Kertas Putih Kosong Simbol Demo terhadap Xi Jinping di China, Ini Maksudnya
Selasa, 29 November 2022 - 13:36 WIB
BEIJING - Lembaran kertas putih kosong telah simbol demo di China menentang Presiden Xi Jinping selama beberapa hari terakhir. Protes yang meluas ke berbagai kota itu menolak kebijakan pemerintah yang tidak menoleransi Covid-19 dan perbedaan pendapat publik.
Gerakan itu dimulai dengan peringatan duka untuk 10 korban tewas dalam tragedi kebakaran apartemen di Urumqi, Xinjiang, pada 24 November.
Wilayah itu telah menjadi tempat penduduk tinggal dalam keadaan terkunci (lockdown) selama lebih dari tiga bulan.
Pembatasan pergerakan dan rintangan yang mencegah penyelamatan cepat oleh petugas pemadam kebakaran disebut telah berkontribusi pada kematian para korban kebakaran.
Demonstrasi damai selama tiga hari mencapai puncaknya di kota-kota besar seperti Shanghai pada hari Minggu, ketika penduduk yang berduka atas tragedi yang dapat dihindari kemudian bentrok dengan polisi berseragam yang dikirim untuk memulihkan ketertiban.
Pada saat itu, protes publik telah menjadi lebih dari sekadar memprotes kebijakan nol Covid-19 di China, dan termasuk kritik terhadap pengawasan dan penyensoran pemerintah yang berlebihan.
Mengutip Newsweek, Selasa (29/11/2022), memegang kertas putih kosong di atas kepala mereka, pengunjuk rasa tidak hanya mengisyaratkan, tetapi tidak menyiarkan secara terbuka, keluhan yang tersebar luas.
Itu tidak menghentikan intervensi polisi, sama seperti itu juga tidak mencegah penangkapan aktivis anti-perang yang mencoba taktik yang sama di Rusia dan Belarusia tahun ini.
Gerakan itu dimulai dengan peringatan duka untuk 10 korban tewas dalam tragedi kebakaran apartemen di Urumqi, Xinjiang, pada 24 November.
Wilayah itu telah menjadi tempat penduduk tinggal dalam keadaan terkunci (lockdown) selama lebih dari tiga bulan.
Pembatasan pergerakan dan rintangan yang mencegah penyelamatan cepat oleh petugas pemadam kebakaran disebut telah berkontribusi pada kematian para korban kebakaran.
Demonstrasi damai selama tiga hari mencapai puncaknya di kota-kota besar seperti Shanghai pada hari Minggu, ketika penduduk yang berduka atas tragedi yang dapat dihindari kemudian bentrok dengan polisi berseragam yang dikirim untuk memulihkan ketertiban.
Pada saat itu, protes publik telah menjadi lebih dari sekadar memprotes kebijakan nol Covid-19 di China, dan termasuk kritik terhadap pengawasan dan penyensoran pemerintah yang berlebihan.
Mengutip Newsweek, Selasa (29/11/2022), memegang kertas putih kosong di atas kepala mereka, pengunjuk rasa tidak hanya mengisyaratkan, tetapi tidak menyiarkan secara terbuka, keluhan yang tersebar luas.
Itu tidak menghentikan intervensi polisi, sama seperti itu juga tidak mencegah penangkapan aktivis anti-perang yang mencoba taktik yang sama di Rusia dan Belarusia tahun ini.
Lihat Juga :
tulis komentar anda