Tahun Depan Rusia Akan Fokus Bangun Infrastruktur Senjata Nuklir
Kamis, 01 Desember 2022 - 04:30 WIB
MOSKOW - Rusia akan memberi perhatian khusus pada pembangunan infrastruktur untuk kekuatan nuklirnya pada 2023. Hal itu diungkapkan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu, Rabu (30/11/2022).
Shoigu mengatakan dalam komentar di televise, bahwa Rusia juga akan bekerja untuk meningkatkan kemampuan tempur pasukan misilnya dan bahwa fasilitas sedang dibangun untuk mengakomodasi sistem misil baru. Saat ini, Rusia memiliki persediaan senjata nuklir terbesar di dunia, dengan hampir 6.000 hulu ledak.
Presiden Vladimir Putin telah menempatkan wilayah yang direbut oleh Rusia di Ukraina di bawah payung nuklir Moskow, memperingatkan bahwa dia siap untuk mempertahankan "keutuhan wilayah" Rusia dengan segala cara yang tersedia.
Shoigu juga mengatakan, Angkatan Bersenjata Rusia harus menggunakan sistem senjata canggih baru dalam konflik di Ukraina.
“Penting untuk melanjutkan modernisasi dan pembuatan sistem yang menjanjikan dengan penggunaan selanjutnya selama operasi militer khusus,” kata Shoigu pada pertemuan para jenderal senior Kementerian Pertahanan.
Shoigu, salah satu sekutu terdekat Presiden Vladimir Putin, tidak merinci senjata canggih mana yang harus digunakan, meskipun dia mengatakan ingin berdiskusi dengan para jenderal tentang cara baru untuk meningkatkan serangan artileri dan rudal.
“Cara baru untuk menggunakannya dalam pertempuran sedang diuji,” kata Shoigu, tanpa memberikan rinciannya. Menurutnya, di Ukraina serangan balasan baterai ditingkatkan dengan menggunakan sistem roket jarak jauh seperti Tornado-S dan sistem artileri "Malka" berkekuatan tinggi.
“Ini memungkinkan untuk secara efektif menyerang sistem roket dan artileri asing,” kata Shoigu. Konflik di Ukraina, kemungkinan yang paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia Kedua, telah menewaskan puluhan ribu orang di kedua sisi dan menimbulkan kekhawatiran akan konflik yang lebih luas antara aliansi NATO pimpinan AS dan Rusia.
Shoigu mengatakan dalam komentar di televise, bahwa Rusia juga akan bekerja untuk meningkatkan kemampuan tempur pasukan misilnya dan bahwa fasilitas sedang dibangun untuk mengakomodasi sistem misil baru. Saat ini, Rusia memiliki persediaan senjata nuklir terbesar di dunia, dengan hampir 6.000 hulu ledak.
Presiden Vladimir Putin telah menempatkan wilayah yang direbut oleh Rusia di Ukraina di bawah payung nuklir Moskow, memperingatkan bahwa dia siap untuk mempertahankan "keutuhan wilayah" Rusia dengan segala cara yang tersedia.
Shoigu juga mengatakan, Angkatan Bersenjata Rusia harus menggunakan sistem senjata canggih baru dalam konflik di Ukraina.
“Penting untuk melanjutkan modernisasi dan pembuatan sistem yang menjanjikan dengan penggunaan selanjutnya selama operasi militer khusus,” kata Shoigu pada pertemuan para jenderal senior Kementerian Pertahanan.
Shoigu, salah satu sekutu terdekat Presiden Vladimir Putin, tidak merinci senjata canggih mana yang harus digunakan, meskipun dia mengatakan ingin berdiskusi dengan para jenderal tentang cara baru untuk meningkatkan serangan artileri dan rudal.
“Cara baru untuk menggunakannya dalam pertempuran sedang diuji,” kata Shoigu, tanpa memberikan rinciannya. Menurutnya, di Ukraina serangan balasan baterai ditingkatkan dengan menggunakan sistem roket jarak jauh seperti Tornado-S dan sistem artileri "Malka" berkekuatan tinggi.
“Ini memungkinkan untuk secara efektif menyerang sistem roket dan artileri asing,” kata Shoigu. Konflik di Ukraina, kemungkinan yang paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia Kedua, telah menewaskan puluhan ribu orang di kedua sisi dan menimbulkan kekhawatiran akan konflik yang lebih luas antara aliansi NATO pimpinan AS dan Rusia.
(esn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda