Lockdown Sukses, Korban Meninggal di Eropa Turun Drastis
Selasa, 14 April 2020 - 08:48 WIB
Penurunan jumlah kematian dan kasus virus korona bukan hanya di Italia dan Jerman, Australia dan Selandia juga dibilang sukses menangkal penyebaran virus corona. Selandia Baru dan Australia menyatakan siap membuka kembali ekonominya, namun tetap memberlakukan aturan jaga jarak.
Sementara Kementerian Kesehatan Australia mengonfirmasi jumlah kasus baru kemarin mencapai 33 orang dan itu terendah dalam satu bulan. Di Australia, jumlah kasus pasien yang terinfeksi virus corona mencapai 6.322 kasus dengan 61 kematian.
“Terlalu dini untuk memperlonggar berbagai pembatasan meskipun kurva kasus menunjukkan datar,” kata Menteri Kesehatan Greg Hunt. Dia mengungkapkan saat ini perlunya tetap menjaga jarak dan melanjutkan isolasi diri dan jaga jarak. “Itu mampu mengurangi tingkat pertumbuhan virus corona,” sebutnya.
Kasus kematian kelima akibat virus corona di Selandia Baru kemarin dilaporkan. Namun, jumlah kasus Covid-19 meningkat 15 orang dengan total kasus mencapai 1.064. Perdana Menteri (PM) Selandia baru Jacinda Ardern mengatakan keputusan untuk memperpanjang isolasi wilayah dan status darurat akan diputuskan pada 20 April mendatang. “Jumlah kasus kita relatif kecil. Tapi, itu tidak berarti kita sukses dalam perburuan virus itu,” ucapnya.
Dalam pandangan Peter Drobac, pakar kesehatan global di Oxford Saïd Business School, apa yang dilakukan negara tersebut melonggarkan isolasi wilayah sangat penting dan menjadi contoh harapan bagi Barat. “Kita harus banyak belajar bagaimana kita mengatasi isolasi wilayah dengan aman dan efektif,” paparnya.
Drobac mengungkapkan negara yang mengurangi isolasi wilayah dikarenakan mereka telah memberlakukan lockdown lebih dahulu. “Mereka telah melewati puncak infeksi,” ujarya. Mereka juga telah melakukan pengujian massal, pelacakan kontak penderita Covid-19, dan mengisolasi orang yang sakit.
Direktur Regional Badan Kesehatan Dunia (WHO) Eropa Hans Kluge telah memperingatkan situasi Eropa saat ini menjadi perhatian. “Saat ini bukan waktunya untuk menurunkan pengawasan,” ucapnya.
Dia menjelaskan kalau Eropa masih menjadi pusat pandemi virus corona karena tujuh dari 10 negara yang terdapat virus corona berada di Eropa.
Apalagi, kajian yang dipublikasikan di jurnal medis The Lancet menyarankan isolasi wilayah karena virus corona di seluruh dunia seharusnya tidak dicabut hingga vaksin untuk penyakit tersebut ditemukan.
Kluge menekankan saat ini adalah upaya untuk meningkatkan upaya bersama untuk menekan virus. “Kita berpikir semakin mendekati akhir dari fase berbahaya ini,” katanya. Meskipun ada upaya pengurangan isolasi wilayah, langkah jaga jarak harus menjadi perhatian utama.
Sementara Kementerian Kesehatan Australia mengonfirmasi jumlah kasus baru kemarin mencapai 33 orang dan itu terendah dalam satu bulan. Di Australia, jumlah kasus pasien yang terinfeksi virus corona mencapai 6.322 kasus dengan 61 kematian.
“Terlalu dini untuk memperlonggar berbagai pembatasan meskipun kurva kasus menunjukkan datar,” kata Menteri Kesehatan Greg Hunt. Dia mengungkapkan saat ini perlunya tetap menjaga jarak dan melanjutkan isolasi diri dan jaga jarak. “Itu mampu mengurangi tingkat pertumbuhan virus corona,” sebutnya.
Kasus kematian kelima akibat virus corona di Selandia Baru kemarin dilaporkan. Namun, jumlah kasus Covid-19 meningkat 15 orang dengan total kasus mencapai 1.064. Perdana Menteri (PM) Selandia baru Jacinda Ardern mengatakan keputusan untuk memperpanjang isolasi wilayah dan status darurat akan diputuskan pada 20 April mendatang. “Jumlah kasus kita relatif kecil. Tapi, itu tidak berarti kita sukses dalam perburuan virus itu,” ucapnya.
Dalam pandangan Peter Drobac, pakar kesehatan global di Oxford Saïd Business School, apa yang dilakukan negara tersebut melonggarkan isolasi wilayah sangat penting dan menjadi contoh harapan bagi Barat. “Kita harus banyak belajar bagaimana kita mengatasi isolasi wilayah dengan aman dan efektif,” paparnya.
Drobac mengungkapkan negara yang mengurangi isolasi wilayah dikarenakan mereka telah memberlakukan lockdown lebih dahulu. “Mereka telah melewati puncak infeksi,” ujarya. Mereka juga telah melakukan pengujian massal, pelacakan kontak penderita Covid-19, dan mengisolasi orang yang sakit.
Direktur Regional Badan Kesehatan Dunia (WHO) Eropa Hans Kluge telah memperingatkan situasi Eropa saat ini menjadi perhatian. “Saat ini bukan waktunya untuk menurunkan pengawasan,” ucapnya.
Dia menjelaskan kalau Eropa masih menjadi pusat pandemi virus corona karena tujuh dari 10 negara yang terdapat virus corona berada di Eropa.
Apalagi, kajian yang dipublikasikan di jurnal medis The Lancet menyarankan isolasi wilayah karena virus corona di seluruh dunia seharusnya tidak dicabut hingga vaksin untuk penyakit tersebut ditemukan.
Kluge menekankan saat ini adalah upaya untuk meningkatkan upaya bersama untuk menekan virus. “Kita berpikir semakin mendekati akhir dari fase berbahaya ini,” katanya. Meskipun ada upaya pengurangan isolasi wilayah, langkah jaga jarak harus menjadi perhatian utama.
tulis komentar anda