Dmitry Medvedev Anggap Rusia Perang Suci Melawan Setan di Ukraina
Sabtu, 05 November 2022 - 09:42 WIB
Dia mengecam orang-orang Rusia yang meninggalkan perang dan melarikan diri ke luar negeri untuk menghindari mobilisasi sebagai "pengkhianat pengecut dan pembelot serakah".
Selama empat tahun dari 2008 hingga 2012 Medvedev adalah presiden Rusia dengan jarinya di pemicu nuklir Kremlin.
"Tujuan Ukraina dalam perang diidentifikasi oleh rezim Kiev—kembalinya semua wilayah yang sebelumnya menjadi miliknya," imbuh dia.
“Artinya, untuk mengasingkan mereka dari Rusia. Ini adalah ancaman bagi keberadaan negara kita—dan disintegrasi Rusia saat ini."
“Dan karenanya, alasan langsung untuk menerapkan klausul 19 dari Dasar-dasar Kebijakan Negara Federasi Rusia di bidang pencegahan nuklir.”
Jurnalis Rusia, Dmitry Kolezev, mem-posting tentang surat terbarunya yang mengkritik Medevedev: "Sepertinya Dmitry Medvedev beralih ke obat-obatan berat."
Saluran Telegram Malyuta Skuratov mem-posting komentar: "Dia telah kehilangan akal sehatnya...mendengar suara-suara di dalam hatinya, mempersenjatai dirinya dengan bom atom...dan pergi untuk menangkap Lucifer..."
“Masalahnya adalah sebagai akibat dari semua omong kosong kolektif yang ada di benak mereka yang sekarang menentukan kebijakan Rusia, ribuan orang sekarat, jutaan menderita," lanjut saluran Telegram tersebut, seperti dikutip The Mirror, Sabtu (5/11/2022).
Penulis dan jurnalis anti-perang Dmitry Glukhovsky membandingkan Medvedev dengan dua propagandis ekstremis, yang mendukung perang Putin.
Yang pertama adalah Anton Krasovsky, yang menyerukan agar anak-anak Ukraina ditenggelamkan secara genosida dan yang kedua, Vladimir Solovyov, yang secara teratur menyerukan agar Barat menjadi sasaran rudal nuklir.
Selama empat tahun dari 2008 hingga 2012 Medvedev adalah presiden Rusia dengan jarinya di pemicu nuklir Kremlin.
"Tujuan Ukraina dalam perang diidentifikasi oleh rezim Kiev—kembalinya semua wilayah yang sebelumnya menjadi miliknya," imbuh dia.
“Artinya, untuk mengasingkan mereka dari Rusia. Ini adalah ancaman bagi keberadaan negara kita—dan disintegrasi Rusia saat ini."
“Dan karenanya, alasan langsung untuk menerapkan klausul 19 dari Dasar-dasar Kebijakan Negara Federasi Rusia di bidang pencegahan nuklir.”
Jurnalis Rusia, Dmitry Kolezev, mem-posting tentang surat terbarunya yang mengkritik Medevedev: "Sepertinya Dmitry Medvedev beralih ke obat-obatan berat."
Saluran Telegram Malyuta Skuratov mem-posting komentar: "Dia telah kehilangan akal sehatnya...mendengar suara-suara di dalam hatinya, mempersenjatai dirinya dengan bom atom...dan pergi untuk menangkap Lucifer..."
“Masalahnya adalah sebagai akibat dari semua omong kosong kolektif yang ada di benak mereka yang sekarang menentukan kebijakan Rusia, ribuan orang sekarat, jutaan menderita," lanjut saluran Telegram tersebut, seperti dikutip The Mirror, Sabtu (5/11/2022).
Penulis dan jurnalis anti-perang Dmitry Glukhovsky membandingkan Medvedev dengan dua propagandis ekstremis, yang mendukung perang Putin.
Yang pertama adalah Anton Krasovsky, yang menyerukan agar anak-anak Ukraina ditenggelamkan secara genosida dan yang kedua, Vladimir Solovyov, yang secara teratur menyerukan agar Barat menjadi sasaran rudal nuklir.
tulis komentar anda