Shireen Abu Akleh Tewas Ditembak, Al Jazeera Seret Israel ke ICC

Selasa, 06 Desember 2022 - 18:13 WIB
Al Jaazeera meminta Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) menyelediki kematian jurnalis seniornya Shireea Abu Akleh yang tewas ditembak oleh tentara Israel. Foto/Ilustrasi
DOHA - Al Jazeera pada Selasa (6/12/2022) telah mengajukan permintaan resmi kepada Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk menyelidiki dan mengadili mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan jurnalis senior keturunan Palestina-Amerika Shireen Abu Akleh.

Abu Akleh, koresponden Al Jazeera selama 25 tahun, dibunuh oleh pasukan Israel pada 11 Mei saat meliput serangan militer Zionis di sebuah kamp pengungsi di Jenin, Tepi Barat yang diduduki.

Permintaan itu mencakup berkas penyelidikan komprehensif selama enam bulan oleh Al Jazeera yang mengumpulkan smeua bukti saksi mata dan rekaman video yang tersedia, serta materi baru tentang pembunuhan Abu Akleh.

Pengacara Al Jazeera, Rodney Dixon KC, mengatakan permintaan yang diajukan ICC disajikan dalam konteks serangan yang lebih luas terhadap Al Jazeera dan jurnalis di Palestina. Ia merujuk pada insiden seperti pemboman kantor jaringan berita itu di Gaza pada 15 Mei 2021.

“Ini bukan insiden tunggal, ini adalah pembunuhan yang merupakan bagian dari pola yang lebih luas yang harus diselidiki oleh jaksa penuntut untuk mengidentifikasi mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut, dan untuk mengajukan tuntutan terhadap mereka,” katanya.



“Fokusnya ada pada Shireen, dan pembunuhan khusus ini, pembunuhan yang keterlaluan ini. Tapi bukti yang kami ajukan melihat semua tindakan terhadap Al Jazeera karena telah ditargetkan sebagai organisasi media internasional," sambungnya.

“Dan bukti menunjukkan bahwa apa yang coba dilakukan otoritas (Israel) adalah membungkamnya,” terang Dixon seperti dikutip dari media yang berbasis di Qatar itu.



Dixon mengatakan Al Jazeera berhadap jaksa ICC benar-benar memulai penyelidikan kasus ini setelah permintaan tersebut. Permintaan tersebut melengkapi pengaduan yang diajukan ke ICC oleh keluarga Abu Akleh pada bulan September, didukung oleh Sindikat Pers Palestina dan Federasi Jurnalis Internasional.

Abu Akleh ditembak di kepala saat dia mencoba melindungi dirinya dengan pohon carob. Produser Al Jazeera Ali al-Samoudi juga ditembak di bahu.

Dia saat itu mengenakan helm pelindung dan rompi antipeluru yang dengan jelas bertuliskan PRESS, sedang berjalan di jalan di depan pasukan Israel ketika diserang.

Dalam sebuah pernyataan, Al Jazeera mengatakan bukti baru yang diajukan oleh Al Jazeera menunjukkan Shireen dan rekan-rekannya ditembaki langsung oleh Pasukan Pendudukan Israel (IOF).

Pernyataan itu menambahkan bukti yang membatalkan klaim oleh otoritas Israel bahwa Shireen tewas dalam baku tembak.

"Menegaskan, tanpa keraguan, bahwa tidak ada penembakan di daerah di mana Shireen berada, selain IOF yang menembak langsung ke arahnya," tegas pernyataan itu.

“Bukti menunjukkan bahwa pembunuhan yang disengaja ini merupakan bagian dari kampanye yang lebih luas untuk menargetkan dan membungkam Al Jazeera,” kata pernyataan tersebut.

Setelah ICC meninjau bukti, mereka akan memutuskan apakah akan menyelidiki pembunuhan Abu Akleh sebagai bagian dari penyelidikan yang sedang berlangsung.



Pada tahun 2021, ICC memutuskan memiliki yurisdiksi atas situasi di wilayah Palestina yang diduduki. Pengajuan Al Jazeera meminta agar pembunuhan Abu Akleh menjadi bagian dari penyelidikan yang lebih luas ini.

“Kami meminta penyelidikan yang mengarah pada tuntutan yang diajukan dan mereka yang bertanggung jawab dituntut,” kata Dixon.

Investigasi yang dilakukan oleh PBB, organisasi hak asasi manusia Palestina dan Israel, dan outlet berita internasional menyimpulkan bahwa Abu Akleh dibunuh oleh seorang tentara Israel.

Keluarga Abu Akleh menyerukan "penyelidikan menyeluruh dan transparan" oleh FBI Amerika Serikat (AS) dan Departemen Luar Negeri untuk mengungkap rantai komando yang menyebabkan kematian seorang warga AS.

“Singkatnya, kami ingin (Presiden AS) Biden melakukan dalam kasus Shireen apa yang gagal dilakukan oleh pemerintahannya dan pemerintahan AS sebelumnya ketika warga Amerika lainnya dibunuh oleh Israel: Meminta pertanggungjawaban para pembunuh,” tulis Lina Abu Akleh, keponakan Shireen Abu Akleh, di Al Jazeera pada bulan Juli lalu.

Pada bulan November AS mengumumkan penyelidikan FBI atas pembunuhan Abu Akleh, berita itu disambut baik oleh keluarganya.

Namun, Dixon memperingatkan, penyelidikan ini seharusnya tidak menjadi alasan bagi ICC untuk tidak bertindak.

"Mereka bisa, mereka bisa bekerja sama dengan...FBI, sehingga kasus ini tidak jatuh di antara celah, dan bahwa mereka yang bertanggung jawab diidentifikasi dan diadili," tukasnya.

Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(ian)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More