Keponakan Sebut Trump Narsistik Pembohong yang Dibentuk Ayah Pem-bully
Rabu, 08 Juli 2020 - 12:18 WIB
WASHINGTON - Seorang keponakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menggambarkan pemimpin Amerika itu sebagai seorang narsisitik yang berbohong yang dibentuk oleh ayahnya yang kerap melakukan bullying. Klaim itu muncul dalam sebuah buku memoar yang akan diterbitkan 14 Juli 2020.
Mary Trump menggambarkan sosok sang paman dalam buku memoar berjudul;"Too Much and Never Enough: How My Family Created the World's Most Dangerous Man (Terlalu Banyak dan Tidak Pernah Cukup: Bagaimana Keluargaku Menciptakan Manusia Paling Berbahaya di Dunia)".
Gedung Putih langsung merespons buku itu dengan menyebutkan sebagai "buku kebohongan."
Memoar ini akan diterbitkan pada 14 Juli di tengah pertempuran hukum untuk menghentikan publikasi dan sudah menjadi buku terlaris di Amazon. (Baca: Bolton: Trump Pikir Keren Menginvasi Venezuela, tapi Batal karena Putin )
Mary, seorang psikolog klinis, menulis; "Trump melihat kecurangan sebagai cara hidup."
"Keangkuhan dan ketidaktahuan disengaja membentang kembali ke masa mudanya," lanjut tulisan Mary dalam memoarnya, yang sebagian kutipannya dilansir The New York Times hari Selasa.
Dia menuduh bahwa pemimpin AS tersebut membayar orang lain untuk mengikuti ujian pra-perguruan tinggi SAT, membantunya masuk ke sekolah bisnis Wharton yang bergengsi di Universitas Pennsylvania.
"Tuduhan SAT yang absurd itu sepenuhnya salah," kata wakil juru bicara Gedung Putih Sarah Matthews yang dilansir AFP, Rabu (8/7/2020).
Menurut Washington Post, buku setebal 240 halaman itu mengatakan, Trump adalah produk ayah Fred Trump yang sosiopat, yang menciptakan kehidupan rumah yang kasar dan traumatis.
"(Presiden) mengatakan ayahnya penuh kasih dan sama sekali tidak keras terhadapnya sebagai seorang anak," kata Matthews dalam menanggapi memoar tersebut.
Memoar itu disebut sebagai penggambaran Trump yang tidak menarik pertama kali oleh orang dalam keluarga Trump.
Adik laki-laki presiden, Robert Trump, mencoba untuk memblokir publikasi, dengan alasan bahwa Mary Trump melanggar perjanjian non-pengungkapan yang ditandatangani pada tahun 2001 setelah penyelesaian warisan kakeknya.
Pekan lalu, seorang hakim banding di New York memutuskan bahwa perusahaan penerbit Simon & Schuster diizinkan untuk merilis memoar. Alasannya perusahaan itu bukan pihak dalam perjanjian.
Mary adalah putri dari Fred Trump Jr, kakak laki-laki Trump, yang meninggal pada tahun 1981 karena komplikasi yang berkaitan dengan alkohol. (Baca juga: John Bolton: Kim Jong-un Terbahak-bahak Tertawakan Trump )
Dia menulis bahwa pamannya memenuhi semua kriteria klinis untuk menjadi seorang narsisitik.
"Mary Trump dan penerbit bukunya mungkin mengklaim bertindak untuk kepentingan umum, tetapi buku ini jelas untuk kepentingan finansial penulis sendiri," kata Matthews.
Buku ini akan menjadi "buku bom" terbaru yang membahas tentang Trump setelah buku tebal mantan pembantunya John Bolton yang menggambarkan pemimpin dari Partai Republik itu korup dan tidak kompeten.
Mary Trump menggambarkan sosok sang paman dalam buku memoar berjudul;"Too Much and Never Enough: How My Family Created the World's Most Dangerous Man (Terlalu Banyak dan Tidak Pernah Cukup: Bagaimana Keluargaku Menciptakan Manusia Paling Berbahaya di Dunia)".
Gedung Putih langsung merespons buku itu dengan menyebutkan sebagai "buku kebohongan."
Memoar ini akan diterbitkan pada 14 Juli di tengah pertempuran hukum untuk menghentikan publikasi dan sudah menjadi buku terlaris di Amazon. (Baca: Bolton: Trump Pikir Keren Menginvasi Venezuela, tapi Batal karena Putin )
Mary, seorang psikolog klinis, menulis; "Trump melihat kecurangan sebagai cara hidup."
"Keangkuhan dan ketidaktahuan disengaja membentang kembali ke masa mudanya," lanjut tulisan Mary dalam memoarnya, yang sebagian kutipannya dilansir The New York Times hari Selasa.
Dia menuduh bahwa pemimpin AS tersebut membayar orang lain untuk mengikuti ujian pra-perguruan tinggi SAT, membantunya masuk ke sekolah bisnis Wharton yang bergengsi di Universitas Pennsylvania.
"Tuduhan SAT yang absurd itu sepenuhnya salah," kata wakil juru bicara Gedung Putih Sarah Matthews yang dilansir AFP, Rabu (8/7/2020).
Menurut Washington Post, buku setebal 240 halaman itu mengatakan, Trump adalah produk ayah Fred Trump yang sosiopat, yang menciptakan kehidupan rumah yang kasar dan traumatis.
"(Presiden) mengatakan ayahnya penuh kasih dan sama sekali tidak keras terhadapnya sebagai seorang anak," kata Matthews dalam menanggapi memoar tersebut.
Memoar itu disebut sebagai penggambaran Trump yang tidak menarik pertama kali oleh orang dalam keluarga Trump.
Adik laki-laki presiden, Robert Trump, mencoba untuk memblokir publikasi, dengan alasan bahwa Mary Trump melanggar perjanjian non-pengungkapan yang ditandatangani pada tahun 2001 setelah penyelesaian warisan kakeknya.
Pekan lalu, seorang hakim banding di New York memutuskan bahwa perusahaan penerbit Simon & Schuster diizinkan untuk merilis memoar. Alasannya perusahaan itu bukan pihak dalam perjanjian.
Mary adalah putri dari Fred Trump Jr, kakak laki-laki Trump, yang meninggal pada tahun 1981 karena komplikasi yang berkaitan dengan alkohol. (Baca juga: John Bolton: Kim Jong-un Terbahak-bahak Tertawakan Trump )
Dia menulis bahwa pamannya memenuhi semua kriteria klinis untuk menjadi seorang narsisitik.
"Mary Trump dan penerbit bukunya mungkin mengklaim bertindak untuk kepentingan umum, tetapi buku ini jelas untuk kepentingan finansial penulis sendiri," kata Matthews.
Buku ini akan menjadi "buku bom" terbaru yang membahas tentang Trump setelah buku tebal mantan pembantunya John Bolton yang menggambarkan pemimpin dari Partai Republik itu korup dan tidak kompeten.
(min)
tulis komentar anda