Analis: Ketakutan Jet Tempur Siluman F-35, Alasan Korut Tembakkan Banyak Rudal
Jum'at, 04 November 2022 - 14:24 WIB
"Latihan tahunan yang kompleks ini membutuhkan perencanaan dan persiapan berbulan-bulan," lanjut Angkatan Udara Korea Selatan.
Dalam latihan ini, sekitar 240 pesawat tempur Amerika dan Korea Selatan akan melakukan sekitar 1.600 serangan mendadak, yang merupakan jumlah terbesar yang pernah ada untuk latihan serangan udara.
"Latihan tersebut memperkuat kemampuan operasional dan taktis dari operasi udara gabungan," imbuh Angkatan Udara Korea Selatan.
Latihan gabungan ini melibatkan beberapa jet tempur canggih Korea Selatan dan Amerika Serikat—F-35A dan F-35B—, keduanya merupakan pesawat siluman yang dirancang untuk menghasilkan tanda radar sekecil mungkin.
Menurut analis, Korea Utara memiliki senjata nuklir—yang tidak dimiliki Korea Selatan—tetapi angkatan udaranya adalah mata rantai terlemah dalam militernya.
Oleh karena itu, kemungkinan Angkatan Udara Korea Utara tidak dapat melawan teknologi pesawat siluman.
"Sebagian besar pesawat Korea Utara sudah ketinggalan zaman ... mereka memiliki sangat sedikit jet tempur canggih," kata Cheong Seong-chang, seorang analis di Sejong Institute, kepada AFP.
“Korut tidak memiliki banyak minyak yang dibutuhkan untuk pesawat, sehingga pelatihan juga tidak dilakukan dengan baik,” imbuh dia.
Pyongyang menyebut latihan gabungan "Vigilant Storm adalah latihan militer agresif dan provokatif yang menargetkan Korea Utara.
Bahkan nama itu menyinggung Korea Utara, yang mengklaim itu terkait dengan "Operation Desert Storm [Operasi Badai Gurun]", serangan militer pimpinan AS di Irak pada 1990 hingga 1991 setelah invasi ke Kuwait.
Dalam latihan ini, sekitar 240 pesawat tempur Amerika dan Korea Selatan akan melakukan sekitar 1.600 serangan mendadak, yang merupakan jumlah terbesar yang pernah ada untuk latihan serangan udara.
"Latihan tersebut memperkuat kemampuan operasional dan taktis dari operasi udara gabungan," imbuh Angkatan Udara Korea Selatan.
Latihan gabungan ini melibatkan beberapa jet tempur canggih Korea Selatan dan Amerika Serikat—F-35A dan F-35B—, keduanya merupakan pesawat siluman yang dirancang untuk menghasilkan tanda radar sekecil mungkin.
Menurut analis, Korea Utara memiliki senjata nuklir—yang tidak dimiliki Korea Selatan—tetapi angkatan udaranya adalah mata rantai terlemah dalam militernya.
Oleh karena itu, kemungkinan Angkatan Udara Korea Utara tidak dapat melawan teknologi pesawat siluman.
"Sebagian besar pesawat Korea Utara sudah ketinggalan zaman ... mereka memiliki sangat sedikit jet tempur canggih," kata Cheong Seong-chang, seorang analis di Sejong Institute, kepada AFP.
“Korut tidak memiliki banyak minyak yang dibutuhkan untuk pesawat, sehingga pelatihan juga tidak dilakukan dengan baik,” imbuh dia.
Pyongyang menyebut latihan gabungan "Vigilant Storm adalah latihan militer agresif dan provokatif yang menargetkan Korea Utara.
Bahkan nama itu menyinggung Korea Utara, yang mengklaim itu terkait dengan "Operation Desert Storm [Operasi Badai Gurun]", serangan militer pimpinan AS di Irak pada 1990 hingga 1991 setelah invasi ke Kuwait.
Lihat Juga :
tulis komentar anda