Iran Akan Gelar Persidangan Akbar untuk 1.000 Orang Terkait Kerusuhan
Senin, 31 Oktober 2022 - 22:30 WIB
TEHERAN - Iran akan menggelar persidangan publik terhadap sekitar 1.000 orang yang didakwa di Teheran atas kerusuhan . Demikian dilaporkan kantor berita semi-resmi Tasnim, Senin (31/10/2022).
Persidangan dilangsungkan ketika pihak berwenang meningkatkan upaya untuk menghancurkan lebih dari enam minggu aki protes yang dipicu oleh kematian seorang wanita muda Kurdi, Mahsa Amini dalam tahanan polisi.
Tasnim, yang mengutip Ketua Hakim Provinsi Teheran, melaporkan, pengadilan terhadap sekitar 1.000 orang yang telah melakukan tindakan sabotase dalam peristiwa baru-baru ini, termasuk menyerang atau membunuh penjaga keamanan, (dan) membakar properti publik, akan berlangsung di Pengadilan Revolusi.
“Persidangan akan berlangsung di depan umum, minggu ini,” sebut laporan Tasnim, seperti dikutip dari Reuters.
Sebelumnya, pihak berwenang Iran telah melancarkan tindakan keras mematikan untuk memadamkan kerusuhan yang merebak di sejumlah kota di negara tersebut. Masyarakat Iran, terutama kaum wanita, menyatakan solidaritas atas apa yang menimpa Amini.
Kantor berita aktivis HRANA mengatakan pada hari Sabtu, setidaknya 283 pengunjuk rasa telah tewas dalam kerusuhan, termasuk 44 anak di bawah umur. Sekitar 34 anggota pasukan keamanan juga tewas saat mengamankan aksi tersebut di sejumlah wilayah.
Amini meninggal dalam tahanan polisi moral Iran pada 16 September, setelah ditahan karena “pakaian yang tidak pantas”. Ini menjadi salah satu tantangan paling berani bagi para pemimpin ulama Iran sejak revolusi 1979.
Aksi protes terus berlanjut, meskipun ada peringatan yang semakin keras: Pengawal Revolusi pada hari Sabtu dengan blak-blakan mengatakan kepada para pengunjuk rasa untuk menjauh dari jalanan.
Para pemimpin Iran telah menggambarkan protes sebagai plot oleh musuh-musuh Republik Islam, termasuk Amerika Serikat dan Israel.
Persidangan dilangsungkan ketika pihak berwenang meningkatkan upaya untuk menghancurkan lebih dari enam minggu aki protes yang dipicu oleh kematian seorang wanita muda Kurdi, Mahsa Amini dalam tahanan polisi.
Tasnim, yang mengutip Ketua Hakim Provinsi Teheran, melaporkan, pengadilan terhadap sekitar 1.000 orang yang telah melakukan tindakan sabotase dalam peristiwa baru-baru ini, termasuk menyerang atau membunuh penjaga keamanan, (dan) membakar properti publik, akan berlangsung di Pengadilan Revolusi.
“Persidangan akan berlangsung di depan umum, minggu ini,” sebut laporan Tasnim, seperti dikutip dari Reuters.
Sebelumnya, pihak berwenang Iran telah melancarkan tindakan keras mematikan untuk memadamkan kerusuhan yang merebak di sejumlah kota di negara tersebut. Masyarakat Iran, terutama kaum wanita, menyatakan solidaritas atas apa yang menimpa Amini.
Kantor berita aktivis HRANA mengatakan pada hari Sabtu, setidaknya 283 pengunjuk rasa telah tewas dalam kerusuhan, termasuk 44 anak di bawah umur. Sekitar 34 anggota pasukan keamanan juga tewas saat mengamankan aksi tersebut di sejumlah wilayah.
Amini meninggal dalam tahanan polisi moral Iran pada 16 September, setelah ditahan karena “pakaian yang tidak pantas”. Ini menjadi salah satu tantangan paling berani bagi para pemimpin ulama Iran sejak revolusi 1979.
Aksi protes terus berlanjut, meskipun ada peringatan yang semakin keras: Pengawal Revolusi pada hari Sabtu dengan blak-blakan mengatakan kepada para pengunjuk rasa untuk menjauh dari jalanan.
Para pemimpin Iran telah menggambarkan protes sebagai plot oleh musuh-musuh Republik Islam, termasuk Amerika Serikat dan Israel.
(esn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda