Mengejutkan, Sekutu Putin Pertanyakan Kemampuan Senjata Nuklir Melawan NATO
Kamis, 27 Oktober 2022 - 09:54 WIB
MOSKOW - Seorang penyiar berita televisi pemerintah Rusia , Vladimir Solovyov, secara terbuka mempertanyakan apakah negaranya benar-benar memiliki senjata nuklir yang mampu untuk melawan NATO .
Vladimir Solovyov, yang dikenal sebagai sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin, adalah pembawa acara program televisi "Evening with Vladimir Solovyov". Dalam siarannya pada Rabu, dia mengakui potensi keunggulan militer dan industri blok NATO.
"Benar-benar berbeda dari yang kami kira dan akan terus menimbulkan masalah bagi pasukan Rusia," katanya.
"Tapi setidaknya kami mengadakan latihan dengan senjata nuklir strategis kami," kata Solovyov, yang video siarannya di-tweet oleh Julia Davis, kolumnis The Daily Beast dan pencipta kelompok pengawas Russian Media Monitor, Kamis (27/10/2022).
"Saya harap kami benar-benar memilikinya. Saya harap setidaknya dalam hal ini, kami masih mampu," ujarnya.
Dia mengakhiri komentar panjangnya dengan desahan yang terdengar.
Rusia telah memulai latihan nuklir yang bertepatan dengan latihan serupa NATO "Steadfast Noon" yang akan berakhir 30 Oktober. Latihan NATO tidak termasuk peluncuran rudal langsung.
John Kirby, koordinator komunikasi strategis di Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS), mengatakan pada 13 Oktober bahwa para pejabat AS mengetahui niat Rusia dan bahwa latihan nuklir Moskow mencerminkan yang dilakukan di masa lalu, yang terdiri dari peluncuran rudal langsung dan penyebaran aset strategis.
Eskalasi nuklir telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir, terutama setelah Putin mengatakan Rusia akan menggunakan semua metode pertahanan yang dimiliki jika merasa terancam secara teritorial.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu baru-baru ini mengatakan kepada rekan-rekannya dari China dan India bahwa Ukraina menghasut kepanikan dengan "bom kotor".
Menurut Komisi Regulator Nuklir AS, dampak radioaktif dari bom kotor sangat kecil dibandingkan dengan hulu ledak nuklir yang sebenarnya.
"Semua sinyal Rusia tentang bom kotor...itu sebenarnya semua bagian dari desain operasi informasi untuk menurunkan dukungan Barat untuk Ukraina dan menurunkan dukungan politik untuk Ukraina," kata George Barros, analis portofolio Rusia dan Ukraina di Institute for the Study of War (ISW) kepada Newsweek.
Presiden AS Joe Biden mengatakan pada Selasa bahwa Rusia akan membuat kesalahan yang sangat serius jika menggunakan senjata nuklir taktis.
Dua hari sebelum mempertanyakan kelayakan persenjataan nuklir Rusia, Solovyov mengatakan dalam programnya bahwa senjata nuklir dapat dikirim ke luar angkasa dan menghancurkan satelit Elon Musk.
"Rusia berperang melawan setan," kata Solovyov mengacu pada Ukraina.
Dia meniru kata-kata pemimpin Republik Chechnya Ramzan Kadyrov, yang menyebut perang Rusia di Ukrain sebagai "perang suci."
Pejabat Rusia lainnya, termasuk Aleksey Pavlov, Asisten Sekretaris Dewan Keamanan Federasi Rusia, menyebut "de-setanisasi" Ukraina karena dugaan pengabaian nilai-nilai Ortodoks.
Vladimir Solovyov, yang dikenal sebagai sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin, adalah pembawa acara program televisi "Evening with Vladimir Solovyov". Dalam siarannya pada Rabu, dia mengakui potensi keunggulan militer dan industri blok NATO.
"Benar-benar berbeda dari yang kami kira dan akan terus menimbulkan masalah bagi pasukan Rusia," katanya.
"Tapi setidaknya kami mengadakan latihan dengan senjata nuklir strategis kami," kata Solovyov, yang video siarannya di-tweet oleh Julia Davis, kolumnis The Daily Beast dan pencipta kelompok pengawas Russian Media Monitor, Kamis (27/10/2022).
"Saya harap kami benar-benar memilikinya. Saya harap setidaknya dalam hal ini, kami masih mampu," ujarnya.
Dia mengakhiri komentar panjangnya dengan desahan yang terdengar.
Rusia telah memulai latihan nuklir yang bertepatan dengan latihan serupa NATO "Steadfast Noon" yang akan berakhir 30 Oktober. Latihan NATO tidak termasuk peluncuran rudal langsung.
John Kirby, koordinator komunikasi strategis di Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS), mengatakan pada 13 Oktober bahwa para pejabat AS mengetahui niat Rusia dan bahwa latihan nuklir Moskow mencerminkan yang dilakukan di masa lalu, yang terdiri dari peluncuran rudal langsung dan penyebaran aset strategis.
Eskalasi nuklir telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir, terutama setelah Putin mengatakan Rusia akan menggunakan semua metode pertahanan yang dimiliki jika merasa terancam secara teritorial.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu baru-baru ini mengatakan kepada rekan-rekannya dari China dan India bahwa Ukraina menghasut kepanikan dengan "bom kotor".
Menurut Komisi Regulator Nuklir AS, dampak radioaktif dari bom kotor sangat kecil dibandingkan dengan hulu ledak nuklir yang sebenarnya.
"Semua sinyal Rusia tentang bom kotor...itu sebenarnya semua bagian dari desain operasi informasi untuk menurunkan dukungan Barat untuk Ukraina dan menurunkan dukungan politik untuk Ukraina," kata George Barros, analis portofolio Rusia dan Ukraina di Institute for the Study of War (ISW) kepada Newsweek.
Presiden AS Joe Biden mengatakan pada Selasa bahwa Rusia akan membuat kesalahan yang sangat serius jika menggunakan senjata nuklir taktis.
Dua hari sebelum mempertanyakan kelayakan persenjataan nuklir Rusia, Solovyov mengatakan dalam programnya bahwa senjata nuklir dapat dikirim ke luar angkasa dan menghancurkan satelit Elon Musk.
"Rusia berperang melawan setan," kata Solovyov mengacu pada Ukraina.
Dia meniru kata-kata pemimpin Republik Chechnya Ramzan Kadyrov, yang menyebut perang Rusia di Ukrain sebagai "perang suci."
Pejabat Rusia lainnya, termasuk Aleksey Pavlov, Asisten Sekretaris Dewan Keamanan Federasi Rusia, menyebut "de-setanisasi" Ukraina karena dugaan pengabaian nilai-nilai Ortodoks.
(min)
tulis komentar anda