Perang Suku Pecah di Papua Nugini, 32 Orang Dibantai di Pulau Cinta
Rabu, 26 Oktober 2022 - 01:18 WIB
PORT MORESBY - Sebanyak 32 orang dilaporkan tewas dibantai dalam perang suku di Pulau Kiriwina di Provinsi Milne Bay, Papua Nugini (PNG) .
Kiriwina adalah yang terbesar dari Kepulauan Trobriand, yang dikenal sebagai "pulau cinta".
Penduduk asli, yang disebut Trobrianders, memiliki budaya "seks-positif" di mana hubungan seksual dianggap sebagai dimensi penting dari hubungan sosial, terutama bagi kaum muda.
Tindakan seksual didorong pada usia yang sangat muda dibandingkan dengan standar Barat. Desa-desa memiliki gubuk khusus yang disebut “bukumatula” yang diperuntukkan bagi remaja dan kekasih mereka.
Anggota Parlemen Kiriwina-Goodenough Douglas Tomuriesa mengatakan kepada surat kabar PNG Post Courier pada Selasa (25/10/2022) bahwa 30 orang tewas dan banyak lainnya terluka parah dalam perang suku terburuk yang pernah terjadi di pulau itu.
Saat ini hanya ada sedikit detail yang diketahui tentang pembantaian itu.
Trobrianders juga dikenal menyelesaikan perselisihan dengan permainan sepak bola.
Menurut WorldAtlas, ini dimulai di bawah pemerintahan kolonial Australia ketika perang antarsuku dilarang dan itu tetap terjadi bahkan setelah penduduk asli pulau itu memenangkan kemerdekaan pada tahun 1975.
Kiriwina adalah yang terbesar dari Kepulauan Trobriand, yang dikenal sebagai "pulau cinta".
Penduduk asli, yang disebut Trobrianders, memiliki budaya "seks-positif" di mana hubungan seksual dianggap sebagai dimensi penting dari hubungan sosial, terutama bagi kaum muda.
Tindakan seksual didorong pada usia yang sangat muda dibandingkan dengan standar Barat. Desa-desa memiliki gubuk khusus yang disebut “bukumatula” yang diperuntukkan bagi remaja dan kekasih mereka.
Anggota Parlemen Kiriwina-Goodenough Douglas Tomuriesa mengatakan kepada surat kabar PNG Post Courier pada Selasa (25/10/2022) bahwa 30 orang tewas dan banyak lainnya terluka parah dalam perang suku terburuk yang pernah terjadi di pulau itu.
Saat ini hanya ada sedikit detail yang diketahui tentang pembantaian itu.
Trobrianders juga dikenal menyelesaikan perselisihan dengan permainan sepak bola.
Menurut WorldAtlas, ini dimulai di bawah pemerintahan kolonial Australia ketika perang antarsuku dilarang dan itu tetap terjadi bahkan setelah penduduk asli pulau itu memenangkan kemerdekaan pada tahun 1975.
tulis komentar anda