WHO Setop Uji Coba Obat Malaria dan HIV untuk Pengobatan Covid-19
Minggu, 05 Juli 2020 - 08:21 WIB
JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan telah menghentikan percobaan kombinasi obat HIV, lopinavir dan ritonavir, sebagai pengobatan kombinasi untuk pasien virus Corona yang dirawat di rumah sakit. Itu dilakukan setelah hasil sementara menunjukkan obat itu menghasilkan sedikit atau tidak mengurangi angka kematian akibat Covid-19 .
Beberapa ribu pasien telah terdaftar dalam lopinavir/ritonavir dari Solidarity Trial yang dipimpin WHO serta uji coba virus Corona yang dipimpin oleh Inggris untuk obat-obatan tersebut.
Solidarity Trial dibentuk oleh WHO untuk menemukan pengobatan Covid-19 yang efektif untuk pasien. Uji coba itu dimulai dengan lima kemungkinan perawatan: perawatan standar; remdesivir; hidroklorokuin; lopinavir/ritonavir; dan lopanivir/ritonavir dikombinasikan dengan interferon.
WHO juga mengatakan bahwa mereka menghentikan penelitian pada hidroklorokuin pada studi globalnya. Badan PBB sebelumnya telah mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan obat malaria, yang telah diadvokasi oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebagai pengobatan untuk virus tersebut walaupun beberapa penelitian menunjukkan bahwa obat itu tidak memiliki manfaat.(Baca: WHO Setop Percobaan Obati Pasien Covid-19 dengan Hydroxychloroquine )
"WHO hari ini menerima rekomendasi dari Komite Pengarah Internasional Solidarity Trial untuk menghentikan percobaan hidroklorokuin dan lopinavir/ritonavir," kata WHO dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari CNBC, Minggu (5/7/2020).
Hidroklorokuin juga digunakan untuk kondisi rheumatoid seperti radang sendi. Obat itu menimbulkan optimisme di awal tahun setelah beberapa penelitian kecil menyebut jika obat malaria itu bisa membantu mengobat virus Corona.
Keputusan WHO untuk menghentikan studi hidroklorokuin dan lopinavir/ritonavir hanya berlaku untuk uji coba pada pasien virus Corona yang dirawat di rumah sakit. Keputusan ini tidak menghalangi studi tentang obat pada pasien yang tidak dirawat di rumah sakit atau sebagai pengobatan pencegahan untuk pasien sebelum dan sesudah terpapar virus Corona.
Hingga saat ini, menurut data Worldometer, virus Corona telah menginfeksi 11.378.918 manusia di seluruh dunia dengan 533.384 meninggal dan 6.433.942 berhasil disembuhkan.
Beberapa ribu pasien telah terdaftar dalam lopinavir/ritonavir dari Solidarity Trial yang dipimpin WHO serta uji coba virus Corona yang dipimpin oleh Inggris untuk obat-obatan tersebut.
Solidarity Trial dibentuk oleh WHO untuk menemukan pengobatan Covid-19 yang efektif untuk pasien. Uji coba itu dimulai dengan lima kemungkinan perawatan: perawatan standar; remdesivir; hidroklorokuin; lopinavir/ritonavir; dan lopanivir/ritonavir dikombinasikan dengan interferon.
WHO juga mengatakan bahwa mereka menghentikan penelitian pada hidroklorokuin pada studi globalnya. Badan PBB sebelumnya telah mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan obat malaria, yang telah diadvokasi oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebagai pengobatan untuk virus tersebut walaupun beberapa penelitian menunjukkan bahwa obat itu tidak memiliki manfaat.(Baca: WHO Setop Percobaan Obati Pasien Covid-19 dengan Hydroxychloroquine )
"WHO hari ini menerima rekomendasi dari Komite Pengarah Internasional Solidarity Trial untuk menghentikan percobaan hidroklorokuin dan lopinavir/ritonavir," kata WHO dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari CNBC, Minggu (5/7/2020).
Hidroklorokuin juga digunakan untuk kondisi rheumatoid seperti radang sendi. Obat itu menimbulkan optimisme di awal tahun setelah beberapa penelitian kecil menyebut jika obat malaria itu bisa membantu mengobat virus Corona.
Keputusan WHO untuk menghentikan studi hidroklorokuin dan lopinavir/ritonavir hanya berlaku untuk uji coba pada pasien virus Corona yang dirawat di rumah sakit. Keputusan ini tidak menghalangi studi tentang obat pada pasien yang tidak dirawat di rumah sakit atau sebagai pengobatan pencegahan untuk pasien sebelum dan sesudah terpapar virus Corona.
Hingga saat ini, menurut data Worldometer, virus Corona telah menginfeksi 11.378.918 manusia di seluruh dunia dengan 533.384 meninggal dan 6.433.942 berhasil disembuhkan.
(ber)
tulis komentar anda