Laporan Intelijen: AS Dipermainkan Sekutu Arabnya
Senin, 14 November 2022 - 10:03 WIB
Bruce Riedel, seorang peneliti senior di Institusi Brookings mengatakan itu adalah pengarahan yang tidak biasa untuk dikeluarkan oleh badan intelijen AS karena berkaitan dengan sekutu dekat—bukan musuh, seperti Rusia, China atau Iran—dan dapat diartikan sebagai menyelidiki politik dalam negeri.
Yousef Al Otaiba, duta besar UEA untuk Washington, membela pengaruh besar negara kaya minyak itu di AS.
“Itu diperoleh dengan susah payah dan memang pantas,” katanya kepada Washington Post, Senin (14/11/2022).
“Ini adalah produk dari kerja sama erat UEA-AS selama puluhan tahun dan diplomasi yang efektif. Itu mencerminkan kepentingan bersama dan nilai-nilai bersama.”
Menurut catatan pemerintah AS, UEA telah menghabiskan lebih dari USD154 juta untuk pelobi sejak 2016, selain ratusan juta dolar yang disumbangkan ke perguruan tinggi dan lembaga think tank Amerika.
Banyak dari lembaga tersebut telah menghasilkan makalah kebijakan dengan rekomendasi yang menguntungkan kepentingan UEA.
Investasi tersebut tampaknya membuahkan hasil, karena Washington telah menyetujui penjualan beberapa persenjataan paling canggih buatan AS, termasuk drone Predator MQ-9 dan jet tempur siluman F-35, ke UEA.
Tidak ada negara Arab lain yang diberikan hak istimewa seperti itu karena para pemimpin AS telah berusaha untuk menghindari berkurangnya keunggulan militer kualitatif Israel di Timur Tengah.
Berbatasan dengan Arab Saudi di barat daya dan Oman di timur, UEA yang kaya minyak adalah anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC).
Sekitar 2.000 tentara dan penerbang AS ditempatkan di pangkalan udara al-Dhafra Abu Dhabi, dan kedua negara mendukung perang Arab Saudi melawan Houthi di Yaman, meskipun Pentagon berhenti mendukung operasi "ofensif" di sana pada tahun 2021, dan UEA menarik pasukan daratnya pada awal tahun 2020.
Yousef Al Otaiba, duta besar UEA untuk Washington, membela pengaruh besar negara kaya minyak itu di AS.
“Itu diperoleh dengan susah payah dan memang pantas,” katanya kepada Washington Post, Senin (14/11/2022).
“Ini adalah produk dari kerja sama erat UEA-AS selama puluhan tahun dan diplomasi yang efektif. Itu mencerminkan kepentingan bersama dan nilai-nilai bersama.”
Menurut catatan pemerintah AS, UEA telah menghabiskan lebih dari USD154 juta untuk pelobi sejak 2016, selain ratusan juta dolar yang disumbangkan ke perguruan tinggi dan lembaga think tank Amerika.
Banyak dari lembaga tersebut telah menghasilkan makalah kebijakan dengan rekomendasi yang menguntungkan kepentingan UEA.
Investasi tersebut tampaknya membuahkan hasil, karena Washington telah menyetujui penjualan beberapa persenjataan paling canggih buatan AS, termasuk drone Predator MQ-9 dan jet tempur siluman F-35, ke UEA.
Tidak ada negara Arab lain yang diberikan hak istimewa seperti itu karena para pemimpin AS telah berusaha untuk menghindari berkurangnya keunggulan militer kualitatif Israel di Timur Tengah.
Berbatasan dengan Arab Saudi di barat daya dan Oman di timur, UEA yang kaya minyak adalah anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC).
Sekitar 2.000 tentara dan penerbang AS ditempatkan di pangkalan udara al-Dhafra Abu Dhabi, dan kedua negara mendukung perang Arab Saudi melawan Houthi di Yaman, meskipun Pentagon berhenti mendukung operasi "ofensif" di sana pada tahun 2021, dan UEA menarik pasukan daratnya pada awal tahun 2020.
tulis komentar anda