Arab Saudi Membangkang AS, Putin: Pangeran Mohammed bin Salman Pantas Dihormati
Sabtu, 29 Oktober 2022 - 16:02 WIB
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin memuji Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman setelah Riyadh berani melawan tekanan Amerika Serikat (AS)agar meningkatkan produksi minyak.
Pemimpin Kremlin itu mengatakan Pangeran Mohammed bin Salman pantas dihormati karena Riydh telah berperan dalam menjaga keseimbangan dan stabilitas pasar minyak.
Putin menekankan bahwa Rusia bertekad untuk memperkuat hubungannya dengan Kerajaan Arab Saudi.
Menurutnya, Riyadh bekerja untuk melindungi kepentingan nasionalnya dan untuk menyeimbangkan pasar minyak pada saat yang sama.
Sekadar diketahui, AS telah menekan Arab Saudi untuk meningkatkan produksi minyak hingga akhir tahun ini. Alih-alih tunduk, Riyadh bersama OPEC+ justru memutuskan untuk memangkas produksi minyak hingga 2 juta barel per hari mulai November nanti.
Keputusan OPEC+ itu membuat AS marah. Para politisi Washington menuduh Riyadh berpihak pada Rusia dalam perang di Ukraina dan menyerukan penarikan pasukan dan peralatan militer Amerika dari kerajaan.
Riyadh menolak tuduhan itu dan menegaskan keputusannya soal minyak bukan soal politik tapi murni karena ekonomi.
Putin, dalam forum diskusi Valdai Club di Moskow, sebagaimana dikutip Reuters, Sabtu (29/0/2022), meminta Presiden AS Joe Biden untuk menghormati Pangeran Mohammed bin Salman.
Lebih lanjut, dia mendukung Riyadh bergabung dengan BRICS, sebuah blok ekonomi yang beranggotakan Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan.
“Kami akan mengembangkan hubungan dengan Arab Saudi dan mendukung aksesinya ke blok BRICS,” kata Putin.
Presiden Rusia itu mengatakan bahwa Barat telah dibutakan oleh kolonialisme dan mencoba untuk menelan seluruh dunia.
Dalam konflik di Ukraina, dia menegaskan bahwa Rusia hanya membela haknya untuk eksis.
“Rusia tidak menentang Barat,” katanya. "Amerika dan Barat ingin menghancurkannya (Rusia) dan menghapusnya dari peta.”
Menurutnya, Barat sedang memainkan permainan yang berbahaya, berdarah dan kotor, tetapi cepat atau lambat Amerika Serikat dan sekutunya harus berbicara dengan Rusia.
Pemimpin Kremlin itu mengatakan Pangeran Mohammed bin Salman pantas dihormati karena Riydh telah berperan dalam menjaga keseimbangan dan stabilitas pasar minyak.
Putin menekankan bahwa Rusia bertekad untuk memperkuat hubungannya dengan Kerajaan Arab Saudi.
Menurutnya, Riyadh bekerja untuk melindungi kepentingan nasionalnya dan untuk menyeimbangkan pasar minyak pada saat yang sama.
Sekadar diketahui, AS telah menekan Arab Saudi untuk meningkatkan produksi minyak hingga akhir tahun ini. Alih-alih tunduk, Riyadh bersama OPEC+ justru memutuskan untuk memangkas produksi minyak hingga 2 juta barel per hari mulai November nanti.
Keputusan OPEC+ itu membuat AS marah. Para politisi Washington menuduh Riyadh berpihak pada Rusia dalam perang di Ukraina dan menyerukan penarikan pasukan dan peralatan militer Amerika dari kerajaan.
Riyadh menolak tuduhan itu dan menegaskan keputusannya soal minyak bukan soal politik tapi murni karena ekonomi.
Putin, dalam forum diskusi Valdai Club di Moskow, sebagaimana dikutip Reuters, Sabtu (29/0/2022), meminta Presiden AS Joe Biden untuk menghormati Pangeran Mohammed bin Salman.
Lebih lanjut, dia mendukung Riyadh bergabung dengan BRICS, sebuah blok ekonomi yang beranggotakan Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan.
“Kami akan mengembangkan hubungan dengan Arab Saudi dan mendukung aksesinya ke blok BRICS,” kata Putin.
Presiden Rusia itu mengatakan bahwa Barat telah dibutakan oleh kolonialisme dan mencoba untuk menelan seluruh dunia.
Dalam konflik di Ukraina, dia menegaskan bahwa Rusia hanya membela haknya untuk eksis.
“Rusia tidak menentang Barat,” katanya. "Amerika dan Barat ingin menghancurkannya (Rusia) dan menghapusnya dari peta.”
Menurutnya, Barat sedang memainkan permainan yang berbahaya, berdarah dan kotor, tetapi cepat atau lambat Amerika Serikat dan sekutunya harus berbicara dengan Rusia.
(min)
tulis komentar anda