Permusuhan Meningkat, Rusia Kurangi Diplomatnya di Negara-negara Barat
Kamis, 20 Oktober 2022 - 11:06 WIB
MOSKOW - Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov menegaskan negaranya mungkin menarik kembali upaya diplomatiknya di Barat.
Lavrov mengatakan hal itu kepada rekrutan baru di Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia pada Selasa (18/10/2022).
Dia menyebut permusuhan yang semakin terbuka yang dihadapi para diplomat Rusia dan kebutuhan untuk fokus pada membangun serta memperluas hubungan di seluruh dunia.
“Orang-orang bekerja dalam kondisi yang hampir tidak bisa disebut manusia,” ujar Lavrov, mengacu pada “masalah terus-menerus, ancaman terus-menerus.”
Dia menambahkan, “Tidak ada gunanya mempertahankan tingkat kehadiran diplomatik yang sama.”
“Tidak ada pekerjaan di sana sejak Eropa memutuskan untuk menutup diri dari kami,” papar dia.
“Negara-negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin, sebaliknya, membutuhkan perhatian tambahan,” lanjut Lavrov.
Dia menjanjikan, “Negara-negara yang siap bekerja dengan persyaratan yang sama akan dihargai dengan proyek bersama yang menjanjikan.”
Amerika Serikat (AS) dan banyak negara Eropa telah membuat hidup menjadi sulit, bahkan berbahaya, bagi para diplomat Rusia.
Properti Kementerian Luar Negeri di New York dan Sofia, Bulgaria baru-baru ini dirusak, yang terakhir oleh politisi lokal.
Pada Maret, seorang pria menabrakkan truk melalui gerbang Kedutaan Besar Rusia di Dublin, Irlandia.
Kepolisian Latvia mengumumkan pada Agustus bahwa mereka tidak akan lagi melindungi konsulat Rusia setelah negara itu berhenti mengeluarkan visa untuk warga negara Rusia.
Ketika Kedutaan Besar Rusia di Kanada terkena bom molotov bulan lalu, polisi diduga memperlambat penyelidikan, bahkan mengizinkan pengunjuk rasa "agresif" memblokir akses ke gedung itu setelahnya.
Lavrov mengatakan hal itu kepada rekrutan baru di Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia pada Selasa (18/10/2022).
Dia menyebut permusuhan yang semakin terbuka yang dihadapi para diplomat Rusia dan kebutuhan untuk fokus pada membangun serta memperluas hubungan di seluruh dunia.
“Orang-orang bekerja dalam kondisi yang hampir tidak bisa disebut manusia,” ujar Lavrov, mengacu pada “masalah terus-menerus, ancaman terus-menerus.”
Baca Juga
Dia menambahkan, “Tidak ada gunanya mempertahankan tingkat kehadiran diplomatik yang sama.”
“Tidak ada pekerjaan di sana sejak Eropa memutuskan untuk menutup diri dari kami,” papar dia.
“Negara-negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin, sebaliknya, membutuhkan perhatian tambahan,” lanjut Lavrov.
Dia menjanjikan, “Negara-negara yang siap bekerja dengan persyaratan yang sama akan dihargai dengan proyek bersama yang menjanjikan.”
Amerika Serikat (AS) dan banyak negara Eropa telah membuat hidup menjadi sulit, bahkan berbahaya, bagi para diplomat Rusia.
Properti Kementerian Luar Negeri di New York dan Sofia, Bulgaria baru-baru ini dirusak, yang terakhir oleh politisi lokal.
Pada Maret, seorang pria menabrakkan truk melalui gerbang Kedutaan Besar Rusia di Dublin, Irlandia.
Kepolisian Latvia mengumumkan pada Agustus bahwa mereka tidak akan lagi melindungi konsulat Rusia setelah negara itu berhenti mengeluarkan visa untuk warga negara Rusia.
Ketika Kedutaan Besar Rusia di Kanada terkena bom molotov bulan lalu, polisi diduga memperlambat penyelidikan, bahkan mengizinkan pengunjuk rasa "agresif" memblokir akses ke gedung itu setelahnya.
(sya)
tulis komentar anda