Mantan Presiden Medvedev: NATO Mengakui Sedang Berperang dengan Rusia

Kamis, 13 Oktober 2022 - 01:00 WIB
Tank Leopard 2PL Polandia menembak selama latihan militer Defender Europe 2022 pasukan NATO di Bemowo Piskie, dekat Orzysz, Polandia, 24 Mei 2022. Foto/REUTERS/Kacper Pempel
MOSKOW - Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mungkin secara tidak sengaja mengakui aliansi militer Barat sedang berperang dengan Moskow, setidaknya di mata mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev.

Yang menjadi masalah adalah pernyataan Stoltenberg pada Selasa (11/10/2022) bahwa kemenangan militer Rusia di Ukraina akan menjadi kekalahan bagi NATO.

Medvedev menyebut komentar itu sebagai, “Konfirmasi terbuka atas partisipasi NATO dalam perang melawan negara kita, sebuah pernyataan yang tidak bijaksana, tetapi murni dari hati. Orang Norwegia yang jujur itu akhirnya mengakuinya.”





Mantan Perdana Menteri Norwegia Stoltenberg membuat komentarnya dalam jumpa pers saat para menteri NATO bersiap bertemu pada Rabu dengan Menteri Pertahanan Ukraina Aleksey Reznikov.

Di antara isu-isu lain, para menteri akan membahas bagaimana memenuhi "kebutuhan mendesak" Kiev dan menopang persediaan senjata mereka sendiri setelah mengirimkan bantuan militer senilai miliaran dolar ke Ukraina dengan harapan membantu mengalahkan pasukan Rusia.

“Ada kebutuhan mendesak untuk pertahanan udara, tetapi tentu saja juga banyak kemampuan lain, amunisi berpemandu presisi, HIMARS, dan sistem standar NATO yang canggih dan modern lainnya,” ujar Stoltenberg tentang permintaan bantuan Ukraina.



Dia menambahkan, anggota NATO memberikan dukungan yang belum pernah terjadi sebelumnya karena, “mereka memahami bahwa kami memiliki kepentingan moral, politik, dan keamanan dalam memastikan Ukraina memenangkan perang melawan Presiden Putin.”

Pejabat Rusia telah menunjukkan menyediakan persenjataan yang lebih canggih ke Ukraina, seperti sistem peluncur roket ganda (MRL), akan meningkatkan risiko memicu konflik yang lebih luas.

"Cara tercepat untuk membawa konflik di Ukraina ke titik tidak bisa kembali adalah dengan mempersenjatai psikopat di Kiev dengan MRL jarak jauh," tegas Medvedev.

Dia menambahkan, “Para pemimpin senior di Washington dan NATO harus menggunakan otak mereka yang lunak setidaknya kadang-kadang.”

Stoltenberg bersikeras NATO “bukan pihak dalam konflik,” bahkan ketika memainkan “peran kunci.”

Dia bersumpah bahwa blok itu akan mendukung Ukraina "selama yang diperlukan" untuk mengalahkan Rusia.

“Penting bagi kita semua bahwa Ukraina memenangkan pertempuran, perang melawan pasukan Rusia yang menyerang, karena jika Putin menang, itu bukan hanya kekalahan besar bagi Ukraina, tetapi itu akan menjadi kekalahan dan berbahaya bagi kita semua,” ujar dia.

Sekjen NATO juga menuduh "retorika nuklir sembrono" oleh Putin berkontribusi pada "eskalasi paling signifikan sejak dimulainya perang."

Namun, ketika ditanya apakah risiko salah perhitungan di tengah meningkatnya ketegangan dengan Rusia mendorong anggota NATO mempertimbangkan membatalkan atau memodifikasi rencana latihan nuklir blok itu pekan depan, dia berkata, “Sekarang adalah waktu yang tepat untuk bersikap tegas dan menjelaskan NATO di sana untuk melindungi dan membela semua sekutu.”
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More