India: Tidak Ada Konflik Moral karena Beli Minyak Rusia
Rabu, 02 November 2022 - 10:45 WIB
NEW DELHI - India melihat tidak ada “konflik moral” dalam mengimpor minyak Rusia meskipun ada upaya Barat untuk mengekang pendapatan Moskow.
Menteri Perminyakan dan Gas Alam India Hardeep Singh Puri menjelaskan hal itu.
Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) mencoba membatasi perdagangan energi Rusia sebagai bagian dari sanksi yang dijatuhkan pada Moskow setelah operasi militernya di Ukraina, yang diluncurkan pada Februari.
Selama wawancara di CNN pada Senin (31/10/2022), pembawa acara Becky Anderson bertanya kepada Puri apakah India memiliki "keraguan untuk terus membeli begitu banyak" minyak Rusia.
Menteri mengoreksi Anderson dengan mengatakan minyak dari Rusia hanya menyumbang 0,2% dari impor minyaknya pada tahun keuangan 2022, yang berakhir pada 31 Maret.
“Kami masih membeli hanya seperempat dari apa yang dibeli Eropa dalam satu sore. Jadi mari kita perjelas apa perspektifnya,” ujar Puri.
Dia menambahkan pemerintah memiliki “tugas moral” untuk menyediakan energi bagi populasi besar India, terlepas dari jenis bahan bakar atau sumbernya.
Anderson bertanya apakah New Delhi melihat pembelian dari Rusia sebagai konflik moral, Puri tegaskan, “Sama sekali tidak ada. Tidak ada konflik moral.”
“Kami tidak membeli dari X atau Y. Kami membeli apa pun yang tersedia,” ujar dia, seraya menambahkan perusahaan swasta, bukan pemerintah, bertanggung jawab untuk membeli minyak.
Ketika ditanya apa yang akan dilakukan India jika UE mendesaknya menghentikan perdagangan minyak dengan Moskow, dia berkata, “Saya tidak menjawab pertanyaan hipotetis. Jika UE ingin mengajukan sesuatu, mereka akan berbicara dengan kami. Kami akan memeriksa (proposal).”
Menteri juga mengatakan kabinet yang dipimpin Perdana Menteri India Narendra Modi tidak “merasa ada tekanan” atas masalah ini dari luar negeri.
Komentar Puri muncul setelah AS dan UE mengklarifikasi bahwa batas harga yang direncanakan pada minyak mentah Rusia akan berlaku pada 5 Desember 2022 dan pembatasan pada produk minyak sulingan akan berlaku pada 5 Februari 2023.
Selain mencoba mengurangi pendapatan Moskow, langkah itu akan membantu mengatasi inflasi dan menjaga biaya energi tetap stabil, menurut Komisi Eropa.
Menteri Perminyakan dan Gas Alam India Hardeep Singh Puri menjelaskan hal itu.
Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) mencoba membatasi perdagangan energi Rusia sebagai bagian dari sanksi yang dijatuhkan pada Moskow setelah operasi militernya di Ukraina, yang diluncurkan pada Februari.
Selama wawancara di CNN pada Senin (31/10/2022), pembawa acara Becky Anderson bertanya kepada Puri apakah India memiliki "keraguan untuk terus membeli begitu banyak" minyak Rusia.
Menteri mengoreksi Anderson dengan mengatakan minyak dari Rusia hanya menyumbang 0,2% dari impor minyaknya pada tahun keuangan 2022, yang berakhir pada 31 Maret.
“Kami masih membeli hanya seperempat dari apa yang dibeli Eropa dalam satu sore. Jadi mari kita perjelas apa perspektifnya,” ujar Puri.
Dia menambahkan pemerintah memiliki “tugas moral” untuk menyediakan energi bagi populasi besar India, terlepas dari jenis bahan bakar atau sumbernya.
Anderson bertanya apakah New Delhi melihat pembelian dari Rusia sebagai konflik moral, Puri tegaskan, “Sama sekali tidak ada. Tidak ada konflik moral.”
“Kami tidak membeli dari X atau Y. Kami membeli apa pun yang tersedia,” ujar dia, seraya menambahkan perusahaan swasta, bukan pemerintah, bertanggung jawab untuk membeli minyak.
Ketika ditanya apa yang akan dilakukan India jika UE mendesaknya menghentikan perdagangan minyak dengan Moskow, dia berkata, “Saya tidak menjawab pertanyaan hipotetis. Jika UE ingin mengajukan sesuatu, mereka akan berbicara dengan kami. Kami akan memeriksa (proposal).”
Menteri juga mengatakan kabinet yang dipimpin Perdana Menteri India Narendra Modi tidak “merasa ada tekanan” atas masalah ini dari luar negeri.
Komentar Puri muncul setelah AS dan UE mengklarifikasi bahwa batas harga yang direncanakan pada minyak mentah Rusia akan berlaku pada 5 Desember 2022 dan pembatasan pada produk minyak sulingan akan berlaku pada 5 Februari 2023.
Selain mencoba mengurangi pendapatan Moskow, langkah itu akan membantu mengatasi inflasi dan menjaga biaya energi tetap stabil, menurut Komisi Eropa.
(sya)
tulis komentar anda