Pasien Diduga Tertular Ebola, Klinik Rumah Sakit Inggris Dilockdown
Jum'at, 18 November 2022 - 13:12 WIB
LONDON - Sebuah klinik rumah sakit di Inggris dikunci atau dilockdown di tengah kekhawatiran seorang pasien kemungkinan tertular strain Ebola yang mematikan.
Rumah Sakit Colchester di Essex, Inggris, mengambil keputusan untuk menangani "masalah pengendalian infeksi" setelah gejala virus dan riwayat perjalanan pasien baru-baru ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan staf medis.
Wabah Ebola di Uganda telah menyebabkan 55 kematian dan 141 kasus sejak 20 September. Sebuah sumber mengatakan kepada The Sun bahwa pusat perawatan darurat rumah sakit ditempatkan dalam posisi "lockdown".
Pasien kemudian menjalani tes untuk beberapa demam berdarah virus.
"Orang yang baru saja bepergian dan melaporkan penyakit secara rutin dinilai oleh dokter NHS untuk berbagai penyakit menular," kata Dr Meera Chand, direktur klinis dan infeksi baru dari Badan Keamanan Kesehatan (NHS) Inggris seperti dilansir dari Daily Star, Jumat (18/11/2022).
Karena wabah di Uganda, petugas medis di negara ini "waspada" untuk mendeteksi pasien yang menunjukkan gejala virus, yang memiliki tingkat kematian 50% itu.
Organisasi Kesehatan Dunia mencantumkan demam, kelelahan, nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorokan, muntah, diare, dan ruam sebagai gejala utama Ebola bersama dengan, dalam beberapa kasus, seperti gusi berdarah dan darah dalam tinja.
Juru bicara East Suffolk dan North Essex NHS Foundation Trust mengonfirmasi bahwa pusat perawatan darurat 24 jam telah dibuka kembali sepenuhnya pada pada hari Kamis pukul 7 pagi waktu setempat.
Tidak pernah ada kasus Ebola yang diketahui tertular di Inggris tetapi, delapan tahun lalu, dua orang yang terinfeksi virus di Afrika Barat dirawat di negara ini dan sembuh total setelah dirawat di unit spesialis penyakit menular, yaitu terletak di Rumah Sakit Royal Victoria Newcastle dan Rumah Sakit Royal Free di London.
Ebola awalnya ditularkan ke manusia dari hewan liar dan menyebar melalui cairan tubuh, seperti darah, air mani, feses, dan muntahan.
Tidak ada pengobatan atau vaksin berlisensi yang saat ini tersedia di Inggris dan orang yang terinfeksi dirawat secara terpisah dalam perawatan intensif.
Rumah Sakit Colchester di Essex, Inggris, mengambil keputusan untuk menangani "masalah pengendalian infeksi" setelah gejala virus dan riwayat perjalanan pasien baru-baru ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan staf medis.
Wabah Ebola di Uganda telah menyebabkan 55 kematian dan 141 kasus sejak 20 September. Sebuah sumber mengatakan kepada The Sun bahwa pusat perawatan darurat rumah sakit ditempatkan dalam posisi "lockdown".
Pasien kemudian menjalani tes untuk beberapa demam berdarah virus.
"Orang yang baru saja bepergian dan melaporkan penyakit secara rutin dinilai oleh dokter NHS untuk berbagai penyakit menular," kata Dr Meera Chand, direktur klinis dan infeksi baru dari Badan Keamanan Kesehatan (NHS) Inggris seperti dilansir dari Daily Star, Jumat (18/11/2022).
Karena wabah di Uganda, petugas medis di negara ini "waspada" untuk mendeteksi pasien yang menunjukkan gejala virus, yang memiliki tingkat kematian 50% itu.
Organisasi Kesehatan Dunia mencantumkan demam, kelelahan, nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorokan, muntah, diare, dan ruam sebagai gejala utama Ebola bersama dengan, dalam beberapa kasus, seperti gusi berdarah dan darah dalam tinja.
Juru bicara East Suffolk dan North Essex NHS Foundation Trust mengonfirmasi bahwa pusat perawatan darurat 24 jam telah dibuka kembali sepenuhnya pada pada hari Kamis pukul 7 pagi waktu setempat.
Tidak pernah ada kasus Ebola yang diketahui tertular di Inggris tetapi, delapan tahun lalu, dua orang yang terinfeksi virus di Afrika Barat dirawat di negara ini dan sembuh total setelah dirawat di unit spesialis penyakit menular, yaitu terletak di Rumah Sakit Royal Victoria Newcastle dan Rumah Sakit Royal Free di London.
Ebola awalnya ditularkan ke manusia dari hewan liar dan menyebar melalui cairan tubuh, seperti darah, air mani, feses, dan muntahan.
Tidak ada pengobatan atau vaksin berlisensi yang saat ini tersedia di Inggris dan orang yang terinfeksi dirawat secara terpisah dalam perawatan intensif.
(ian)
tulis komentar anda