Bos Gas: Ukraina Hadapi Musim Dingin Terburuk dalam Sejarah
Selasa, 25 Oktober 2022 - 07:32 WIB
KIEV - Ukraina menghadapi musim dingin yang paling keras, yang akan ditandai dengan pemadaman listrik yang berkelanjutan.
Bos raksasa energi milik negara Naftogaz, Yuri Vitrenko, memperingatkan hal itu dalam wawancara dengan outlet Jerman Handelsblatt, yang diterbitkan pada Senin (24/10/2022).
Vitrenko mengklaim "sekitar 40% dari pembangkit listrik hancur" oleh serangan udara Rusia baru-baru ini.
“Ini akan menjadi musim dingin terburuk dalam sejarah kami. Kami memperkirakan pemadaman listrik yang konstan dan masalah dengan pemanasan,” ungkap Vitrenko.
Dia menambahkan Moskow juga telah menghantam sejumlah kilang.
“Ukraina sedang mempersiapkan pemadaman saat musim dingin,” papar bos Naftogaz.
Dia mengakui, "Tidak mungkin untuk 100% mencegah masalah dan karena itu negara membutuhkan bantuan dari para pendukungnya.”
Dalam wawancara dengan The Guardian pada akhir Agustus, jauh sebelum Rusia melancarkan serangannya terhadap infrastruktur energi Ukraina, Vitrenko mengakui tanpa dukungan keuangan Barat, Ukraina akan “kekurangan gas” dan akibatnya, sistem listriknya mungkin akan mati.
Pada September, bos Naftogaz mendesak warga Ukraina membeli selimut dan pakaian hangat.
Dia mencatat musim pemanasan tahun ini akan dimulai lebih lambat dan berakhir lebih awal, sementara suhu musim dingin di apartemen akan ditetapkan pada 17-18 derajat Celcius, empat derajat di bawah suhu standar.
Penembakan infrastruktur Ukraina yang sedang dilancarkan Moskow mendorong Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pekan lalu meminta rekan-rekannya mengurangi tekanan pada sistem energi yang sedang berjuang dengan membatasi penggunaan listrik antara jam 5 sore dan 11 malam.
Pada Minggu, dia juga meminta pihak berwenang setempat “mengkonsumsi listrik dengan sangat sadar.”
Dia menekankan, “Ini bukan waktu yang tepat untuk jendela dan lampu toko yang terang.”
Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan pergeseran serangan militer di Ukraina pada 10 Oktober, dengan pasukan Moskow meluncurkan serangan rudal jarak jauh besar-besaran ke fasilitas militer, komunikasi, dan energi Ukraina.
Dia menuduh Kiev mendalangi beberapa "serangan teroris" terhadap infrastruktur Rusia, termasuk serangan bom Jembatan Crimea.
Bos raksasa energi milik negara Naftogaz, Yuri Vitrenko, memperingatkan hal itu dalam wawancara dengan outlet Jerman Handelsblatt, yang diterbitkan pada Senin (24/10/2022).
Vitrenko mengklaim "sekitar 40% dari pembangkit listrik hancur" oleh serangan udara Rusia baru-baru ini.
“Ini akan menjadi musim dingin terburuk dalam sejarah kami. Kami memperkirakan pemadaman listrik yang konstan dan masalah dengan pemanasan,” ungkap Vitrenko.
Dia menambahkan Moskow juga telah menghantam sejumlah kilang.
“Ukraina sedang mempersiapkan pemadaman saat musim dingin,” papar bos Naftogaz.
Dia mengakui, "Tidak mungkin untuk 100% mencegah masalah dan karena itu negara membutuhkan bantuan dari para pendukungnya.”
Dalam wawancara dengan The Guardian pada akhir Agustus, jauh sebelum Rusia melancarkan serangannya terhadap infrastruktur energi Ukraina, Vitrenko mengakui tanpa dukungan keuangan Barat, Ukraina akan “kekurangan gas” dan akibatnya, sistem listriknya mungkin akan mati.
Pada September, bos Naftogaz mendesak warga Ukraina membeli selimut dan pakaian hangat.
Dia mencatat musim pemanasan tahun ini akan dimulai lebih lambat dan berakhir lebih awal, sementara suhu musim dingin di apartemen akan ditetapkan pada 17-18 derajat Celcius, empat derajat di bawah suhu standar.
Penembakan infrastruktur Ukraina yang sedang dilancarkan Moskow mendorong Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pekan lalu meminta rekan-rekannya mengurangi tekanan pada sistem energi yang sedang berjuang dengan membatasi penggunaan listrik antara jam 5 sore dan 11 malam.
Pada Minggu, dia juga meminta pihak berwenang setempat “mengkonsumsi listrik dengan sangat sadar.”
Dia menekankan, “Ini bukan waktu yang tepat untuk jendela dan lampu toko yang terang.”
Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan pergeseran serangan militer di Ukraina pada 10 Oktober, dengan pasukan Moskow meluncurkan serangan rudal jarak jauh besar-besaran ke fasilitas militer, komunikasi, dan energi Ukraina.
Dia menuduh Kiev mendalangi beberapa "serangan teroris" terhadap infrastruktur Rusia, termasuk serangan bom Jembatan Crimea.
(sya)
tulis komentar anda