Gedung Putih Dilaporkan Terpecah Soal Menekan Ukraina untuk Berdamai
Sabtu, 12 November 2022 - 00:01 WIB
WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) terpecah mengenai apakah akan menekan Ukraina untuk memulai pembicaraan damai dengan Rusia.
Menurut laporan New York Times (NYT) pada Kamis (10/11/2022), beberapa pejabat berpendapat bahwa Ukraina tidak akan mendapatkan persyaratan yang lebih baik di masa depan.
Menurut pejabat Gedung Putih yang diwawancarai NYT, Jenderal Mark Milley yang memimpin Kepala Staf Gabungan AS, menyatakan selama pertemuan internal bahwa pasukan Kiev telah mencapai semua yang mungkin mereka harapkan sebelum musim dingin tiba.
Menurut dia, “Ukraina harus mencoba memperkuat kekuatan keuntungan mereka di meja perundingan dengan Rusia.”
Milley rupanya mengacu pada keputusan Moskow baru-baru ini untuk menarik pasukannya dari tepi kanan Sungai Dnieper, termasuk kota Kherson. Langkah ini dilakukan untuk menyelamatkan nyawa tentara Rusia dari serangan Ukraina.
Namun, pejabat senior lainnya dikatakan menentang pemikiran Milley, dengan alasan bahwa baik Moskow maupun Kiev tidak siap melakukan pembicaraan sekarang, sementara jeda dalam pertempuran akan memungkinkan Rusia untuk berkumpul kembali.
Meskipun mereka percaya konflik pada akhirnya akan diselesaikan melalui diplomasi, konsensusnya adalah bahwa saat untuk pembicaraan “belum matang,” dan AS tidak boleh dilihat sebagai mencoba menahan Kiev saat “memiliki momentum.”
Laporan itu muncul ketika Presiden AS Joe Biden mengatakan pada Kamis bahwa dia tidak berpikir konflik akan diselesaikan sampai Presiden Rusia Vladimir Putin keluar dari Ukraina.
Pada hari yang sama, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan menyatakan Washington “tidak menekan Ukraina” untuk melakukan pembicaraan apa pun dengan Rusia.
Dia bersikeras mereka “berkonsultasi” dengan Kiev sebagai mitra dan menyediakan berbagai bentuk dukungan.
Moskow telah berulang kali menyatakan meskipun tidak mengadakan pembicaraan dengan AS mengenai Ukraina, namun tetap terbuka untuk keterlibatan diplomatik dengan Kiev.
Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menetapkan persyaratan untuk setiap keterlibatan diplomatik, yang mencakup “pemulihan integritas teritorial (Ukraina), kompensasi untuk semua kerusakan perang” dan “hukuman bagi setiap penjahat perang.”
Zelensky sebelumnya menandatangani dekrit yang melarang negosiasi apa pun dengan Putin, yang menunjukkan Kiev hanya akan berbicara dengan Rusia jika negara itu memiliki presiden yang berbeda.
Menurut laporan New York Times (NYT) pada Kamis (10/11/2022), beberapa pejabat berpendapat bahwa Ukraina tidak akan mendapatkan persyaratan yang lebih baik di masa depan.
Menurut pejabat Gedung Putih yang diwawancarai NYT, Jenderal Mark Milley yang memimpin Kepala Staf Gabungan AS, menyatakan selama pertemuan internal bahwa pasukan Kiev telah mencapai semua yang mungkin mereka harapkan sebelum musim dingin tiba.
Menurut dia, “Ukraina harus mencoba memperkuat kekuatan keuntungan mereka di meja perundingan dengan Rusia.”
Milley rupanya mengacu pada keputusan Moskow baru-baru ini untuk menarik pasukannya dari tepi kanan Sungai Dnieper, termasuk kota Kherson. Langkah ini dilakukan untuk menyelamatkan nyawa tentara Rusia dari serangan Ukraina.
Namun, pejabat senior lainnya dikatakan menentang pemikiran Milley, dengan alasan bahwa baik Moskow maupun Kiev tidak siap melakukan pembicaraan sekarang, sementara jeda dalam pertempuran akan memungkinkan Rusia untuk berkumpul kembali.
Meskipun mereka percaya konflik pada akhirnya akan diselesaikan melalui diplomasi, konsensusnya adalah bahwa saat untuk pembicaraan “belum matang,” dan AS tidak boleh dilihat sebagai mencoba menahan Kiev saat “memiliki momentum.”
Laporan itu muncul ketika Presiden AS Joe Biden mengatakan pada Kamis bahwa dia tidak berpikir konflik akan diselesaikan sampai Presiden Rusia Vladimir Putin keluar dari Ukraina.
Pada hari yang sama, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan menyatakan Washington “tidak menekan Ukraina” untuk melakukan pembicaraan apa pun dengan Rusia.
Dia bersikeras mereka “berkonsultasi” dengan Kiev sebagai mitra dan menyediakan berbagai bentuk dukungan.
Moskow telah berulang kali menyatakan meskipun tidak mengadakan pembicaraan dengan AS mengenai Ukraina, namun tetap terbuka untuk keterlibatan diplomatik dengan Kiev.
Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menetapkan persyaratan untuk setiap keterlibatan diplomatik, yang mencakup “pemulihan integritas teritorial (Ukraina), kompensasi untuk semua kerusakan perang” dan “hukuman bagi setiap penjahat perang.”
Zelensky sebelumnya menandatangani dekrit yang melarang negosiasi apa pun dengan Putin, yang menunjukkan Kiev hanya akan berbicara dengan Rusia jika negara itu memiliki presiden yang berbeda.
(sya)
tulis komentar anda