Zelensky: Ukraina Hancurkan Pasukan Moskow, Rusia Akan Jadi Pengemis
Rabu, 26 Oktober 2022 - 04:11 WIB
KIEV - Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan militer Ukraina telah menghancurkan pasukan Moskow dan sedang mereduksi Rusia menjadi pengemis internasional. Itu disampaikan dalam pidato yang menandai delapan bulan invasi Moskow.
Dia mengatakan bahwa pengaruh militer, diplomatik, dan ekonomi Kremlin telah hancur selama invasinya ke Ukraina.
Selama pidatonya, Zelensky mengatakan pasukan Kiev sedang dalam perjalanan untuk merebut kembali semua wilayah yang diduduki oleh pasukan Moskow.
Tapi dia memperingatkan bahwa kemenangan tidak akan datang dengan mudah dan Kiev masih harus melewati musim dingin, yang katanya akan menjadi "yang paling sulit dalam sejarah negara."
"Ukraina menghancurkan apa yang disebut 'tentara kedua dunia'—dan mulai sekarang, Rusia hanya akan menjadi pengemis," kata Zelensky dalam pidatonya, seperti dikutip Newsweek, Selasa (25/10/2022).
Zelensky mengatakan Rusia "memohon sesuatu di Iran", kemungkinan referensi tentang bagaimana militer Moskow dilaporkan telah beralih ke Teheran untuk drone kamikaze Shahed-136 untuk meluncurkan serangan terhadap pembangkit listrik Ukraina dan infrastruktur sipil lainnya saat cuaca mulai menjadi dingin.
Zelensky dan pejabat Kiev lainnya mengeklaim Rusia menggunakan drone, yang harganya sekitar USD30.000 per unit, untuk mencegah menipisnya stok rudalnya.
"Ada pengaruh gas—tidak lagi," kata Zelensky. "Ada pengaruh militer—itu menguap. Ada bobot politik—sekarang ada isolasi yang meningkat. Ada ambisi ideologis—sekarang hanya ada rasa jijik."
Isolasi diplomatik Kremlin diperlihatkan bulan ini ketika hanya empat negara yang memilih pro-Moskow dengan menentang resolusi Majelis Umum PBB yang mengutuk pencaplokan empat wilayah Ukraina oleh Rusia.
Rusia dikeluarkan pada tahun 2014 dari aliansi Kelompok 8 atau G8 saat itu karena mencaplok Crimea secara ilegal dari Ukraina.
Sekarang disebut Kelompok 7 atau G7, aliansi ekonomi maju dunia—yang mencakup AS dan beberapa negara Eropa—sedang menyelesaikan rencana untuk membatasi harga ekspor minyak mentah Rusia. Rencana tersebut dimaksudkan untuk mengurangi kemampuan Moskow untuk mendapatkan keuntungan dari ekspor energi sambil membantu meringankan peralihan Uni Eropa dari bahan bakar fosil Rusia.
Sementara itu, para pejabat Rusia membuat komentar yang tampaknya menentang klaim Zelensky.
Maria Zakharova, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, mengatakan selama penampilan televisi bahwa Kremlin tetap terbuka untuk negosiasi, termasuk dengan AS.
"Kami telah menjawab semua panggilan telepon, dan kami tidak memblokir hubungan atau kontak apa pun dengan mitra kami—baik dengan mereka yang masih menjadi mitra kami atau dengan mereka yang tidak dapat kami hubungi lagi atau dengan mereka yang tidak pernah menjadi mitra kami," katanya, seperti dikutip kantor berit TASS.
"Kami siap untuk bernegosiasi dan sebagainya."
Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev pada hari Senin menolak anggapan bahwa Rusia sedang menghabiskan persediaan senjatanya, mengatakan dalam sebuah posting Telegram bahwa produksi tank, senjata, rudal presisi tinggi dan drone sedang booming.
Dia mengatakan bahwa pengaruh militer, diplomatik, dan ekonomi Kremlin telah hancur selama invasinya ke Ukraina.
Selama pidatonya, Zelensky mengatakan pasukan Kiev sedang dalam perjalanan untuk merebut kembali semua wilayah yang diduduki oleh pasukan Moskow.
Tapi dia memperingatkan bahwa kemenangan tidak akan datang dengan mudah dan Kiev masih harus melewati musim dingin, yang katanya akan menjadi "yang paling sulit dalam sejarah negara."
"Ukraina menghancurkan apa yang disebut 'tentara kedua dunia'—dan mulai sekarang, Rusia hanya akan menjadi pengemis," kata Zelensky dalam pidatonya, seperti dikutip Newsweek, Selasa (25/10/2022).
Zelensky mengatakan Rusia "memohon sesuatu di Iran", kemungkinan referensi tentang bagaimana militer Moskow dilaporkan telah beralih ke Teheran untuk drone kamikaze Shahed-136 untuk meluncurkan serangan terhadap pembangkit listrik Ukraina dan infrastruktur sipil lainnya saat cuaca mulai menjadi dingin.
Zelensky dan pejabat Kiev lainnya mengeklaim Rusia menggunakan drone, yang harganya sekitar USD30.000 per unit, untuk mencegah menipisnya stok rudalnya.
"Ada pengaruh gas—tidak lagi," kata Zelensky. "Ada pengaruh militer—itu menguap. Ada bobot politik—sekarang ada isolasi yang meningkat. Ada ambisi ideologis—sekarang hanya ada rasa jijik."
Isolasi diplomatik Kremlin diperlihatkan bulan ini ketika hanya empat negara yang memilih pro-Moskow dengan menentang resolusi Majelis Umum PBB yang mengutuk pencaplokan empat wilayah Ukraina oleh Rusia.
Rusia dikeluarkan pada tahun 2014 dari aliansi Kelompok 8 atau G8 saat itu karena mencaplok Crimea secara ilegal dari Ukraina.
Sekarang disebut Kelompok 7 atau G7, aliansi ekonomi maju dunia—yang mencakup AS dan beberapa negara Eropa—sedang menyelesaikan rencana untuk membatasi harga ekspor minyak mentah Rusia. Rencana tersebut dimaksudkan untuk mengurangi kemampuan Moskow untuk mendapatkan keuntungan dari ekspor energi sambil membantu meringankan peralihan Uni Eropa dari bahan bakar fosil Rusia.
Sementara itu, para pejabat Rusia membuat komentar yang tampaknya menentang klaim Zelensky.
Maria Zakharova, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, mengatakan selama penampilan televisi bahwa Kremlin tetap terbuka untuk negosiasi, termasuk dengan AS.
"Kami telah menjawab semua panggilan telepon, dan kami tidak memblokir hubungan atau kontak apa pun dengan mitra kami—baik dengan mereka yang masih menjadi mitra kami atau dengan mereka yang tidak dapat kami hubungi lagi atau dengan mereka yang tidak pernah menjadi mitra kami," katanya, seperti dikutip kantor berit TASS.
"Kami siap untuk bernegosiasi dan sebagainya."
Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev pada hari Senin menolak anggapan bahwa Rusia sedang menghabiskan persediaan senjatanya, mengatakan dalam sebuah posting Telegram bahwa produksi tank, senjata, rudal presisi tinggi dan drone sedang booming.
(min)
tulis komentar anda