Pentagon: Ancaman Akut dari Rusia, tetapi China Tantangan Utama
Jum'at, 28 Oktober 2022 - 09:43 WIB
WASHINGTON - Invasi Rusia ke Ukraina menyoroti "ancaman akut" yang ditimbulkan Moskow, tetapi China adalah tantangan paling konsekuensial bagi Amerika Serikat (AS).
Pentagon mengungkapkan hal itu dalam strategi keseluruhan militer AS yang dirilis pada Kamis (27/10/2022).
Pentagon juga menjelaskan di tengah pembicaraan Rusia tentang penggunaan senjata nuklir dalam perang Ukraina bahwa Amerika Serikat menjadikan persenjataan nuklirnya untuk mencegah "semua bentuk serangan strategis," termasuk yang melibatkan senjata konvensional.
“China menghadirkan tantangan yang paling konsekuensial dan sistemik, sementara Rusia menimbulkan ancaman akut, baik untuk kepentingan nasional AS yang vital di luar negeri maupun di dalam negeri,” papar versi Strategi Pertahanan Nasional AS yang tidak dirahasiakan.
“Tantangan paling komprehensif dan serius terhadap keamanan nasional AS adalah upaya paksa (China) dan semakin agresif untuk membentuk kembali kawasan Indo-Pasifik dan sistem internasional agar sesuai dengan kepentingan dan preferensi otoriternya,” ungkap dokumen itu.
Strategi tersebut menyoroti retorika China atas Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri, sebagai faktor destabilisasi yang berisiko salah perhitungan dan mengancam perdamaian di daerah tersebut.
Beijing telah berjanji untuk mengambil kendali Taiwan, dengan paksa jika perlu.
Adapun Rusia, dikatakan ancaman yang ditimbulkan oleh Moskow ditunjukkan baru-baru ini oleh invasi lebih lanjut Rusia yang tidak beralasan ke Ukraina.
“Departemen (Pertahanan) akan mendukung pencegahan yang kuat dari agresi Rusia terhadap kepentingan nasional AS yang vital, termasuk perjanjian Sekutu kami,” papar strategi AS itu.
Menurut dokumen itu, situasi tersebut menekankan perlunya kolaborasi dengan negara-negara sekutu dan mitra lain untuk melawan bahaya yang ditimbulkan China dan Rusia. “Kerja sama semacam itu dasar bagi kepentingan keamanan nasional AS,” papar Pentagon.
Dalam laporan terbaru tentang postur nuklir AS yang dirilis secara paralel dengan Strategi Pertahanan Nasional, Pentagon mendefinisikan peran persenjataan nuklirnya untuk mencegah serangan nuklir dan non-nuklir asing yang memiliki konsekuensi strategis.
“Ini termasuk penggunaan nuklir dalam skala apa pun, dan itu termasuk serangan berkonsekuensi tinggi yang bersifat strategis yang menggunakan sarana non-nuklir,” ungkap seorang pejabat senior pertahanan kepada wartawan.
Versi Nuclear Posture Review yang tidak dirahasiakan berisi peringatan keras bagi Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un agar tidak menggunakan senjata atom.
“Setiap serangan nuklir oleh Korea Utara terhadap Amerika Serikat atau Sekutu dan mitranya tidak dapat diterima dan akan mengakibatkan berakhirnya rezim itu. Tidak ada skenario di mana rezim Kim dapat menggunakan senjata nuklir dan bertahan hidup,” papar strategi itu.
Kim telah menyatakan negara itu sebagai kekuatan nuklir yang "tidak dapat diubah", yang secara efektif mengakhiri negosiasi atas program senjatanya yang dilarang.
Laporan itu dirilis saat Amerika Serikat dan sekutu NATO memompa senjata ke Ukraina untuk membantunya mengusir pasukan Rusia setelah mereka menyerbu pada Februari.
Itu juga terjadi di tengah ketegangan yang meningkat atas niat yang dinyatakan China untuk mengendalikan Taiwan. AS terus memompa persenjataan untuk Taipei.
Pentagon mengungkapkan hal itu dalam strategi keseluruhan militer AS yang dirilis pada Kamis (27/10/2022).
Pentagon juga menjelaskan di tengah pembicaraan Rusia tentang penggunaan senjata nuklir dalam perang Ukraina bahwa Amerika Serikat menjadikan persenjataan nuklirnya untuk mencegah "semua bentuk serangan strategis," termasuk yang melibatkan senjata konvensional.
“China menghadirkan tantangan yang paling konsekuensial dan sistemik, sementara Rusia menimbulkan ancaman akut, baik untuk kepentingan nasional AS yang vital di luar negeri maupun di dalam negeri,” papar versi Strategi Pertahanan Nasional AS yang tidak dirahasiakan.
Baca Juga
“Tantangan paling komprehensif dan serius terhadap keamanan nasional AS adalah upaya paksa (China) dan semakin agresif untuk membentuk kembali kawasan Indo-Pasifik dan sistem internasional agar sesuai dengan kepentingan dan preferensi otoriternya,” ungkap dokumen itu.
Strategi tersebut menyoroti retorika China atas Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri, sebagai faktor destabilisasi yang berisiko salah perhitungan dan mengancam perdamaian di daerah tersebut.
Beijing telah berjanji untuk mengambil kendali Taiwan, dengan paksa jika perlu.
Adapun Rusia, dikatakan ancaman yang ditimbulkan oleh Moskow ditunjukkan baru-baru ini oleh invasi lebih lanjut Rusia yang tidak beralasan ke Ukraina.
“Departemen (Pertahanan) akan mendukung pencegahan yang kuat dari agresi Rusia terhadap kepentingan nasional AS yang vital, termasuk perjanjian Sekutu kami,” papar strategi AS itu.
Menurut dokumen itu, situasi tersebut menekankan perlunya kolaborasi dengan negara-negara sekutu dan mitra lain untuk melawan bahaya yang ditimbulkan China dan Rusia. “Kerja sama semacam itu dasar bagi kepentingan keamanan nasional AS,” papar Pentagon.
Dalam laporan terbaru tentang postur nuklir AS yang dirilis secara paralel dengan Strategi Pertahanan Nasional, Pentagon mendefinisikan peran persenjataan nuklirnya untuk mencegah serangan nuklir dan non-nuklir asing yang memiliki konsekuensi strategis.
“Ini termasuk penggunaan nuklir dalam skala apa pun, dan itu termasuk serangan berkonsekuensi tinggi yang bersifat strategis yang menggunakan sarana non-nuklir,” ungkap seorang pejabat senior pertahanan kepada wartawan.
Versi Nuclear Posture Review yang tidak dirahasiakan berisi peringatan keras bagi Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un agar tidak menggunakan senjata atom.
“Setiap serangan nuklir oleh Korea Utara terhadap Amerika Serikat atau Sekutu dan mitranya tidak dapat diterima dan akan mengakibatkan berakhirnya rezim itu. Tidak ada skenario di mana rezim Kim dapat menggunakan senjata nuklir dan bertahan hidup,” papar strategi itu.
Kim telah menyatakan negara itu sebagai kekuatan nuklir yang "tidak dapat diubah", yang secara efektif mengakhiri negosiasi atas program senjatanya yang dilarang.
Laporan itu dirilis saat Amerika Serikat dan sekutu NATO memompa senjata ke Ukraina untuk membantunya mengusir pasukan Rusia setelah mereka menyerbu pada Februari.
Itu juga terjadi di tengah ketegangan yang meningkat atas niat yang dinyatakan China untuk mengendalikan Taiwan. AS terus memompa persenjataan untuk Taipei.
(sya)
tulis komentar anda