Barat dan Rusia Bentrok di PBB Soal Drone Iran dalam Perang Ukraina
Sabtu, 22 Oktober 2022 - 11:40 WIB
NEW YORK - Amerika Serikat (AS) dan sekutu Baratnya terlibat perang kata-kata dan saling tuding dengan Rusia terkait penggunaan pesawat tak berawak (drone) Iran di Ukraina.
Barat menuduh Rusia menggunakan pesawat tak berawak (drone) Iran untuk menyerang warga sipil dan pembangkit listrik Ukraina. Amerika Cs menilai ini melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB 2015 dan hukum humaniter internasional.
AS, Prancis, Jerman, dan Inggris mendukung seruan Ukraina agar Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengirim tim untuk menyelidiki asal usul drone yang digunakan Rusia.
"PBB harus menyelidiki setiap pelanggaran resolusi Dewan Keamanan PBB - dan kita tidak boleh membiarkan Rusia atau negara lain menghalangi atau mengancam PBB untuk melaksanakan tanggung jawab yang diamanatkan," kata Wakil Duta Besar AS untuk PBB, Jeffrey DeLaurentis, seperti dilansir dari AP, Sabtu (22/10/2022).
Pada gilirannya, Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan pesawat tak berawak itu milik Rusia dan memperingatkan bahwa penyelidikan akan melanggar Piagam PBB dan secara serius mempengaruhi hubungan antara Rusia dan PBB.
Rusia pun balik menuduh Ukraina menyerang infrastruktur dan warga sipil selama delapan tahun di wilayah separatis timur Donetsk dan Luhansk, yang dicaplok secara ilegal oleh Presiden Rusia Vladimir Putin awal tahun ini.
Nebenzia mengklaim bahwa serangan rudal presisi tinggi dan drone Rusia – bukan drone Iran – menghantam sejumlah besar target militer yang mencakup infrastruktur dalam upaya untuk menurunkan aktivitas militer Ukraina.
“Tentu saja, ini tidak cocok dengan Barat dan mereka menjadi histeris, dan inilah yang kita saksikan dengan keras dan jelas hari ini di pertemuan ini,” kata utusan Rusia itu.
Barat menuduh Rusia menggunakan pesawat tak berawak (drone) Iran untuk menyerang warga sipil dan pembangkit listrik Ukraina. Amerika Cs menilai ini melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB 2015 dan hukum humaniter internasional.
AS, Prancis, Jerman, dan Inggris mendukung seruan Ukraina agar Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengirim tim untuk menyelidiki asal usul drone yang digunakan Rusia.
"PBB harus menyelidiki setiap pelanggaran resolusi Dewan Keamanan PBB - dan kita tidak boleh membiarkan Rusia atau negara lain menghalangi atau mengancam PBB untuk melaksanakan tanggung jawab yang diamanatkan," kata Wakil Duta Besar AS untuk PBB, Jeffrey DeLaurentis, seperti dilansir dari AP, Sabtu (22/10/2022).
Pada gilirannya, Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan pesawat tak berawak itu milik Rusia dan memperingatkan bahwa penyelidikan akan melanggar Piagam PBB dan secara serius mempengaruhi hubungan antara Rusia dan PBB.
Baca Juga
Rusia pun balik menuduh Ukraina menyerang infrastruktur dan warga sipil selama delapan tahun di wilayah separatis timur Donetsk dan Luhansk, yang dicaplok secara ilegal oleh Presiden Rusia Vladimir Putin awal tahun ini.
Nebenzia mengklaim bahwa serangan rudal presisi tinggi dan drone Rusia – bukan drone Iran – menghantam sejumlah besar target militer yang mencakup infrastruktur dalam upaya untuk menurunkan aktivitas militer Ukraina.
“Tentu saja, ini tidak cocok dengan Barat dan mereka menjadi histeris, dan inilah yang kita saksikan dengan keras dan jelas hari ini di pertemuan ini,” kata utusan Rusia itu.
tulis komentar anda