Eks Bos CIA: AS Bisa Langsung Campur Tangan di Ukraina
Minggu, 23 Oktober 2022 - 09:21 WIB
Sebelumnya pada bulan Oktober, Petraeus mengklaim bahwa AS dapat memusnahkan semua pasukan Rusia di Ukraina, bersama dengan armada Laut Hitam Rusia, jika Moskow menggunakan senjata nuklir di Ukraina. Pada hari Sabtu, dia kembali mengulangi kata-kata ini dengan mengatakan bahwa tanggapan Washington terhadap langkah seperti itu di pihak Rusia akan melibatkan lebih dari tindakan diplomatik, ekonomi dan hukum.
Pada saat yang sama, Petraeus mengatakan bahwa kata-katanya sebelumnya telah menggambarkan “hanya satu” dari “banyak pilihan” yang dimiliki Amerika jika Rusia menggunakan senjata nuklir, yang disebutnya sebagai keputusan yang sangat buruk.
Jenderal AS itu juga mengatakan bahwa dia masih berpikir tidak ada yang bisa dilakukan Rusia untuk mengubah situasi di garis depan, yang menurut Petraeus, tidak menguntungkan Moskow.
Petraeus memimpin pasukan AS di Afghanistan dari 2010 hingga 2011, memimpin jumlah kematian tertinggi di Amerika selama perang 20 tahun, dan meningkatkan korban sipil.
Ia membantu membujuk Presiden Barack Obama saat itu untuk mengerahkan 30.000 tentara tambahan ke Afghanistan, tetapi rencana kontra-pemberontakannya, yang bergantung pada mengamankan dan melayani penduduk setempat gagal.
Dia kemudian menjadi Direktur CIA pada tahun 2011, hanya untuk mengundurkan diri pada tahun berikutnya setelah berselingkuh dengan wanita yang menulis biografinya.
Pada saat yang sama, Petraeus mengatakan bahwa kata-katanya sebelumnya telah menggambarkan “hanya satu” dari “banyak pilihan” yang dimiliki Amerika jika Rusia menggunakan senjata nuklir, yang disebutnya sebagai keputusan yang sangat buruk.
Jenderal AS itu juga mengatakan bahwa dia masih berpikir tidak ada yang bisa dilakukan Rusia untuk mengubah situasi di garis depan, yang menurut Petraeus, tidak menguntungkan Moskow.
Petraeus memimpin pasukan AS di Afghanistan dari 2010 hingga 2011, memimpin jumlah kematian tertinggi di Amerika selama perang 20 tahun, dan meningkatkan korban sipil.
Ia membantu membujuk Presiden Barack Obama saat itu untuk mengerahkan 30.000 tentara tambahan ke Afghanistan, tetapi rencana kontra-pemberontakannya, yang bergantung pada mengamankan dan melayani penduduk setempat gagal.
Dia kemudian menjadi Direktur CIA pada tahun 2011, hanya untuk mengundurkan diri pada tahun berikutnya setelah berselingkuh dengan wanita yang menulis biografinya.
(ian)
tulis komentar anda