Merkel Bela Kesepakatan Gas Rusia yang Sangat Rasional

Minggu, 16 Oktober 2022 - 00:01 WIB
Mantan Kanselir Jerman Angela Merkel. Foto/REUTERS
BERLIN - Mantan Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan dia tidak menyesali keputusannya menandatangani kesepakatan gas alam dengan Rusia selama 16 tahun berkuasa.

Merkel beralasan Moskow telah lama menjadi "pemasok energi yang andal" dan menawarkan harga yang lebih rendah daripada pesaingnya.

Berbicara kepada wartawan di acara di Lisbon, Merkel menjelaskan Jerman telah lama berusaha menjauh dari batu bara sebagai sumber energi.





Menurut dia, gas alam Rusia adalah pilihan terbaik yang tersedia karena Berlin bertujuan untuk akhirnya “mencapai bentuk energi bebas CO2.”

“Dari perspektif waktu itu, sangat rasional dan dapat dimengerti untuk mendapatkan gas yang terikat pipa dari Rusia, yang lebih murah daripada gas alam cair (LNG) dari bagian lain dunia,” ujar dia pada Kamis (13/10/2022).

Dia menambahkan, “Bahkan selama Perang Dingin, Rusia adalah pemasok energi yang andal.”



Setelah menjabat pada tahun 2005, Merkel memimpin dua kesepakatan gas besar dengan Moskow, keduanya dimaksudkan menyalurkan energi langsung ke Jerman dari Rusia melalui jalur pipa Nord Stream 1 dan kemudian Nord Stream 2, yang melewati negara-negara transit seperti Ukraina dan Polandia.

Namun, Nord Stream 2 tidak pernah beroperasi, karena penerus Merkel, Kanselir Olaf Scholz, menghentikan sertifikasi proyek hanya beberapa hari sebelum Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada akhir Februari.

Nord Stream 1 menghentikan pengiriman pada Agustus di tengah meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Barat.

Meski pejabat Rusia mengutip ketidakmampuan mengoperasikan rute gas dengan aman karena sanksi Barat, Berlin menyebut keputusan itu politis.

Bagian dari kedua pipa rusak parah oleh ledakan bawah air misterius bulan lalu.

Sebelumnya, Presiden Vladimir Putin menyatakan pada beberapa kesempatan bahwa Rusia dapat memulai pengiriman gas melalui Nord Stream 2 tanpa penundaan, jika Uni Eropa memberi lampu hijau.

Penyebab ledakan masih belum jelas, meskipun Rusia menganggap insiden itu sebagai serangan teroris.

Moskow mengamati bahwa Amerika Serikat akan mendapat manfaat dari kehancuran jaringan pipa gas tersebut.

Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken, pada bagiannya, menyambut baik insiden itu sebagai “kesempatan luar biasa” bagi Eropa “untuk sekali dan untuk selamanya menghilangkan ketergantungan pada energi Rusia.”

Ekspor LNG Amerika ke Eropa telah meningkat secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir karena sebagian besar benua itu berusaha menjauhkan diri dari pasokan energi Rusia.

Peningkatan ekspor itu hampir dua kali lipat penjualan yang tercatat pada tahun 2021. Mengingat Rusia sebelumnya menutupi sekitar 40% dari impor gas UE, bagaimanapun, harga telah mengalami kenaikan tajam.

Situasi ini memicu kekhawatiran bahwa beberapa warga Eropa tidak akan dapat memanaskan rumah mereka pada musim dingin.

Merkel, yang telah menghadapi kritik karena mempertahankan ketergantungan Jerman pada Rusia, melanjutkan dengan mengatakan, “Benar untuk mempercepat perang melawan perubahan iklim di akhir masa jabatan saya,” mengacu pada pembelian gas Rusia dan upaya mengakhiri penggunaan batu bara.

Namun dia menambahkan bahwa "invasi brutal" Moskow ke Ukraina telah mengubah perhitungan Jerman.

“Ini adalah titik balik, dan tentu saja pemerintahan baru harus menghadapinya. Dan itulah yang dilakukannya,” ujar dia tentang kepemimpinan Scholz.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More