Dugaan Pelecehan Seks di Kapal Selam Guncang Militer Inggris
Sabtu, 29 Oktober 2022 - 19:17 WIB
LONDON - Militer Inggris sedang diguncang kasus dugaan pelecehan seksual di kapal selam yang dialami para staf perempuan.
Kepala Angkatan Laut Kerajaan Inggris, Ben Key, mengumumkan bahwa penyelidikan dugaan pelecehan seksual telah dibuka.
Kasus ini mencuat setelah beberapa pelapor membuat klaim pelecehan seksual yang meluas terhadap staf perempuan di kapal selam.
Surat kabar The Daily Mail pada hari Sabtu (29/10/2022), menerbitkan sebuah laporan berdasarkan wawancara dengan Sophie Brook, mantan letnan Angkatan Laut, yang menggambarkan "kampanye intimidasi seksual yang terus-menerus" termasuk anggota kru laki-laki yang memasukkan nama rekan perempuan ke dalam "daftar pemerkosaan".
Laporan surat kabar itu juga mengutip dua pelapor yang tidak disebutkan namanya, yang mendukung klaim Brook.
Key mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia telah memerintahkan penyelidikan yang akan dilakukan oleh tim seniornya. Pihaknya mengaku "sangat terganggu" oleh tuduhan "menjijikkan" tersebut.
“Serangan dan pelecehan seksual tidak memiliki tempat di Angkatan Laut Kerajaan [Inggris] dan tidak akan ditoleransi,” kata Key.
Diaa mengatakan siapa pun yang terbukti bersalah akan dimintai pertanggungjawaban terlepas dari apa pun pangkatnya.
Brook (30) diperkirakan akan menjadi komandan kapal selam tetapi melukai diri sendiri sebagai akibat dari budaya di kapal dan akhirnya diberhentikan oleh Angkatan Laut.
Layanan kapal selam Angkatan Laut Kerajaan Inggris baru mulai menerima perempuan pada tahun 2011.
"Atasan laki-laki akan secara rutin memanggil menggunakan kata-kata cabul dan memasukkan penis mereka ke dalam sakunya," kata Brook.
Dia mengetahui bahwa dirinya adalah nomor enam dalam daftar anggota kru perempuan mana yang akan diperkosa terlebih dahulu jika terjadi bencana.
Brook mengtakan seorang staf perempuan mengeluh tentang foto telanjang perempuan yang dipajang di area kerja, namun dia tidak dapat dapat maju melapor.
Brook mulai melukai diri sendiri pada usia 21 tahun, dua tahun setelah bergabung dengan Angkatan Laut.
Setelah membutuhkan jahitan untuk satu cedera, dokter memintanya untuk diberhentikan dari Angkatan Laut, tetapi dia segera diawasi dengan "tanggung jawab penuh" atas perannnya dalam kapal selam nuklir Inggris.
Emma Norton, direktur Center for Military Justice, sebuah badan amal yang memberikan bantuan hukum kepada korban pelecehan, mengatakan kepada Sky News bahwa sekitar 10 persen perempuan yang mengalami perundungan dan pelecehan serius dalam layanan tersebut membuat pengaduan resmi. "Karena mereka memiliki ketidakkeyakinan bahwa mereka akan mendapatkan keadilan atau pemeriksaan yang adil," katanya.
Norton mengatakan Angkatan Laut Kerajaan Inggris telah gagal untuk bertindak berdasarkan rekomendasi berulang untuk pengawasan independen yang lebih besar terhadap keluhan tersebut.
Seorang pensiunan laksamana Angkatan Laut, Chris Parry, mengatakan kepada BBC: "Beberapa perilaku seksual yang kita lihat di tempat kerja normal ditransfer ke kapal selam, seperti yang Anda harapkan."
Kepala Angkatan Laut Kerajaan Inggris, Ben Key, mengumumkan bahwa penyelidikan dugaan pelecehan seksual telah dibuka.
Kasus ini mencuat setelah beberapa pelapor membuat klaim pelecehan seksual yang meluas terhadap staf perempuan di kapal selam.
Surat kabar The Daily Mail pada hari Sabtu (29/10/2022), menerbitkan sebuah laporan berdasarkan wawancara dengan Sophie Brook, mantan letnan Angkatan Laut, yang menggambarkan "kampanye intimidasi seksual yang terus-menerus" termasuk anggota kru laki-laki yang memasukkan nama rekan perempuan ke dalam "daftar pemerkosaan".
Laporan surat kabar itu juga mengutip dua pelapor yang tidak disebutkan namanya, yang mendukung klaim Brook.
Key mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia telah memerintahkan penyelidikan yang akan dilakukan oleh tim seniornya. Pihaknya mengaku "sangat terganggu" oleh tuduhan "menjijikkan" tersebut.
“Serangan dan pelecehan seksual tidak memiliki tempat di Angkatan Laut Kerajaan [Inggris] dan tidak akan ditoleransi,” kata Key.
Diaa mengatakan siapa pun yang terbukti bersalah akan dimintai pertanggungjawaban terlepas dari apa pun pangkatnya.
Brook (30) diperkirakan akan menjadi komandan kapal selam tetapi melukai diri sendiri sebagai akibat dari budaya di kapal dan akhirnya diberhentikan oleh Angkatan Laut.
Layanan kapal selam Angkatan Laut Kerajaan Inggris baru mulai menerima perempuan pada tahun 2011.
"Atasan laki-laki akan secara rutin memanggil menggunakan kata-kata cabul dan memasukkan penis mereka ke dalam sakunya," kata Brook.
Dia mengetahui bahwa dirinya adalah nomor enam dalam daftar anggota kru perempuan mana yang akan diperkosa terlebih dahulu jika terjadi bencana.
Brook mengtakan seorang staf perempuan mengeluh tentang foto telanjang perempuan yang dipajang di area kerja, namun dia tidak dapat dapat maju melapor.
Brook mulai melukai diri sendiri pada usia 21 tahun, dua tahun setelah bergabung dengan Angkatan Laut.
Setelah membutuhkan jahitan untuk satu cedera, dokter memintanya untuk diberhentikan dari Angkatan Laut, tetapi dia segera diawasi dengan "tanggung jawab penuh" atas perannnya dalam kapal selam nuklir Inggris.
Emma Norton, direktur Center for Military Justice, sebuah badan amal yang memberikan bantuan hukum kepada korban pelecehan, mengatakan kepada Sky News bahwa sekitar 10 persen perempuan yang mengalami perundungan dan pelecehan serius dalam layanan tersebut membuat pengaduan resmi. "Karena mereka memiliki ketidakkeyakinan bahwa mereka akan mendapatkan keadilan atau pemeriksaan yang adil," katanya.
Norton mengatakan Angkatan Laut Kerajaan Inggris telah gagal untuk bertindak berdasarkan rekomendasi berulang untuk pengawasan independen yang lebih besar terhadap keluhan tersebut.
Seorang pensiunan laksamana Angkatan Laut, Chris Parry, mengatakan kepada BBC: "Beberapa perilaku seksual yang kita lihat di tempat kerja normal ditransfer ke kapal selam, seperti yang Anda harapkan."
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(min)
tulis komentar anda