Mantan Putra Mahkota Saudi Diperintahkan Bayar Uang ‘yang Dicuri’

Rabu, 08 Juli 2020 - 03:01 WIB
Mantan Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad Bin Nayef pada 2017. Foto/Anadolu
RIYADH - Mantan Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad Bin Nayef diperintahkan membayar kembali USD15 miliar (Rp216 triliun) oleh komite anti-korupsi yang dibentuk Putra Mahkota Mohammad Bin Salman (MBS).

MBS memegang posisi putra mahkota saat ayahnya Raja Salman menggulingkan Nayef pada 2017. Kini Muhammad Bin Nayef, 60, telah mendapat dakwaan korupsi dan ketidaksetiaan.

Menurut laporan Washington Post, sumber Saudi dan Amerika Serikat (AS) menyatakan komite anti-korupsi hampir menyimpulkan investigasi bahwa Muhammad Bin Nayef menyelewengkan dana miliaran riyal Saudi melalui jaringan sejumlah perusahaan dan rekening pribadi saat dia menjalankan program antiterorisme Saudi di Kementerian Dalam Negeri.



Saat itu sebagai Menteri Dalam Negeri, Muhammad Bin Nayef mengawasi perang melawan Al-Qaeda. Dia saat itu menjabat sebagai kepala asisten untuk ayahnya Pangeran Nayef di Kementerian Dalam Negeri, dan kemudian menggantikan Pangeran Nayef sebagai menteri dalam negeri pada 2012.

Para pendukung Muhammad Bin Nayef mengecam dakwaan itu. Post mengutip dekrit kerajaan 2007 dari mendiang Raja Abdullah yang mengizinkan semua aktivitas mantan Putra Mahkota dan menyediakan laporan tahunan rinci tentang anggaran belanjanya.

Dokumen internal Saudi juga menyoroti upaya untuk membuktikan bahwa dia tidak menyelewengkan dana tersebut.

Post juga menyebut dokumen yang menyetujui anggaran kontraterorisme rahasia Muhammad Bin Nayef. Ditemukan bahwa dia mengajuka nlaporan belanja yang dikembalikan lagi padanya tiga hari kemudian, dengan surat dari Khaled Al-Tuwaijri, kepala Pengadilan Kerajaan Saudi.

Di samping permintaan untuk persetujuan dana 5 miliar riyal, ada catatan tulisan tangan dari Raja Abdullah yang menyatakan “tak masalah” dalam bahasa Arab. (Lihat Infografis: 8 Kegiatan yang Bisa Dilakukan untuk Menghilangkan Stres)

Washington Post mewawancarai John Brennan, mantan direktur CIA yang bekerja sama dengan Muhammad Bin Nayef selama lebih dari satu dekade. “Selama interaksi saya dengan Muhammad Bin Nayef, dia bukan seseorang yang saya pikir terlibat aktivitas korupsi atau menyelewengkan uang,” kata Brennan, dilansir Memo.

Pada Maret, Muhammad Bin Nayef ditahan bersama sekitar 300 pejabat dan sejumlah pangeran yang dituduh terlibat korupsi. (Lihat Video: Nekat Tiktokan di Jembatan Suramadu, Tiga Emak-emak Berurusan dengan Polisi)
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More