Anwar Ibrahim: Saya Akan Jadi Pemimpin untuk Semua Orang Malaysia
Sabtu, 05 November 2022 - 18:00 WIB
PERAK - Ketua Pakatan Harapan (PH) Anwar Ibrahim menyampaikan pesan persatuan dan kerukunan multiras pada Jumat (4/11/2022) di Tambun, Perak, Malaysia . Di wilayah itu, ia akan memperebutkan kursi parlemen dalam pemilihan umum mendatang.
“Jika saya menjadi seorang pemimpin, saya akan menjadi pemimpin bagi seluruh rakyat Malaysia,” kata Anwar kepada para pendukung yang bersorak-sorai selama kunjungannya ke sebuah komunitas India-Malaysia di daerah pemilihan tersebut.
Seperti dilaporkan Channel News Asia, mereka menyambut Anwar dengan hangat, dengan musik dan petasan di luar restoran lokal di Tambun di tengah hujan. Politisi berusia 75 tahun itu memimpin PH dalam perjuangannya untuk membentuk pemerintahan baru, ketika rakyat Malaysia pergi ke tempat pemungutan suara pada 19 November.
Hari Pencalonan akan berlangsung pada Sabtu pagi. “Kita harus membawa politik baru, menghormati dan menerima orang-orang dari berbagai ras sebagai warga negara kita,” kata Anwar.
Dalam pidatonya, Anwar membuat referensi ke partai-partai yang berkuasa dan bersumpah untuk menjadi berbeda. “Saya ingin dukungan dari orang Melayu, Cina, India, dan penduduk asli karena ini Malaysia. Saya tidak ingin seperti partai politik seperti PAS (Parti Islam Se-Malaysia), Bersatu (Parti Pribumi Bersatu Malaysia) atau UMNO (United Malays National Organisation). Mereka memainkan sentimen rasial. Saya tidak,” tegasnya.
PAS adalah partai Islamis sementara Bersatu dan UMNO adalah organisasi politik nasionalis Melayu. Ketiganya merupakan bagian dari pemerintahan incumbent, yang beroperasi di bawah dua koalisi, yaitu Barisan Nasional (BN) dan Perikatan Nasional (PN).
Yang terakhir didirikan pada tahun 2020 ketika Bersatu dan beberapa anggota parlemen dari partai Anwar - Parti Keadilan Rakyat (PKR) - membelot dari PH untuk membentuk koalisi baru dengan PAS. Insiden ini umumnya dikenal sebagai Sheraton Move.
Pemilihan mendatang akan melihat tiga koalisi besar berjuang untuk merebut kursi federal pemerintah di Putrajaya. Bagi PH, yang memenangkan jajak pendapat sebelumnya pada tahun 2018, perjuangannya melawan dua koalisi yang berkuasa bisa menjadi perjuangan yang berat.
Di Tambun, Anwar akan bersaing memperebutkan kursi parlemen melawan Ahmad Faizal Azumu dari PN dan Aminuddin Hanafiah dari BN, menurut pengumuman terbaru oleh koalisi. Kursi tersebut saat ini dipegang oleh Ahmad Faizal, yang partainya Bersatu membelot dari PH selama Sheraton Move.
Langkah tersebut mengakibatkan runtuhnya pemerintahan PH, yang saat itu dipimpin oleh Dr Mahathir Mohamad, setelah berkuasa selama 22 bulan.
“Kita akan membangun negara ini sebagai sebuah tim, tim penuh, tim yang saling mencintai dan membantu,” kata Anwar. “Saya ingin memastikan bahwa ketika kita membentuk pemerintahan pada 20 November, pemerintahan ini akan berbeda dari yang lain,” lanjutnya.
“Jika saya menjadi seorang pemimpin, saya akan menjadi pemimpin bagi seluruh rakyat Malaysia,” kata Anwar kepada para pendukung yang bersorak-sorai selama kunjungannya ke sebuah komunitas India-Malaysia di daerah pemilihan tersebut.
Seperti dilaporkan Channel News Asia, mereka menyambut Anwar dengan hangat, dengan musik dan petasan di luar restoran lokal di Tambun di tengah hujan. Politisi berusia 75 tahun itu memimpin PH dalam perjuangannya untuk membentuk pemerintahan baru, ketika rakyat Malaysia pergi ke tempat pemungutan suara pada 19 November.
Hari Pencalonan akan berlangsung pada Sabtu pagi. “Kita harus membawa politik baru, menghormati dan menerima orang-orang dari berbagai ras sebagai warga negara kita,” kata Anwar.
Dalam pidatonya, Anwar membuat referensi ke partai-partai yang berkuasa dan bersumpah untuk menjadi berbeda. “Saya ingin dukungan dari orang Melayu, Cina, India, dan penduduk asli karena ini Malaysia. Saya tidak ingin seperti partai politik seperti PAS (Parti Islam Se-Malaysia), Bersatu (Parti Pribumi Bersatu Malaysia) atau UMNO (United Malays National Organisation). Mereka memainkan sentimen rasial. Saya tidak,” tegasnya.
PAS adalah partai Islamis sementara Bersatu dan UMNO adalah organisasi politik nasionalis Melayu. Ketiganya merupakan bagian dari pemerintahan incumbent, yang beroperasi di bawah dua koalisi, yaitu Barisan Nasional (BN) dan Perikatan Nasional (PN).
Yang terakhir didirikan pada tahun 2020 ketika Bersatu dan beberapa anggota parlemen dari partai Anwar - Parti Keadilan Rakyat (PKR) - membelot dari PH untuk membentuk koalisi baru dengan PAS. Insiden ini umumnya dikenal sebagai Sheraton Move.
Pemilihan mendatang akan melihat tiga koalisi besar berjuang untuk merebut kursi federal pemerintah di Putrajaya. Bagi PH, yang memenangkan jajak pendapat sebelumnya pada tahun 2018, perjuangannya melawan dua koalisi yang berkuasa bisa menjadi perjuangan yang berat.
Baca Juga
Di Tambun, Anwar akan bersaing memperebutkan kursi parlemen melawan Ahmad Faizal Azumu dari PN dan Aminuddin Hanafiah dari BN, menurut pengumuman terbaru oleh koalisi. Kursi tersebut saat ini dipegang oleh Ahmad Faizal, yang partainya Bersatu membelot dari PH selama Sheraton Move.
Langkah tersebut mengakibatkan runtuhnya pemerintahan PH, yang saat itu dipimpin oleh Dr Mahathir Mohamad, setelah berkuasa selama 22 bulan.
“Kita akan membangun negara ini sebagai sebuah tim, tim penuh, tim yang saling mencintai dan membantu,” kata Anwar. “Saya ingin memastikan bahwa ketika kita membentuk pemerintahan pada 20 November, pemerintahan ini akan berbeda dari yang lain,” lanjutnya.
(esn)
tulis komentar anda