencapai ketinggian beberapa meter.
"Entah ada sesuatu yang masuk, atau para prajurit mabuk, sial," kata seorang saksi mata seperti dikutip dari Daily Express, Minggu (11/12/2022).
Berbagai saluran media sosial mengklaim ada korban tewas dan luka-luka, meski belum ada konfirmasi resmi mengenai korban jiwa oleh militer Rusia.
Crimea dianeksasi secara ilegal oleh Vladimir Putin pada tahun 2014, setelah direbut oleh pasukan Rusia.
Semenanjung itu telah berfungsi sebagai pos persiapan untuk mengangkut amunisi dan pasukan ke Ukraina Selatan, tempat pertempuran sengit terus berkecamuk.
Tentara Ukraina telah melancarkan sejumlah serangan berani terhadap infrastruktur dan pangkalan militer Rusia di Crimea dalam beberapa bulan terakhir.
Pada bulan Agustus, pangkalan udara Saky diserang, mengakibatkan kerugian yang signifikan bagi angkatan udara Rusia.
Analis independen di Oryx Research mengatakan setidaknya 11 jet tempur – empat Su-30SM dan tujuh Su-24 – hancur dalam serangan itu.
Kemudian pada bulan Oktober, sebuah ledakan besar menghancurkan sebagian Jembatan Kerch yang merupakan pukulan telak bagi tentara Rusia.
Jembatan itu menyediakan hubungan langsung antara Rusia dan semenanjung dan sebagai penghubung logistik penting bagi militer Rusia.
Itu terjadi ketika pasukan Rusia melanjutkan serangan mereka di kota timur Bakhmut.
Sumber Rusia melaporkan bahwa militer mereka terus melakukan operasi ofensif di utara dan selatan Bakhmut. Mereka mengatakan Ukraina menderita kerugian besar dalam pertempuran yang sedang berlangsung.
Seorang blogger militer Rusia mengklaim bahwa Batalyon Senapan Bermotor ke-3 Republik Rakyat Donetsk (DNR) telah menguasai Mayorsk, yang terletak 20 km selatan kota yang diperebutkan.
Sementara itu, Staf Umum Ukraina mengatakan pasukan mereka berhasil menghalau serangan Rusia di dekat Klishchiivka, sekitar 7 km barat daya Bakhmut.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Rusia "menghancurkan" Bakhmut dalam pidato malamnya kepada negara pada hari Jumat.
"Bakhmut, Soledar, Maryinka, Kreminna. Sudah lama tidak ada tempat tinggal yang tersisa di tanah daerah ini yang tidak rusak oleh peluru dan api," katanya.
"Para penjajah benar-benar menghancurkan Bakhmut, kota Donbas lain yang diubah oleh tentara Rusia menjadi reruntuhan yang terbakar," ia menambahkan.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan dukungan Iran untuk militer Rusia kemungkinan akan tumbuh dalam beberapa bulan mendatang dan Moskow mungkin akan menawarkan kepada Teheran tingkat dukungan militer yang “belum pernah terjadi sebelumnya” sebagai balasannya.
"Iran telah menjadi salah satu pendukung militer utama Rusia sejak Rusia menginvasi Ukraina," kata Kementerian Pertahanan Inggris dalam dalam buletin harian mereka.
“Dukungan Iran kepada militer Rusia kemungkinan besar akan tumbuh dalam beberapa bulan mendatang: Rusia berusaha mendapatkan lebih banyak senjata, termasuk ratusan rudal balistik," sambungnya.
"Sebagai imbalannya, Rusia sangat mungkin menawarkan Iran tingkat dukungan militer dan teknis yang belum pernah terjadi sebelumnya yang mengubah hubungan pertahanan mereka," demikian laporan Kementerian Pertahanan Inggris.
(ian)
tulis komentar anda