Ketika Tentara Israel Berada di Pesawat yang Mendarat Darurat di Iran

Sabtu, 05 November 2022 - 08:48 WIB
Seorang tentara wanita Israel berada di pesawat yang mendarat darurat di Iran. Dia berada di negara musuh selama 11 jam sebelum akhirnya terbang dengan pesawat pengganti. Foto/via RFERL
TEL AVIV - Militer Israel telah mengonfirmasi bahwa seorang tentara wanita-nya termasuk di antara penumpang di pesawat yang terpaksa melakukan pendaratan darurat di Iran pekan lalu. Namun, tentara itu berhasil berhasil meninggalkan negara para Mullah itu sebelum diidentifikasi.

Mengutip Jerusalem Post, Sabtu (5/11/2022), tentara Israel itu adalah penumpang dalam penerbangan dari Tashkent ke Dubai pada 27 Oktober 2022. Pilot penerbangan itu jatuh pingsan, menyebabkan pesawat melakukan pendaratan darurat di Shiraz, Iran selatan.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan tentara berbahasa Rusia berusia 19 tahun, yang bertugas di posisi tidak sensitif di Komando Utara IDF telah melakukan perjalanan ke Uzbekistan untuk berlibur dan mengunjungi keluarganya.





Media Israel melaporkan bahwa tentara itu menelepon orang tuanya dari bandara Shiraz, dan mereka memberi tahu komandannya.

Rinciannya akhirnya diteruskan ke pejabat senior pertahanan, yang memberi tahu Perdana Menteri Yair Lapid selama rapat kabinet.

Laporan juga menunjukkan bahwa Mossad, dinas intelijen Israel untuk operasi asing, menghubungi tentara tersebut saat berada di lapangan dan menginstruksikannya untuk menyembunyikan identitasnya.

Tentara itu menghabiskan 11 jam di Iran dan sekali lagi dengan penumpang lain, naik pesawat pengganti dan terbang ke Uni Emirat Arab.

Iran dan Israel telah terlibat dalam perang bayangan selama bertahun-tahun. Ketegangan antara dua negara yang menjadi musuh bebuyutan ini telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Ketegangan juga berkobar antara kedua negara karena negosiasi yang bertujuan menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan kekuatan dunia tetap menemui jalan buntu.

Dengan tidak adanya kesepakatan yang akan mengekang kegiatan nuklir sensitif Iran dengan imbalan pencabutan sanksi AS, Teheran telah mengurangi komitmennya dan memperluas kegiatan nuklirnya.

Laporan tentang tentara Israel itu muncul saat Teheran menuduh Israel melakukan serangkaian pembunuhan dan sabotase baru-baru ini di dalam Republik Islam Iran.

Beberapa laporan menunjukkan bahwa penerbang Israel Ron Arad, yang ditembak jatuh di Lebanon pada 1986, dilaporkan dikirim ke Iran.

Juga diyakini bahwa William Buckley, kepala stasiun Badan Intelijen Pusat Beirut yang disandera pada tahun 1984, dikirim ke Iran untuk diinterogasi dan disiksa sampai mati. Iran telah menolak kedua laporan tersebut.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More